Kita mencintai seseorang, sangat mencintai hingga selalu ingin bertemu setiap saat. Sangat bahagia jika dia juga merasakan hal itu dan kita mengetahuinya. Pikiran kita dia adalah cinta sejati dan harapannya ingin selalu bersama dan menjalani kehidupan dengan penuh keyakinan. Apapun rela kita berikan atau kita korbankan dengan penuh ketulusan dan juga keiklhasan. Bahkan suatu hal yang belum layak sekalipun siap untuk kita berikan. Karena keyakinan adanya ketulusan cinta yang sangat kuat, keduanya memutuskan untuk memiliki hubungan yang lebih serius. Tapi setelah sekian lama menjalin hubungan, diantara keduanya bahkan keduanya merasakan perasaan yang sangat hampa.
Seolah cinta itu telah hilang, tidak merasa cocok bahkan ada keinginan untuk mengakhiri cinta yang sudah cukup lama berjalan. Padahal kenyataannya ketulusan cinta yang dulu dirasa ada itu tidak pernah ada. Perasaan yang dulu dirasakan dan dianggap ketulusan cinta, itu hanya rasa ketertarikan, rasa kagum, atau bahkan hanya nafsu saja, hampir tidak ada cinta yang tulus.
Cinta itu membutuhkan waktu. Perlu membangun sedikit-sedikit dan terus memupuk yang sudah dirasakan. Meskipun pada awalnya hanya rasa ketertarikan, kagum, atau nafsu, bisa menjadi cinta yang tulus jika perasaan awal yang dianggap cinta itu terus dipupuk dan dijaga.
Kesimpulannya cinta yang tulus adalah cinta yang tercipta karena ada usaha dari keduanya untuk terus mempertahankan rasa yang sudah ada dan terus meningkatkannya. Sementara cinta yang tidak tulus hanya terlihat pada awalnya saja dan setelah itu cinta terasa berkurang atau hilang. Tapi itu tidak menutup kemungkinan adanya
cinta tulus dari awal. Mulai mencinta, bersama, dan seterusnya selalu merasakan cinta terhadap kekasihnya.
Dengan bersikap baik, saling menghargai, menjaga hati, dsb seperti yang sudah banyak madjongke.com berikan sebelumnya, bisa menciptakan cinta yang tulus. Tapi yang lebih penting keduanya bisa melakukan itu. Jika hanya salah satu sepertinya cinta yang tulus hanya sebelah pihak dan itu sulit menciptakan kebahagiaan cinta dalam arti yang sesungguhnya. Cinta itu tulus jika "mencintai meskipun" bukan "mencintai karena".