Banyak sekali para suami yang berjuang keras hingga akhirnya menemukan jalan yang bisa membuat hidup menjadi berubah. Karir begitu bagus dan setiap hari semakin meningkat atau usaha yang dijalani terus berkembang. Hingga akhirnya memiliki banyak uang dan bagi Orang pada umumnya menganggap, itulah kesuksesan. Namun datangnya kesuksesan tersebut, ternyata tidak berdampak pada kehidupan Rumah Tangganya. Justru semakin hari, hubungan dengan istri seperti mulai renggang.
Tepat sekali, suami justru semakin gelisah dan keinginannya juga bertambah. Mulai tergoda dengan pesona wanita lain, yang tentu saja dianggap lebih baik dari istrinya. Itulah yang akhirnya membuat Suami menjadi lupa diri. Merasa ada kemampuan hingga akhirnya memilih menjalin dengan wanita lain. Lambat laun tentu saja istri akan mengetahui hal ini, namun tidak berhenti justru suami semakin lupa diri. Hingga akhirnya keadaan seperti ini terus terjadi. Dari kasus seperti ini, keinginan dasar para istri yang merasa menjadi korban, sebenarnya hampir sama. Sebagai contohnya seperti yang madjongke.com berikan, berdasarkan pengakuan dan pengamatan pribadi.
1. Ingat saat susah
Istri mana yang tidak sakit hati ketika mengalami kejadian seperti ini. Tentunya istri punya keinginan agar suami sadar diri dan ingat seperti apa dulu, ketika belum sukses. Hidup juga apa adanya dan keinginan tidak macam-macam. Dulu bukan siapa-siapa, hanya pria biasa yang tidak terlalu menonjol. Ada wanita yang mau hidup susah dengannya, sudah merupakan suatu keberuntungan. Istri punya keinginan agar suami sadar tentang keadaan itu. (Baca juga:
12 Ciri pasangan anda punya selingkuhan)
2. Sosok yang tetap ada saat susah
Tentu saja para istri punya keinginan agar suami berpikir, sosok mana yang mau menerima Pria semacam itu apa adanya. Bersedia mempertaruhkan hidup untuk Pria yang tidak jelas masa depannya. Bersedia hidup bersama dengan Pria yang belum tentu menunjukkan kesuksesan dimasa depan. Bahkan saat itu, sosok Wanita mana yang mau menerima, menemani, juga mendukung setiap langkah suami, meskipun tidak berpikir suami akan mendapatkan kesuksesannya. Yang ada dalam pikiran saat itu, dalam keadaan apapun bersedia menemani. Jika saja tidak mendapatkan kesuksesan, setidaknya bisa bertahan hidup dengan Pria yang dicintai. (Baca juga:
4 Hal ini bisa menyadarkan suami jika suka selingkuh)
3. Bisa mengerti seperti apa sosok wanita lain yang saat ini justru diutamakan
Wanita lain memang mungkin lebih cantik, lebih seksi, atau memiliki kelebihan yang lain. Namun seharusnya suami tahu, bahwa wanita itu tidak tulus dalam mencintai, karena ketertarikan awal dan kemauan untuk hidup bersama, atas dasar harta semata. Tidak mungkin jika dalam keadaan dulu, Pria beristri bisa mendapatkan wanita seperti itu. Jangankan untuk mendapatkan, untuk kenal dekat saja belum tentu akan mendapatkan respon positif. Karena jelas, kemauan itu karena materi. Dan ini tidak menutup kemungkinan, jika saja Suami mengalami kebangkrutan, wanita idaman lain tersebut memilih untuk pergi secara perlahan. Karena bukan sosok yang diinginkan, tapi materi yang menjadi alasan utama untuk tetap bertahan. (Baca juga:
10 Alasan suami tidak pulang hingga berbulan-bulan)
4. Jadi miskin lagi itu lebih baik
Jalan sudah buntu, keinginan awal memang Suami bisa tetap setia meskipun dalam keadaan sukses. Istri juga punya hak merasakan kebahagiaan yang diiringi oleh kesuksesan suami. Istri pantas menerima setelah sekian lama ikut menjalani kehidupan yang serba kekurangan. Sayangnya setelah sukses, istri justru merasa tersakiti. Meskipun ikut merasakan dampak dari kesuksesan secara materi, tapi tetap saja itu belum cukup. Istri masih merasakan penderitaan batin karena ulah suami. Sehingga jika jalan sudah buntu dan Istri juga butuh kebahagiaan yang sebenarnya, tidak sedikit istri yang berdoa dan punya keinginan, lebih baik suami miskin lagi asal tetap setia. Itu keadaan yang lebih baik daripada merasakan materi melimpah tapi tidak merasakan kebahagiaan. (Baca juga:
5 Kondisi yang bisa bikin suami bertekuk lutut)
Untuk itu para suami, lebih baik ingat dengan siapa dulu berjuang, dengan siapa dulu susah, siapa sosok yang dulu bersedia setia meskipun keadaan memprihatinkan. Sosok tersebut cuma istri, istri pantas pendapatkan penghargaan atas perjuangannya dulu. Bukan justru, istri yang ikut berjuang tapi wanita lain yang menikmati, itu sungguh pembalasan yang sangat keji. Sayangi istri seperti ketika Dia menyayangi ketika dalam keadaan susah.