"...Saya: "Kalau begini aslinya Sampeyan menggiring opini agar Saya mengakui hal yang tidak saya lakukan, maksudnya gimana"
Polisi: "Lha polisinya itu siapa, Saya atau Kamu. Harusnya Kamu tahu kinerjanya. Sudah sekarang begini saja, Kalau Kamu jadi polisi..."
Ini adalah pengalaman penulis sendiri yang dituduh mencuri dan akhirnya diproses hingga ke kepolisian setempat. Terus terang saja keseharian Saya adalah seorang blogger full time. Jadi pekerjaan setiap hari hanya mengurus blog dan setiap bulan mendapatkan bayaran dengan jumlah yang tidak sedikit. Jelas saja dengan begitu sudah lebih dari cukup untuk membiayai hidup Saya.
Namun suatu ketika, Ada seseorang yang meminta Saya untuk membuatkan web untuk kemajuan usahanya, sebut saja namanya Tukimin (Nama samaran). Selain itu Saya juga disuruh untuk mengajari anggota Keluarga Dia hingga bisa. Saya memang tidak memasang tarif, tapi sudah Saya beri gambaran tentang jasa seperti itu. Pada awalnya semua berjalan dengan lancar. Web sudah jadi dan beberapa waktu kemudian kursus juga sudah selesai. Dia bilang gaji Saya nunggu satu bulan, Pikir Saya tidak ada salahnya.
Namun pada akhirnya Saya dipaksa secara halus untuk ikut dalam bagian marketing. Saya memegang tanggung jawab yang cukup besar. Sekedar diketahui usahanya adalah jual beli mobil bekas. Saya diiming-imingi komisi yang lumayan. Tukimin mengatakan orang sebelum Saya bisa mencapai 5 sampai 10 juta setiap bulannya. Pikir Saya boleh juga. Hingga akhirnya Saya jalani dalam satu bulan. Bulan pertama karena masih proses mempelajari cuma laku 1 unit. Gaji Saya cuma 1,5 juta.
Sedikit kecewa memang karena jasa web dan kursus tidak ada hitungan. Tapi Saya berusaha maklum, karena ada pernyataan itu lagi sepi jadi gajinya sedikit dulu. Hingga akhirnya pekerjaan terus berlanjut, bulan kedua laku hingga 10 unit lebih. Di sela bulan kedua, tibalah kejadian yang membuat Saya benar-benar merasa dipermalukan.
Dituduh mencuri
Kejadian itu terjadi pada malam hari. Selain usaha jual beli mobil, di Rumah Tukimin juga punya usaha counter pulsa. Setiap hari tidak ada serah terima uang penjualan antara karyawan dan pemilik. Hingga suatu malam Saya adalah orang terakhir yang belum tidur. Saya terakhir di Ruang tamu dan kebetulan pasti melewati tempat menaruh uang jika mau ke kamar Saya. Benar sekali, pada pagi harinya ramai karena kejadian uang hilang. Menurut pengakuan karyawannya, uang yang hilang senilai 2,7 juta ditambah uang server dengan jumlah 2,8 juta. Namun Tukimin mengaku uang yang hilang adalah 7 juta.
Pada awalnya Saya tidak terlalu memikirkan hal itu, namun sebagai bentuk menghargai Saya ikut nimbrung. Saya tidak punya pikiran buruk saat itu dan tentu saja tidak ada kecurigaan terhadap siapapun. Hingga akhirnya ketika Saya sedang bekerja, Tukimin membuat pernyataan dihadapan Orang lain dan juga Saya "Rumahku sekarang ada maling, Saya yakin ini kelakuan Orang dalam". Menyatakan itu dengan pandangan mengarah pada Saya, namun saat itu Saya tidak merasa dituduh.
Hingga akhirnya sikap Dia berubah drastis. Dia seperti menjaga jarak dengan Saya. Tentu saja Saya tidak nyaman dan Saya menyarankan agar ada tindak lanjut agar bisa diketahui siapa pencurinya. Sempat Dia menyatakan, lebih baik Saya mengaku daripada diangkat kasus menjadi lebih berat. Ya saya tidak masalah, Saya tidak mungkin mau mengakui hal yang tidak Saya lakukan. Di suruh duel pun sanggup untuk mempertahankan harga diri Saya.
Saya bukan pencuri
Terus terang saja meskipun jasa web dan kursus tidak ada hitungan, bukan alasan Saya untuk mengambil yang bukan menjadi hak saya. Jangankan mengambil uang segitu, sebelumnya Saya pernah mendapat penawaran iklan dari adpop senilai 20 juta sebulan saja Saya tidak mau. Iklan pop under tentu saja bisa memberikan citra negatif bagi blog Saya ini. Saya sampai tidak bisa ditidur ketika mempertimbangkan untuk menolak iklan tersebut.
Selain itu Saya juga pernah ada penawaran untuk menjadi marketing bisnis ilegal. Saya mendapatkan penawaran 10% dari setiap transaksi. Padahal nilainya bisa sampai puluhan juta untuk setiap transaksi, tapi Saya tetap cari aman. Dengan cara yang halal Saya masih cukup hanya dari blog Saya. Logikanya Saya tidak perlu mencuri, melakukan perbuatan yang sangat memalukan tidak perlu Saya lakukan. Karena jika memang butuh uang banyak, tinggal mengerjakan penawaran yang selama ini masih terbuka. Tapi itu tidak Saya lakukan. Lagi pula jelas sekali mencuri adalah tindakan bunuh diri dengan kondisi seperti itu.
Dijemput pihak kepolisian
Tanpa Saya duga, Saya dijemput oleh pihak kepolisian dan dijadikan sebagai tersangka. Saya melalui proses interogasi yang selalu menyudutkan Saya. Disitu Saya memperlihatkan history transaksi setiap akun Bank Saya, memberi kesaksian sesuai fakta, dan segala rangkaian pemeriksaan yang berusaha menyudutkan Saya.
Polisi jelas tidak akan menemukan apa yang Mereka cari karena Saya bukan pencurinya. Hingga akhirnya polisi kehilangan cara dan mulai mengintimidasi Saya. Polisi terus menggiring opini agar Saya mengakui, Saya pun jengkel dan dengan nada tegas saya katakan.
Saya: "Kalau begini aslinya Sampeyan menggiring opini agar Saya mengakui hal yang tidak saya lakukan, maksudnya gimana"
Polisi: "Lha polisinya itu siapa, Saya atau Kamu. Harusnya Kamu tahu kinerjanya. Sudah sekarang begini saja, Kalau Kamu jadi polisi siapa yang Kamu curigai"
Saya: "Saya tidak tahu, saya tidak mendengar kesaksian dari semuanya"
Polisi: "Kalau Kamu polisinya Kamu mau lakukan apa"
Saya: "Periksa semuanya termasuk bongkar mobil saya" (sambil menyerahkan kunci)
Polisi pun menerima kunci untuk pemeriksaan
Saya: "Tapi Saya harus ikut"
Polisi: "Tidak, Kamu disini saja"
Saya: "Saya tidak mau mengambil resiko, Saya tidak percaya teman sampeyan. Antisipasi kalau teman sampeyan memasukkan uang ke mobil Saya."
Polisi: "Ya udah, sana tidak apa-apa"
Pada awalnya polisi sempat mengira bahwa saya sudah pernah berurusan dengan polisi. Karena disitu posisinya saya tampak tenang dan tidak ada rasa takut. Tapi itu bukan karena saya pengalaman, tapi karena Saya yakin benar. Setelah rangkaian pemeriksaan, akhirnya polisi mulai menyadari bahwa sebenarnya Saya tidak bersalah. Polisi yang sebelumnya tegas akhirnya menjadi baik dengan Saya. Mulai ramah, basa basi, dan Saya minta minuman pun dicarikan.
Tidak terbukti Saya melakukan pencurian karena Saya tidak pernah melakukannya. Namun sepertinya Tukimin masih meyakini dugaannya yang jelas-jelas salah. Hingga akhirnya saya beri saran, lebih baik cari dukun atau apa untuk mengetahui pencurinya, kalau bisa dibikin sakit atau mati sekalian.
Jujur saja saya tidak berani mengundurkan diri saat itu, Saya masih menunggu ada kejelasan hingga ketemu pencuri yang sebenarnya. Namun sepertinya tidak ada tindakan lanjut.
Akhirnya
Saya sudah merasa sangat percaya diri meskipun masih berharap pencurinya bisa ketemu. Disini keadaan berbalik, Saya memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi, tapi Tukimin down sendiri. Sering salah tingkah dan tidak ada keberanian untuk ngobrol sama Saya. Jangankan minta maaf karena sudah menuduh, basa basi saja tidak ada.
Hingga akhirnya tiba Saya gajian, mobil laku 10 unit lebih namun gaji Saya tetap 1,5 juta. Jelas saja ini tidak menghargai apa yang Saya lakukan. Melalui istrinya, Tukimin menyatakan Saya untuk mengurusi bagian periklanan saja. Dengan merangkap tugas ganda saja gaji segitu apalagi cuma iklan. Tentu aja Saya memilih mengundurkan diri sekalian. Jelas saja tidak sebanding dengan gaji Saya dari internet.
Maka tidak peduli pencuri sebenarnya tidak ketemu, Saya sudah muak dengan semua itu. Yang Saya sayangkan jujur saja sangat banyak. Tapi Saya tidak mau ambil pusing, cukup diambil sebagai pelajaran. Harapan Saya cuma satu, pencurinya benar-benar ketemu agar tidak ada fitnah untuk kedepannya.