Manusia tidak bisa luput dari kesalahan. Dalam kondisi normal hal seperti ini juga bisa terjadi. Apalagi saat kondisi sedang tidak stabil. Banyak hal bahkan kesalahan yang bisa terjadi. Begitu juga ketika proses perceraian, banyak orang yang memiliki kesalahan.
Perasaan marah, kecewa, bahkan cemas telah membuat sebagian besar orang yang menjalani perceraian tidak bisa berpikir tenang. Mereka melakukan hal yang kadang tidak perlu dilakukan.
Dari itu, madjongke.com berminat untuk berbagi, berbagi tentang kesalahan-kesalahan yang biasanya dialami oleh seseorang yang mengalami perceraian. Tidak ada niat apapun, hanya untuk menambah pengalaman dan catatan pribadi saja.
KESALAHAN-KESALAHAN SAAT PERCERAIAN
Kemarahan untuk kemarahan
Menanggapi kemarahan dengan kemarahan yang diniatkan untuk membuat pihak lain menjadi tampak salah, merupakan kesalahan pertama yang madjongke.com bahas. Dalam hal ini, emosi seseorang tidak begitu terkontrol dengan baik. Sehingga hal yang bisa memberatkan bisa saja muncul. Mudahnya, kerumitan baru telah ada karena tindakan itu.
Melibatkan Orang lain
Dalam perceraian, beberapa orang melibatkan orang baru dalam masalahnya. Misalnya saja selingkuhan atau sejenisnya. Itu bukan mempermudah tapi justru mempersulit, dan itu adalah sebuah kesalahan dalam perceraian.
Pengacara
Seperti apapun kesalahannya, seperti kita tahu bahwa pengacara tidak boleh disamakan dengan kliennya. Tapi itu tidak menjamin bahwa pengacara bisa lebih baik. Ada juga pengacara yang justru merubah perceraian baik menjadi perceraian yang buruk, bahkan perceraian terburuk. Itu tentu sebuah kesalahan jika seseorang memilih pengacara yang sudah madjongke.com jelaskan.
Tidak ada pembicaraan
Maksud dari hal ini, adalah pembicaraan antara pihak suami dengan istri. Tidak ada pembicaraan untuk saling mengerti dan mempersiapkan hal yang diperlukan. Untuk memperoleh kemudahan tentunya. Padahal, jika bisa saling mengerti antara keduanya. Perceraian akan semakin mudah. Kompromi itu diperlukan untuk memberikan kemudahan.
Lepas kendali
Dua pasangan yang akan bercerai, biasanya saling menyalahkan dan membela diri. Tidak ada yang ingin tampak salah, dan keduanya selalu ingin benar. Dan kesalahan yang sering terjadi adalah menuduh, menyatakan, atau hal berkaitan yang sangat menyakitkan pada salah satu pihak tanpa kendali. Jika itu terjadi, pembekakan bisa saja terjadi.
Menjadi pasif
Pilihan terakhir seseorang adalah diam dan menyetujui saat pasangan menyatakan ingin bercerai. Menyetujui sepenuhnya tanpa mencari tahu apa yang seharunya dilakukan. Di Dunia ini banyak sekali orang yang manipulatif. Jika melihat keadaan pihak lain yang tampak lemah, pasrah, dan tidak mengerti apa-apa. Bisa saja mereka berpikir dan memanipulasi untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Jangan sampai hal itu terjadi. Berusaha untuk tahu agar tidak ada kesalahan yang terjadi.
Anak
Beberapa orang, memberikan ancaman melalui perkataan atau tindakan untuk membuat pasangannya yakin bahwa dia tidak bisa memberikan kasih sayang pada anak. Jika itu terjadi, jangan takut atau biarkan saja begitu. Karena selama kita bisa menjadi orang tua yang baik dan bertanggung jawab, kita bisa melakukan hal itu. Melakukan hal sebagai wujud kasih sayang terhadap anak. Suami atau istri boleh saja menjadi mantan, tapi anak tidak akan bisa begitu. Selamanya. Selain itu, hasil akhir bisa saja berbeda dari yang seharusnya. Meskipun itu melalui jalur yang lain.