Madjongke.com ~ Bukti jadi Ibu Rumah Tangga itu sangat berat - Para Suami yang biasanya menjadi tulang punggung Keluarga, tidak sedikit yang menganggap remeh tugas Seorang Istri. Khususnya Istri yang mengisi posisi sebagai Ibu Rumah Tangga. Sangat banyak, para Pria yang sekaligus sebagai Suami tidak menghargai apa yang sudah dilakukan oleh Istri ketika ditinggal kerja. Bahkan ada juga yang mengabaikan tanggung jawabnya sebagai Seorang Suami hanya karena Istri dianggap bukan Orang berkualitas atau setidaknya sudah dianggap membosankan. Dari dasar itu banyak Pria yang menyia-nyiakan Istri bahkan menganggap Istri tidak becus dalam mengurus Rumah Tangga. Padahal, hanya dengan menjadi Ibu Rumah Tangga saja, sebenarnya Wanita sudah menanggung beban berat. Jika kurang yakin, berikut bukti-buktinya.
1. Istri sudah menjadi kewajibannya untuk melayani Suami. Kadang saat Istri merasa lelah, harus tetap menjalankan rutinitas yang menjadi kewajibannya dalam melayani Suami. Ini tidak cukup berat, tapi jika ditambah hal lainnya maka para Pria akan tahu sendiri.
2. Ibu Rumah Tangga harus multi fungsi. Bisa melakukan segala hal dalam satu waktu atau kesempatan. Mencuci, bersih-bersih, masak, dan kegiatan lain yang tidak mungkin ditinggalkan.
3. Ketika memiliki anak, setelah bertaruh nyawa ketika melahirkan dan menanggung beban selama 9 bulan lebih ketika mengandung, Istri juga harus memiliki waktu ekstra. Tenaga sudah habis karena sumber nutrisi bayi berasal dari Ibu. Ditambah lagi aktivitas natural dari si bayi, tidak lain yang mengurusi juga sang Ibu. Bahkan saat malam ketika tidur nyenyak, pada suatu ketika bayi ngompol, lapar, BAB, dan lain sebagainya, pasti akan mengganggu sang Ibu ketika tidur lelap. Saat malam tiba, waktu yang seharusnya digunakan untuk istirahat, mau tidak mau harus merangkap jadi satpam yang khusus menjaga si buah hati. Ini sangat sulit, padahal jika pihak Suami yang dibebankan atas tugas ini, belum tentu mampu secara maksimal. Paling banter hanya meringankan. Bahkan, sangat banyak yang tidak ingin memberi kontribusi sedikitpun dalam mengurus si buah hati.
4. Dari pagi hingga siang, Wanita sebagai Ibu Rumah Tangga jarang memiliki waktu istirahat. Ada saja tugas Rumah yang perlu diselesaikan. Jika Wanita mampu melihat semua hal, segalanya bisa jadi tugas yang harus diselesaikan.
5. Apalagi jika tinggal bersama Mertua yang tidak tau di untung. Pekerjaan dianggap Mertua tidak ada benarnya. Benar 10 kali salah sekali saja bisa jadi masalah. Apalagi ketika ingin istirahat, istirahat beberapa jam saja bisa di cap sebagai pemalas bahkan jadi bahan omongan dengan tetangga.
6. Selain dari itu, Istri atau Ibu Rumah tangga juga berpikir keras dengan anggaran belanja yang diberikan oleh Suami. Jika kurang kontrol, Suami bisa-bisa yang rugi sendiri. Bukan masalah jika uang belanja yang diberikan banyak sisa, tapi jika pas-pasan, Istri harus pintar dalam mengatur keuangan. Itupun masih banyak yang di ragukan kebenarannya. Uang yang menurut Suami sudah cukup, ketika dibelanjakan tidak memiliki arti apa-apa. Mungkin sepele tapi jika dalam jumlah banyak dan segala hal sudah bisa dikatakan habis, uang banyak bisa ludes hanya untuk kebutuhan dapur saja, lainnya?.
7. Ketika anak sudah cukup besar, kesabaran Wanita sebagai Ibu Rumah tangga benar-benar di uji. Anak seperti apapun pasti melelahkan. Lari kesana kemari, rewel, dan sikap wajar yang dialami oleh anak-anak. Belum lagi jika harus belanja mengajak anak, anak minta ini itu. Jika uang yang diberikan pas-pasan, bukan tidak mungkin Istri harus menanggung malu karena keinginan anak tidak terturuti di depan Orang banyak. Dan secara tidak langsung, itu bisa membuat Suami malu juga, jika merasa.
8. Pada usia dini, anak ibarat kertas kosong. Wanita sebagai Ibu Rumah tangga, harus benar-benar cerdas dalam mendidik Anak. Karakter anak terbangun dari cara mendidik Ibunya. Jadi jika ketika para Suami pulang kemudian anak memberi salam atau sejenisnya, itu adalah hasil jerih payah dari sang Ibu.
9. Pada Usia dini, anak pada dasarnya sulit untuk menghormati Ibunya. Apalagi dalam mendidik ada perlakuan yang sifatnya memanjakan. Ini menjadi ujian tersendiri bagi sang Ibu. Harus benar-benar siap banyak mengalah dengan sang Anak.
10. Dibalik aktivitasnya yang padat, Wanita sebagai Ibu Rumah tangga jarang yang mengeluh. Mereka benar-benar bisa menerima keadaan itu. Jika sudah jadi kebiasaan, mengetahui fakta tentang kebutuhan pokok yang sudah tercukupi saja sudah merasa senang.
Pada dasarnya, Wanita yang mengisi posisi sebagai Ibu Rumah tangga itu sudah sangat hebat. Dia bisa menjadi siapa saja. Menjadi pembantu, guru, kekasih, perawat, manager, dll secara bersamaan dalam satu waktu. Dan tidak ada aturan jam didalamnya. Semua dilalui hampir sehari semalam. Dan jika semua itu di kalkulasi, akan sangat banyak gaji yang seharusnya Dia terima. Padahal kalaupun ada uang sisa dari pemberian Suami untuk kebutuhan, itu dikarenakan Istri yang pintar dalam mengaturnya.
Jadi untuk para Suami, lebih hargai, cintai, dan sayangi Istri. Dia sudah banyak berjuang untuk kehidupan Keluarga. Itu sudah sangat hebat apalagi jika Istri sampai mau membantu meringankan tanggung jawab Suami dalam masalah keuangan. Madjongke akui, baru sadar bahwa Wanita itu benar-benar hebat. Bagi yang merasa tidak yakin bahwa jadi Ibu Rumah tangga itu berat, boleh sekali-sekali tukar posisi, sepertinya sangat jarang ada Suami yang mampu.