Jika Kita mengerti tahap-tahap Seseorang akhirnya jatuh cinta, kemungkinan besar Kita bisa tahu tindakan yang apa yang sesuai dan tepat untuk dilakukan. Sehingga keseimbangan bisa benar-benar terjadi. Tidak hanya cinta yang bertepuk sebelah tangan, atau bahkan tidak pernah ada rasa cinta sama sekali.
Kita juga bisa lebih mengerti kapan saat yang tepat untuk berhenti atau terus melakukan perjuangan. Bahkan mungkin, Kita bisa memperkecil kemungkinan terjadinya pengorbanan yang sia-sia. Bahkan jika mampu, Kita bisa membuat Seseorang akhirnya benar-benar jatuh cinta terhadap Kita.
Sebelum berpikir terlalu jauh, langkah dasar adalah dengan mengenali tahap-tahap normal atau proses hingga Seseorang benar-benar jatuh cinta. Khususnya Kamu, mungkin perlu juga untuk mengetahui lebih detail tentang masalah ini.
1. Ketertarikan
Pada awalnya rasa ketertarikan antar lawan jenis menjadi dasar hingga akhirnya terjadi yang namanya jatuh cinta. Hormon feromon terlibat dalam tahap awal ini. Hormon feromon dapat menimbulkan rasa ketertarikan antara dua orang berlainan jenis dengan bekerja layaknya inisiator/pemicu dalam reaksi-reaksi kimia. Ketertarikan itu sendiri biasanya berdasarkan logika yang ada. Untuk cowok sebagai mahluk visual, penampilan dari seorang Cewek adalah daya tarik utama. Cowok bisa memutuskan atau memilih Cewek hanya karena penampilan saja.
Untuk yang bersifat umum, kekaguman atas suatu bentuk kelebihan atau keunikan menjadi penyebab lain hingga munculnya ketertarikan antar lawan jenis. Untuk sebagian besar Orang, ketertarikan antar lawan jenis ini akhirnya bisa menciptakan imajinasi sendiri. Hingga hasrat untuk berinteraksi dan lain sebagainya. Dan rasa ketertarikan antar lawan jenis itu sendiri, biasanya sering diyakini sebagai perasaan
cinta.
Jika ada pasangan yang awalnya sama-sama yakin bahwa rasa ketertarikan antar lawan jenis ini adalah rasa cinta, keduanya akan mudah cepat mengalami rasa bosan hingga merasa bahwa rasa cinta itu sudah hilang jika sudah menjalin hubungan nantinya. Padahal sebenarnya, rasa cinta itu tidak hilang akan tetapi tidak pernah ada. Hal ini bisa terjadi, disebabkan Orang yang meyakini ketertarikan antar lawan jenis sebagai cinta, enggan untuk berjuang bahkan justru memilih untuk jual mahal. Padahal belum saatnya untuk melakukan itu.
Untuk bisa melalui ini tentu dibutuhkan nilai lebih dari diri Kamu sendiri. Untuk sebagian besar Orang, ketertarikan ini tercipta dengan sendirinya. Tapi sebagiannya lagi, dibutuhkan usaha dalam masalah perbaikan diri.
2. Perkenalan
Dengan status apapun, rasa ketertarikan antar lawan jenis akhirnya berlanjut ke masalah perkenalan. Ada yang memulai perkenalan dari status teman biasa, sebagai kenalan, sahabat, gebetan, hingga ada yang langsung memiliki status pacaran. Keduanya saling mencari tahu tentang banyak hal dari masing-masing lawan jenis. Dengan cara apapun termasuk dengan mempelajari sikap dan tindakan yang dilakukan.
Jika dimulai dari status pertemanan, biasanya ada kedekatan yang melebihi teman biasa. Jika masing-masing memiliki karakter dan kualitas diri yang biasa-biasa saja, pada umumnya pertemanan tidak akan berakhir dengan cinta. Keduanya akan sama-sama kehilangan hasrat untuk mencinta, karena sebelum cinta itu terjadi, logika sudah mematikan perasaan Mereka.
Tapi jika semua itu berawal dari perkenalan hingga benar-benar pacaran sebelum rasa cinta itu ada, pada akhirnya jatuh cinta bisa benar-benar terjadi dan dirasakan. Hal ini karena keduanya bisa saling mengenal lebih cepat dan didalam status tersebut ada perjuangan dan aktivitas yang akhirnya menciptakan rasa cinta. Dalam tahap ini, hormon oxytocin berperan penting didalamnya. Hormon oxytocin adalah hormon yang memberi efek adanya keinginan untuk selalu dekat atau selalu terhubung. Hormon ini akan terus bekerja hingga mencapai tahap akhir nantinya.
3. Kesan
Setelah melewati proses perkenalan, keduanya akan sama-sama menunjukkan kesan dengan alasan dan tujuan tertentu. Untuk membuat pasangan kagum, agar pasangan bisa melakukan atau menyesuaikan diri sesuai keinginan, dan sebagainya.
Bersikap baik dan itu tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya hingga melakukan hal yang sebenarnya tidak begitu disukai. Kadang bisa melakukan hal yang sebenarnya memaksakan diri atau di luar kemampuan sebenarnya.
4. Kebutuhan
Masing-masing memiliki tujuan dalam menjalin hubungan. Masing-masing menjalani peran yang memang sudah sewajarnya. Keduanya akan saling membutuhkan dan saling memberikan kebutuhan untuk pasangan. Ini sifatnya luas sehingga tidak bisa dijelaskan secara rinci. Yang paling umum, adalah kebutuhan terkait kebersamaan. Sejenis tindakan cinta atau sejenisnya.
5. Kebiasaan
Cara pacaran dan kebiasaan yang dilakukan keduanya, otomatis menciptakan ikatan emosional yang membuat keduanya merasa nyaman. Jika begitu berarti Orang yang disakiti terus tidak merasa nyaman dan tidak akan jatuh cinta?, jawabannya tentu saja tidak demikian. Orang yang tersakiti memang sering merasakan rasa sakit dan kekecewaan, tapi didalam itu ada kenyamanan tersendiri. Dan dalam kasus seperti ini, masih ada harapan kedepan. Justru Orang yang sering tersakiti, sering sekali mudah mencapai tahap jatuh cinta lebih cepat. Karena kebiasaan dan rasa sakit didalam kebiasaan, telah menciptakan rasa nyaman tersendiri.
Akan tetapi untuk Orang yang sering tersakiti, selama terus berjalan maka pikiran logikanya akan semakin kuat. Hingga jika sudah benar-benar kuat, akan menyadari bahwa rasa nyaman didalam "penderitaan" itu hanyalah ilusi. Ketika itu terjadi, rasa cinta yang mungkin sudah pernah ada bisa saja hilang. Pada umumnya Orang meyakini hal ini sebagai batas kesabaran. Hingga bisa mengambil keputusan yang tepat sesuai pikiran logikanya.
6. Rasa nyaman
Dalam mengartikan rasa nyaman untuk setiap Orang berbeda-beda. Orang yang sudah merasa nyaman, apapun kondisi hubungannya, biasanya memiliki rasa sayang jika kehilangan. Selain itu ada ketakutan untuk beradaptasi dengan pasangan baru jika akhirnya berpisah. Sehingga sangat sulit untuk memulai hidup baru jika benar-benar harus berpisah pada akhirnya. Dengan ini akan lebih sering memilih sakit hati, merasa cemburu, bahkan di duakan daripada harus berpisah. Perjuangan dan pengorbanan lebih banyak dilakukan untuk Seseorang yang sudah mencapai tahap ini.
7. Kepemilikan
Hormon dopamine sebelumnya sebenarnya sudah terlibat, namun efek terkuat adalah pada tahap ini. Hormon dopamine memberi efek yang menciptakan rasa obsesif. Rasa kepemilikan terhadap pasangan menciptakan keinginan untuk menguasai, memiliki seutuhnya, mengatur, menjadikannya seperti yang diinginkan, dan lain sebagainya. Saat mencapai tahap ini, seseorang akan terkesan lebih menyebalkan dari sebelumnya.
Sikap dewasa yang sebelumnya sering ditunjukkan, akan hilang secara perlahan. Tidak pandang bulu, baik usia dewasa bahkan masih abg sekalipun. Pada tahap ini, akan sering muncul pemberontakan-pemberontakan. Namun saat inilah rasa cinta itu semakin kuat. Dari proses awal hingga akhir, rasa cinta sebenarnya sudah mulai muncul. Kapan pastinya tercipta tidak selalu mengalami persamaan. Untuk setiap orang memiliki perbedaan karena banyak faktor terutama kondisi dan gaya hubungan yang dijalani.
Tahap-tahap yang sudah madjongke.com sampaikan, biasanya hanya memerlukan waktu 3-4 tahun saja. Setelah itu, semua akan terjadi sesuai kebiasaan. Keduanya akan mengikuti sistem yang sebenarnya tercipta secara otomatis dari kebiasaan-kebiasaan yang sudah dilakukan sebelumnya. Saat semua tahap sudah terlewat, yang ada tinggal kasih sayang, status, kebutuhan, dan kewajiban.
Baca juga
5 Jenis Hubungan Cinta Yang Biasanya Berakhir Kandas
10 Perbedaan Benar-benar Jatuh Cinta Dengan Sekedar Cinta
Kita Yang Mencintai Disakiti, Yang Menyakiti Justru Dihargai