Bagi yang beberapa kali menjalani hubungan cinta dalam kehidupannya, kebanyakan justru bisa jatuh cinta sangat dalam pada Orang yang sering menyakitinya. Orang yang bisa setia terhadap kita, kadang kita sering tidak bisa merasakan apalagi mensyukuri kesetiaannya tersebut. Pada awalnya memang bisa memberikan kenyamanan tapi semakin lama justru hal itu membuat kita merasa hambar. Hal ini berbeda sekali dengan pasangan yang sering menyakiti bahkan sering membuat kita merasa galau. Seolah-olah pasangan yang sering membuat galau tersebut memiliki sesuatu yang membuat kita tidak bisa jika terlalu lama jauh dari dirinya.
Kadang kita merasa heran dengan keadaan seperti ini. Orang yang jarang bahkan tidak pernah membuat kita sakit hati justru kurang berkesan dan lebih berkesan Orang yang sering mengecewakan bahkan
menyakiti kita. Tapi kebanyakan orang justru mengalami keadaan seperti ini. Adakah alasan?. Tentu saja ada kenapa Orang-orang lebih bisa mencintai Orang dengan sangat dalam padahal Orang itu sering menyakiti hati mereka. Dari madjongke.com, inilah alasan atau penyebab kebanyakan Orang justru jatuh cinta pada Orang yang menyakitinya.
1. Kebanyakan Orang bisa mencintai Orang yang sering menyakitinya karena rasa takut kesepian. Kebanyakan Orang menganggap hal ini sebagai rasa takut kehilangan padahal sebenarnya bukan itu. Jadi sebenarnya perasaan takut kehilangan itu atas dasar rasa takut kesepian. Berbeda jika tidak merasa takut kesepian yang disebabkan bisa dengan mudah menarik perhatian atau mudah mencari pengganti. Tapi perlu dijelaskan, tidak mudah dalam mencari pengganti bukan berarti karena tidak menarik. Mungkin saja kita tidak mudah menyukai orang baru atau Orang-orang yang memiliki potensi menyukai kita menganggap diri mereka tidak layak dengan kita yang dianggap lebih tinggi.
Kembali ke topik, jadi sesering apapun pasangan menyakiti jika kita merasa takut kesepian jika dia hilang dari kehidupan maka akan membuat kita terus menghargai bahkan memaafkan kesalahan yang dia lakukan. Itu tetap kita lakukan meskipun sering merasa galau yang berlebihan. Dan karena itu juga, saat kita mendapat kebaikan darinya, kita merasa kebaikan itu sangat istimewa. Padahal aslinya sama saja dengan yang lainnya. Bisa diibaratkan jika menjalani puasa. Makanan untuk berbuka akan lebih nikmat dibanding makanan yang sering kita santap setiap harinya meskipun itu adalah makanan yang sama. Bisa dimengerti kan?.
2. Bukan hanya karena hal itu saja, akan lebih kuat jika didukung oleh kelebihan dirinya yang membuat kita merasakan kalau dia itu istimewa, Jarang ditemui pada Orang lainnya, atau mungkin sebenarnya kelebihan itu ada pada banyak Orang tapi kesempatan kita untuk memiliki Orang lain yang seperti dia belum tentu ada. Kalaupun bisa kesempatan itu sangat kecil dan sulit untuk diwujudkan. Misalnya saja karena penampilan, prestasinya yang membuat kita bangga, atau lainnya yang intinya hal itu menjadi nilai lebih dan kita menjadikan itu sebagai tolak ukur dalam memberikan penilaian juga perasaan.
Sekedar contoh kalau kita sering menilai dan membanggakan Orang lain dari segi fisik, jika penampilan fisiknya menarik maka kita bisa dan berani memutuskan untuk
mencintainya. Setelah masuk, semakin menarik atau semakin tinggi tingkat kelebihan dalam penampilan fisik maka semakin besar juga kita bisa mencintainya. Lebih menarik lagi maka kita bisa sangat mencintainya dan jika penampilannya mendekati sempurna menurut kita maka kita tidak akan kuat terlalu lama jauh darinya bahkan rela melakukan apa saja demi tetap berada disisinya. Termasuk rela terus disakiti, merasa galau, bahkan menangis demi menjaga sosok dirinya agar tetap ada disamping kita. Itu jika kita menilai kalau fisik adalah yang utama. Untuk yang lain bisa kamu pikirkan sendiri. Entah itu karena kebersamaan kalian, apa yang sudah kalian lakukan, latar belakang, atau apa saja yang penting itu menjadi tolak ukur diri kamu dalam memberikan penilaian juga perasaan terhadapnya.
Jadi semua ini sebenarnya hanya pikiran kita saja. Kita kurang berkesan dengan Orang yang jarang bahkan tidak pernah menyakiti hati kita karena kita merasa tenang dan tidak ada pikiran akan kehilangan dirinya. Jadi tanpa tindakan cinta kita tetap bisa memilikinya. Kebanyakan orang tidak bersyukur bahkan ada yang justru
ngelunjak dan memiliki persepsi bahwa dirinya sangat dibutuhkan. Saat hilang memiliki keyakinan bisa mendapatkan yang lebih baik padahal belum tentu.
Percaya atau tidak, saat kita memiliki pasangan yang sering menyakiti maka kita akan merindukan sosok yang
seperti dulu juga merindukan keadaan yang lalu. Saat itu terjadi kita hanya bisa berharap pasangan yang sering menyakiti itu bisa berubah dan menjadi sosok yang sudah kita rindukan atau setidaknya mendekati. Jadi jika saat ini memiliki pasangan yang bisa memberikan ketenangan, jangan sia-siakan dirinya dan jangan kamu tinggalkan dirinya meski sudah mengalami titik bosan. Suatu saat kamu akan merindukan orang seperti dia yang belum tentu bisa didapatkan.