Mencintai dan sekaligus dicintai seseorang yang ada disekitar kita, bisa menciptakan kebahagiaan. Tapi berbeda keadaannya jika cinta bertepuk sebelah tangan. Lebih luas lagi, hanya mengalami salah satunya saja. Sulit untuk menentukan pilihan, antara mencintai dan dicintai, hanya satu pilihan.
Kadang hanya mencintai, kita bisa merasa senang. Tergantung dari diri sendiri apakah rela menderita untuk dirinya atau tidak. Begitu juga sebaliknya, hanya dicintai bisa juga membuat diri sendiri merasa senang. Tapi sangat jarang ada Orang yang seperti itu.
Dua keadaan ini, kita tentu sudah pernah mengalami keduanya, dicintai dan juga mencintai dalam waktu yang berbeda. Perasaan gelisah selalu mengiringi kedua hal itu.
Lupakan sejenak tentang hanya mencintai, kita bahas hal yang satunya yaitu hanya dicintai. Hanya dicintai seseorang dan kita tidak memiliki rasa terhadapnya. Perasaan jengkel kadang ada. Berusaha untuk menghindar umumnya dilakukan oleh kebanyakan orang. Tapi tidak menjamin, ada orang yang memanfaatkan keadaan itu untuk keuntungan saja. Bisa kita simpulkan, jika ada Orang yang mencintai kita tapi kita tidak mencintai dia, kita merasa terganggu dengan kehadiran dirinya. Serba susah memang.
Giliran hanya mencintai. Ibarat kita mencintai seseorang tapi dia tidak memiliki rasa cinta terhadap kita. Ini juga keadaan yang tidak bisa dikatakan baik (menurut penulis). Kita berusaha untuk membuatnya bisa mencintai kita kembali. Tapi itu sulit dilakukan.
Dia terkesan menghindar dan tidak merasa nyaman jika kita ada. Rasa gelisah seperti yang sudah Saya tuliskan, lebih sering ada jika kita hanya mencintai. Bahkan rasa bingung harus berbuat seperti apa, selalu ada dalam pikiran. Dan itu bagi kebanyakan orang sangat menyiksa.
Nah, dari kedua hal itu, menurut kalian lebih enak hanya dicintai atau lebih enak hanya mencintai. Kalau penulis pribadi lebih enak hanya dicintai karena kita bisa belajar untuk mencintai orang tersebut.