Dalam masalah asmara atau cinta, sering sekali hal itu mampu membuat cara berpikir Kita berubah. Bahkan mampu meruntuhkan prinsip yang sudah Kita pegang sejak lama. Atau bisa juga menciptakan cara berpikir yang baru. Dari itu tidak semuanya baik, sebagian justru memberi dampak buruk bahkan menyiksa.
Mengumpulkan dari yang sudah terjadi, cara berpikir yang mampu menciptakan siksaan tersendiri bagi diri sendiri.
Keyakinan yang mendorong untuk mencari bukti atas dugaan saja
Memiliki rasa curiga yang sangat berlebihan sehingga menciptakan keyakinan bahwa pasangan selingkuh. Anehnya lagi, kejujuran pasangan dilihat dari aktivitas jelas hingga penjelasan yang meyakinkan, tidak mampu meruntuhkan keyakinan tersebut. Jadi jika Kita memiliki cara berpikir seperti ini, Kita justru berusaha mencari bukti bahwa pasangan benar-benar selingkuh. Dari hati kecil Kita berharap mendapatkan bukti kalau pasangan itu sebenarnya selingkuh. Itu tetap akan terasa, meskipun sebenarnya Kita tidak inginkan hal itu terjadi. Tapi daripada mencegah, Kita lebih fokus untuk membuktikan bahwa pasangan sudah selingkuh.
Berhubungan dengan koneksi
Berhubungan dengan koneksi maksudnya adalah, komunikasi yang dilakukan terus menerus dengan cara apapun. Jarak bukan masalah dan waktu adalah yang utama. Jadi hampir setiap saat selalu berusaha terhubung. Kalimat basa basi yang monoton, kehabisan topik, atau menciptakan salah persepsi adalah masalah yang sering dihadapi.
Cara berpikir seperti ini akan menyiksa jika Kamu miliki. Rasa bosan akan lebih cepat terasa, pertengkaran hanya karena salah paham, sudah tidak ada lagi topik menarik, hilangnya rasa penasaran dsb akan membuat Dia merasa tidak nyaman sebelum waktunya. Padahal Kamu yang memiliki cara berpikir seperti ini, masih berharap semua ini terus berjalan.
Fisik adalah kelebihan dan harga mati
Bagi Kalian yang merasa memiliki penampilan fisik "sempurna", biasanya sudah menganggap bahwa penampilan itu aset paling berharga dan layak untuk mendapatkan balasan dalam bentuk perjuangan yang setimpal. Sehingga tidak sedikit pada akhirnya, banyak Orang yang merasa sempurna, lebih suka bersikap pasif dan jual mahal. Cara berpikir seperti ini, tentu pada akhirnya akan menyiksa diri sendiri. Apalagi selama proses awal, pasangan memaksakan diri untuk menjadi seperti Orang lain. Saat sudah merasa aman, tentu nanti akan berubah. Berubah menjadi diri yang sebenarnya. Fisik "sempurna" bukanlah alasan untuk berhenti berjuang. Cinta itu sama-sama berjuang, bukan hanya berdiam diri dan ingin menjadi pihak yang diperjuangkan saja.
Hubungan self-expression
Secara tidak sadar, sebenarnya terlalu tunduk pada pasangan. Akan tetapi pada dasarnya tidak bisa mengekspresikan diri sendiri. Dalam keyakinan diri, yang ada hanyalah keinginan untuk menjadi sempurna di mata pasangan. Sehingga apa yang diinginkan pasangan, berusaha untuk dituruti. Ini bisa menyiksa karena pada akhirnya mampu membuat pasangan tidak tahu diri, selalu ingin lebih (ngelunjak), menganggap Kamu tidak berharga, dan tentunya tidak merasa takut kehilangan.
Ukuran cinta dari masa lalu
Pada masa lalu, Kamu pernah memiliki pasangan yang selalu ada untuk Kamu, apapun yang Kamu minta selalu diberikan, bahkan siapapun yang salah Dia pasti meminta maaf duluan. Karena dasar ini akhirnya Kamu berpikir bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk mengukur rasa cinta seseorang. Hingga detik ini, Orang yang tidak melakukan semua itu Kamu anggap tidak cinta terhadap Kamu. Kamu tidak menganggap setiap Orang tidak bisa memiliki keadaan yang sama. Lebih banyak lagi, cara menilai diri sendiri, keadaan diri, dan dari cara berpikir, Kamu menganggap setiap Orang yang mencintai Kamu itu sama. Ini akan menyiksa jika terus berlanjut. Kamu akan selalu merasa kurang hanya karena cara berpikir Kamu sendiri. Dan yang pasti, Kamu akan selalu berharap. Tidak sadar bahwa cara mengekspresikan cinta tidak harus selalu sama.
Dia hanya butuh Kamu
Cara berpikir yang menganggap bahwa Dia hanya butuh Kamu dalam aktivitasnya. Sehingga Kamu akan berusaha menjauhkan Orang-orang dari kehidupan Dia. Baik dengan cara menuntut, atau dengan cara mengancam. Kamu seperti merasa Dia harus sepenuhnya menghabiskan waktu untuk Kamu. Hingga pada akhirnya saat Dia menghabiskan waktu bersama Keluarga, teman, atau sahabat, Kamu merasa tidak dianggap penting oleh Dia. Hanya karena merasa tidak menjadi prioritas utama, akhirnya Kamu merasa tersiksa sendiri.
Baca juga: 3 Cara Dangkal Cowok Dalam Berpikir.