Karena tuntutan hidup yang terus meningkat, ditambah lagi dengan kurangnya lapangan pekerjaan yang layak, akhirnya memaksa Seseorang untuk memilih menjadi wirausaha. Berusaha menciptakan produk atau layanan yang belum ada atau mungkin cuma sekedar ikut-ikutan yang sudah ada.
Kebanyakan dari Mereka, tidak banyak berpikir dalam memilih usaha. Mereka hanya merasa yakin bisa dan pada akhirnya menjadikan kesuksesan wirausahawan lain sebagai patokan. Atau Mereka sebenarnya sudah merasa banyak berpikir dan melakukan pertimbangan, tapi kemampuan maksimal tersebut sebenarnya masih banyak hal yang belum diketahui. Sehingga pada akhirnya menjadikan diri terlalu optimis dan berpikir monoton. Dan hanya bisa berpikir maju jika usaha yang dijalani mengalami kendala atau kegagalan, itupun jika bisa mengambil pelajaran, jika tidak tentu selamanya akan berjalan seperti cara berpikir sebelumnya.
Untuk itu bagi Teman-teman yang baru memulai sebuah usaha, sebaiknya perhatikan dulu hal-hal penting dibawah ini dari madjongke.com, berdasarkan pengalaman pribadi dan juga pengamatan dilingkungan sekitar. Dan yang pasti dari masukan teman-teman wirausahawan lain yang sudah berhasil mencapai kesuksesan.
Hal Penting Dan Harus diperhatikan Ketika Baru Memulai Usaha
1.
Jangan pernah puas untuk masalah kualitas pelayanan. Ini sering sekali menjadi masalah bahkan faktor penyebab turunnya kinerja sebuah usaha. Jika terus menerus, tidak menutup kemungkinan ini adalah penyebab matinya sebuah usaha. Jadi jangan pernah merasa puas dengan pelayanan yang sudah ada. Apalagi punya prinsip, begini saja sudah jalan dan untung besar berkala. Ini sangat buruk untuk jangka panjang. Kualitas pelayanan harus segera ditingkatkan sebaik mungkin. Jangan hanya karena konsumen, pelanggan, dsb sudah terlihat sangat membutuhkan, akhirnya bersikap jual mahal dan merasa dibutuhkan.
2.
Persaingan juga harus diperhatikan. Jangan pernah menganggap remeh masalah persaingan, meskipun sepertinya tidak ada yang bisa meniru, tapi jika suatu saat mencapai puncak jaya pasti memunculkan keinginan pihak lain untuk meniru jejak. Tidak menutup kemungkinan juga pada akhirnya menjadi pesaing berat yang lebih memiliki produk atau layanan lebih baik, strategi yang lebih bagus, bahkan modal yang lebih besar. Lebih berbahaya lagi jika pesaing pada akhirnya melakukan juga persaingan tidak sehat dimana selain meningkatkan produk atau layanan yang dimiliki, menggunakan strategi juga untuk mematikan
usaha rival yang dianggap berbahaya.
3.
Keuntungan juga menjadi hal penting untuk diperhatikan. Jangan pernah sekali berpikir keuntungan besar tapi melakukan pekerjaan yang lebih ringan. Apalagi dibalik keuntungan tersebut, menciptakan kekecewaan dari pihak konsumen atau pelanggan. Dalam usaha, yang perlu diperhatikan adalah keuntungan jangka panjang. Jangan hanya karena sifat serakah, berpikir untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya. Lebih baik sedikit tapi terus berlanjut. Jika ingin keuntungan besar gunakan faktor perkalian. Akan lebih baik untung 100.000 dari 20 Orang daripada untung 100.000 dari 10 Orang. Karena dari 20 orang yang memberikan keuntungan 100.000 saja, mampu menarik konsumen atau pelanggan yang lebih banyak lagi, dan itu akan dibahas pada bagian berikutnya.
4.
Strategi promosi harus diutamakan. Bagaimana cara agar efektif dan efisien. Dan strategi promosi yang paling baik adalah bagaimana agar konsumen atau pelanggan kembali lagi, mereferensikan usaha Kita pada Orang lain, dan tidak ada pikiran untuk pindah ke lain hati. Bisa dengan memberikan bonus, kualitas atau pelayanan yang baik, dan tentu harga yang tidak terlalu tinggi.
5.
Pembukuan keuangan juga perlu. Keluar dan masuk juga harus diperhitungkan. Jangan sampai mengambil setengah lebih dari keuntungan untuk masalah konsumsi pribadi. Harus ada anggaran untuk peningkatan usaha yang dijalani. Jangan sampai terbuai untuk menjalani usaha baru jika usaha yang saat ini masih dijalani belum benar-benar stabil. Apalagi modal untuk usaha lain diambil dari total keuntungan atau bahkan modal dari usaha yang sudah berjalan.
6.
Dana dari hutang untuk peningkatan sebaiknya jangan di adakan dalam keadaan buru-buru. Saat melihat peluang, pelajari terlebih dahulu dalam kondisi netral. Jangan berpikir ketika obsesi mendapat keuntungan sedang menguasai diri. Pikirkan segala resiko buruk dan jangan merasa tahu jika belum paham betul. Jika ada Pengusaha sukses mengatakan, harus optimis dan yakin, kalau tidak mencoba Kita tidak akan tahu. Itu tidak salah apalagi yang mengatakan hal itu sudah sukses. Tapi ada baiknya mempelajari dahulu dan apakah bisa Kita mengatasi keadaan jika setelah itu memberikan hasil yang buruk. Jadi menurut madjongke.com sendiri, optimis itu perlu tapi juga perlu langkah antisipasi jika saja ada sesuatu yang buruk.
7.
Tetap sederhana dan jangan terlalu memaksakan diri memiliki sesuatu yang belum saatnya dimiliki. Kita sering sekali terbuai untuk memiliki sesuatu yang belum saatnya dimiliki. Jika Kita memiliki pemasukan selain dari usaha yang sedang ditekuni, tidak masalah. Tapi jika itu sumber pemasukan satu-satunya, sebaiknya jangan dulu. Jangan terbuai oleh gaya hidup mewah ala Orang sukses. Apalagi tergiur dengan penawaran kredit dari pihak tertentu. Pikirkan resiko buruk jika ingin melakukan itu. Ingat, segala hal bisa terjadi meskipun kemungkinannya sangat kecil.
8.
Jangan malu untuk melakukan hal kecil. Ini sering menjadi penyakit Seseorang yang merasa usahanya sudah berjalan dengan baik dan merasa usahanya cukup memberikan hasil yang membanggakan. Ini otomatis akan menjadikan diri malu untuk melakukan hal kecil dan sederhana untuk Orang lain bahkan diri sendiri. Dan kebanyakan Orang yang memiliki cara berpikir seperti ini, ketika usahanya turun atau bahkan bangkrut, merasa malu jika kembali bekerja atau memulai usaha yang dianggap remeh. Sehingga lebih memilih untuk berdiam diri tanpa pemasukan daripada melakukan hal kecil tapi menghasilkan.
9.
Biaya penyusutan. Pernahkah terpikir tentang biaya penyusutan?. Biaya penyusutan untuk prasarana dalam menjalankan usaha. Misalkan saja mesin, kendaraan, dsb yang digunakan untuk mendukung jalannya usaha. Suatu saat itu bisa rusak dan perlu untuk membeli yang baru. Anggaran satu ini bisa dimasukan dalam biaya penyusutan. Anggap saja mesin dengan harga 10 juta dan harga jual kembali untuk 5 tahun kedepan mengalami penurunan setiap tahunnya. Padahal mesin tersebut semakin lama kinerjanya akan semakin menurun, agar kinerja meningkat atau setidaknya bertahan harus diganti baru, dan jika tidak ada anggaran untuk itu, suatu saat akan mengalami kesulitan sendiri. Bukan hanya produksi yang menurun, error, atau lain sebagainya, tapi juga bisa menimbulkan kekecewaan dari pelanggan yang lama-lama bisa menyebabkan hilangnya pelanggan dan itu besar kemungkinan menimbulkan kebangkrutan.
10.
Biaya cadangan juga perlu dipersiapkan. Apapun usaha yang dijalani, pasti ada kemungkinan meskipun kecil bisa mati total karena suatu kejadian. Kebakaran, bencana alam, korban kejahatan, dan lain sebagainya. Sehingga biaya cadangan itu diperlukan jika suatu saat mengalami kemungkinan terburuk.
Dari artikel diatas, bisa Kita buat kesimpulan bahwa Kita harus lebih memikirkan keuntungan jangka panjang daripada keuntungan sesaat. Dan yang pasti pikirkan segala kemungkinan buruk. Bukan untuk menjadikan diri Kita pesimis tapi untuk menyiapkan langkah antisipasi jika kemungkinan buruk itu sampai terjadi.
Baca juga: 16 Perbedaan Lucu Wirausahawan Dengan Pekerja Tanggung