Banyak sekali cara untuk menuntut ilmu agama dan itu memang wajib hukumnya. Bagi Seorang muslim memiliki banyak alternatif pilihan untuk memperdalam ilmu agama Islam. Dari mempelajari bersama Orang Tua, guru privat, hingga masuk pondok pesantren. Yang terakhir ini yang akan Kita bahas. Karena sangat menarik untuk disimak bersama.
Kita akui banyak sekali Anak yang dimasukkan pada pondok pesantren oleh Orang Tua. Sebagian kecil karena kemauan sendiri. Dimulai dari itu maka akan menemukan banyak hal baru termasuk penderitaan didalamnya. Dan penderitaan penderitaan ini hanya akan dialami oleh Kamu yang pernah masuk pondok pesantren.
1. Pisah dari Orang Tua
Pada awalnya ini adalah merupakan suatu bentuk penderitaan, apalagi sebelumnya termasuk anak manja. Berpisah dengan Orang tua adalah hal yang cukup berat. Beberapa hari akan merasakan kerinduan dengan Orang tua. Kesulitan beradaptasi ini akan dirasakan pada awalnya saja. Setelah lama akan terbiasa sendiri. Kecuali jika sudah sejak lama terbiasa bebas dari Orang tua atau ketika di Rumah merasa seperti di neraka karena didikan Orang Tua yang sangat keras. Namun meski begitu tetap akan ada rasa rindu pada Orang tua.
2. Terkena penyakit kulit
Se Modern apapun Pondok pesantren yang dimiliki entah kenapa banyak sekali yang harus merasakan penderitaan karena memiliki penyakit kulit. Hal ini biasanya terjadi karena banyak sekali berinteraksi dengan Orang banyak yang menyebabkan penyakit kulit menyebar. Mungkin karena tidak semua santri mengerti betul cara menjaga kebersihan. Selain itu karena kurangnya gerakan untuk membuat kondisi tubuh menjadi lebih sehat dan tahan terhadap penyakit kulit yang mudah menular. Dan tentu saja karena alasan yang ada pada bagian lain dari artikel ini.
3. Mulai mengurus hal sendiri tanpa bantuan seperti biasanya
Jika dulu makan tinggal makan, tidak merasa repot harus masak lebih dulu. Tapi setelah masuk pondok pesantren harus melakukannya sendiri. Mau makan harus masak sendiri bersama santri yang lain. Itupun tidak menjamin untuk masalah rasa. Banyak sekali yang akhirnya tidak memuaskan dan tidak seperti masakan Ibu di Rumah. Penderitaan ini memang harus dialami. Tapi yakin jika sudah terbiasa maka semua akan baik-baik saja. Semakin lama justru akan merasa bahwa Rumah adalah surga yang paling indah.
4. Harus terpaksa bangun saat masih sangat nyenyak tidur
Untuk setiap pondok pesantren memiliki aturan yang berbeda-beda. Namun pada umumnya tetap mewajibkan untuk bangun malam atau lebih pagi dari kebiasaan di Rumah. Pada awalnya ini sangat berat apalagi jika belum terbiasa. Bisa dibayangkan bagaimana malasnya harus bangun ketika waktunya enak-enak tidur untuk sholat malam atau sholat subuh pada pagi hari. Namun hal itu akan menjadi kebiasaan dan akan sangat cepat jika sebelumnya sempat berlaku disiplin saat di Rumah.
5. Pada beberapa keadaan harus hidup prihatin
Terutama saat memulai masuk pondok pesantren pada usia dini, manajemen keuangan belum begitu bagus. Sehingga kadang lepas kontrol dan menggunakan lebih banyak dari yang seharusnya. Otomatis jatah dari orang tua habis sebelum waktunya. Saat itu terjadi tentu harus hidup prihatin. Untung saja masih banyak teman yang baik hati dan suka berbagi.
6. Senioritas yang sangat kuat
Hampir di semua pondok pesantren memiliki senior yang cukup keras. Dalam mengatur atau mendisiplinkan junior kadang ada yang suka bertindak kasar. Atau minimal tidak ada kekerasan tapi suka menyuruh adik tingkatnya. tidak jarang hal itu dilakukan untuk kepentingan pribadi.
7. Kewajiban untuk menghafal
Kegiatan menghafal ini sudah menjadi hal wajib. Terutama bagi yang malas akan sangat menyiksa. Apalagi dalam waktu cepat dituntut untuk menghafal surah panjang dan sangat banyak. Sebenarnya bisa namun kadang tidak fokus dan lebih banyak melakukan kegiatan lain.
8. Menahan diri untuk pacaran
Pacaran konsekuensinya sangat berat, karena bisa mendapatkan hukuman yang sangat memberikan efek jera. Sehingga mau tidak mau harus menahan diri untuk tidak pacaran. Jika memang tidak tahan hanya bisa mencuri kesempatan dan itu jelas seperti tindakan kejahatan didalam lingkungan pondok pesantren.
9. Harus menerima dampak ketika ada teman yang jorok
Namanya berkumpul Orang banyak tentu saja ada beberapa karakter Orang dalam pondok pesantren tersebut. Salah satunya pasti ada satu teman yang sifatnya jorok. Untuk fasilitas umum tidak jarang merasakan dampak dari sifat teman yang satu ini.
10. Harus antri kamar mandi
Kalau di Rumah, antri paling cuma Orang sedikit. Sedangkan di pondok pesantren harus banyak Orang. Paling menderita adalah saat ada acara mendadak dan teman lain proses mandinya cukup lama. Bisa jadi emosi sendiri karena keadaan ini.