Anak yang terlalu agresif kadang bisa membuat Anda merasa jengkel atau perasaan lain yang sejenis. Namun mau tidak mau, hal itu harus tetap dihadapi. Menghadapi anak terlalu agresif yang umumnya berusia 2-3 tahunan.
Mempunyai anak berusia antara 2-3 tahun memang kadang bisa membuat Anda pusing. Hal ini bisa terjadi karena anak yang agresif, suka memukul, menggigit, dsb. Itu bisa saja terjadi pada Anak Anda. Meskipun itu bisa dikatakan normal untuk anak karena alasan yang madjongke.com bagikan nanti, tapi ada juga tip bagi orang tua yang memiliki anak terlalu agresif.
Seperti yang madjongke.com sampaikan tadi, anak Anda agresif itu merupakan keadaan normal. Alasannya, anak pada usia 2-3 tahun bisa dikatakan sebagai usia transisi awal pada perkembangan anak. Dimana anak sedang memiliki keinginan untuk menjadi mandiri. Dilain sisi, anak belum bisa berkomunikasi secara sempurna. Akhir terhadap kedua kemampuan ini akan membuat anak melepaskan hal tersebut pada tindakan fisik seperti bertindak agresif atau sejenisnya.
Untuk itu, sebagai orang tua yang baik perlu memahami bahwa tindakan seperti itu adalah hal yang wajar selama masih dalam level tertentu. Hal itu perlu, sebab anak masih terfokus dengan istilah
AKU dan juga
MILIK AKU.
Dengan keadaan seperti ini, Anda tentu tahu dan bisa tenang dengan perilaku anak yang terlalu agresif. Itu bisa jadi selama perilaku anak tidak terlalu kelewatan. Dan karena hal ini juga, Anda bisa mengetahui batasan-batasan untuk memberi tindakan atau tidak terhadap perlakuan anak. Agar lebih mudah, silahkan baca tips madjongke.com dibawah ini.
1. Memberi peringatan dan batasan yang jelas dan bisa dimengerti anak. Ini diperlukan untuk mencegah anak terlalu kelewatan. Sekedar contoh kita (orang tua) bisa mengajarkan dua hal yang berarti tidak boleh atau boleh. Kedua hal itu harus jelas entah melalui kata-kata atau tindakan.
2. Memberikan pujian terhadap tindakannya yang menurut Anda benar juga bisa. Jangan hanya terpaku pada tindakannya yang
menjengkelkan tapi juga perhatikan tindakannya yang menyenangkan. Puji hal itu meskipun hanya menggunakan bahasa sederhana.
3. Mengajarkan tindakan Alternatif lain. Dengan begini anak akan lebih bisa meluapkan keinginannya dan Anda akan tetap tenang. Seperti misalnya kalau dia marah, tidak harus menggigit, memukul, atau hal lain. Anda bisa mengajarkan dengan berteriak, menendang bola, atau memukul boneka dengan pemberat yang bisa berdiri kembali jika ditendang.