Hal-hal yang bisa menghancurkan Suami secara perlahan tidak selalu yang sifatnya disengaja. Berawal dari keadaan kemudian jadi kebiasaan yang terus Anda lakukan, bisa juga turut berperan dalam hancurnya Suami serta Rumah tangga Anda sendiri. Memang pada awalnya itu bukan sebuah masalah, tapi lama-lama tanpa disadari oleh Anda bahkan Suami juga, ternyata memberi dampak buruk untuk jangka panjang.
Atas dasar hal yang pasti bukan sekedar asal-asalan, inilah hal yang tidak Anda sadari bisa menghancurkan Suami perlahan dan pada akhirnya bisa membuatnya berubah kemudian kemungkinan terburuk bisa merusak Rumah Tangga Anda sendiri.
Melebihi batas kemampuan
Melebihi batas kemampuan dalam kehidupan. Hal ini biasanya sering terjadi jika Suami begitu baik dan perhatian dengan Istri. Apa yang diinginkan Istri kebanyakan akan dituruti oleh Suami. Semakin sering menjadi kebiasaan dan sayangnya hal itu melebihi batas yang seharusnya. Atau bisa juga hasil kerja Suami yang sepenuhnya diserahkan pada Sang Istri namun Istri terlalu boros dan menghambur-hamburkan hasil kerja
Suami semaunya sendiri. Ini sangat buruk, meskipun Suami tidak mempermasalahkan hal tersebut, Anda sebagai seorang Istri harus pintar berhemat atau setidaknya menggunakan sesuai kebutuhan dan juga sesuaikan dengan kemampuan.
Keluhan yang tiada hentinya
Setiap Orang punya masalah, begitu juga Anda punya masalah di Rumah dan Suami juga punya masalah di Tempat kerja, terlepas dari masalah Kalian berdua. Kadang saat di Rumah, banyak hal yang membuat Anda merasa berat, sakit hati, bahkan tidak merasa mampu seperti Orang lain. Jangan mengeluh terus menerus akan hal itu pada Suami, terutama saat Dia pulang bekerja. Akan lebih baik, jika Anda berusaha memikirkan solusi untuk setiap hal yang pantasnya Anda keluhkan. Jika memang tidak mampu, mintalah bantuan Suami saat keadaan benar-benar tenang.
Tuntutan yang berat
Mungkin tetangga sudah bisa membeli mobil baru, atau setidaknya motor keluaran terbaru. Jika itu sudah terjadi dan Anda memiliki keinginan yang sama, jangan menuntut Suami untuk segera bisa melakukan hal yang sama. Lihatlah keadaan, jika Suami menuruti tuntutan Anda, apa saja yang akan dikorbankan untuk itu. Mulailah berpikir pada hal yang penting terlebih dahulu.
Tidak menjadikan Suami sebagai prioritas utama
Sering bagi Istri, lebih mementingkan teman, tetangga, saudara, bahkan hal lain seperti pekerjaan atau lainnya. Kemudian karena itu suami tidak begitu diperhatikan. Jika ini terjadi, Suami akan merasa bukan seseorang yang penting. Jadi alangkah baiknya jika Suami juga diperhatikan. Cara paling sederhana adalah menyiapkan makanan atau minuman dengan senyum yang penuh ketulusan.
Madjongke punya cerita seru tentang hal ini. Seorang Suami lelah sehari bekerja dan memberikan hasilnya untuk Istri tercinta, saat pulang sang Suami tidak mendapati kopi kesukaannya yang diberikan Istri dengan senyuman dan ketulusan. Kalaupun ada, kadang kopi tersebut sudah dingin karena sudah dari tadi tersedia di meja. Pada hari berikutnya, Suami jarang lagi pulang lebih awal karena memilih
ngopi diluar rumah. Pelayanan sangat ramah, kopi disediakan dalam kondisi panas, dan yang pasti hanya cukup membayar sesuai harga. Kalau begini Anda akan bisa membandingkan Suami lebih memilih mana. Bayangkan jika itu membuat Suami ketagihan dan terus berburu kopi di tempat-tempat terbaik dan kebetulan pada suatu saat penjualnya cantik, menggoda, bohai, dan ada rasa ketertarikan diantara keduanya... ngeri.