Karena ada suatu masalah atau sikap yang akhirnya membuat salah satu memutuskan untuk mengakhiri hubungan, dan kemudian pihak satunya menyetujui perpisahan tersebut, sering sekali kedua belah pihak merasa menjadi pihak yang tersakiti.
Dia merasa Kamu adalah pihak yang menyakiti, begitu juga Kamu yang merasa tersakiti oleh tindakan Dia atau sikap Dia. Jadi jika sampai terjadi perdebatan lanjutan, Dia akan menyalahkan Kamu atas dasar pemikiran Dia begitu juga dengan Kamu.
Jadi jika ada pihak yang menjadi penengah dan bersikap netral, akan sulit membedakan mana yang sebenarnya menjadi pihak yang tersakiti. Hal ini terjadi sebenarnya memiliki alasan yang jelas, karena adanya sebab akibat.
Entah siapa yang memulai, tentunya ada tindakan atau sikap yang membuat salah satu merasa kecewa bahkan sakit hati. Setelah itu, pihak yang merasa kecewa secara otomatis mengambil tindakan atau sekedar sikap yang membuat pihak satunya merasa disakiti juga.
Untuk memudahkan, Cowok melakukan tindakan atau sikap yang membuat kecewa cewek karena hal itu dianggap sebagai kesalahan. Akan tetapi Cowok tidak merasa melakukan kesalahan karena bisa saja hal itu terjadi karena salah paham. Karena merasa kecewa atau sakit hati, Cewek otomatis menunjukkan sikap negatif pada Cowoknya. Dari itu, Cowok merasa tersakiti oleh Ceweknya.
Dan karena terjadi perdebatan yang intinya saling membela diri dan saling menyalahkan, keduanya sama-sama merasa benar dan merasa menjadi pihak yang tersakiti. Padahal pihak yang lebih dulu merasa tersakiti sebenarnya hanya menunjukkan sikap atau melakukan tindakan sebagai dampak dari rasa kecewa atau sakit hatinya.
Maka dari itu, untuk hubungan yang lebih baik sangat perlu adanya keterbukaan, tidak munafik, dan tentu saja sadar dengan posisi masing-masing. Jangan hanya karena pasangan terlihat begitu sangat mencintai kemudian bersikap seenaknya sendiri.
Hal yang perlu diingat, tidak semua hal yang Kamu anggap benar juga dianggap benar oleh Pasangan. Sebaliknya, hal yang dianggap benar oleh Pasangan belum tentu benar menurut Kamu. Semua itu bisa terjadi hanya sekedar salah paham. Jadi lagi-lagi, kuncinya adalah komunikasi.
Kamu tidak tahu betul apa yang Dia rasakan karena Kamu tidak akan pernah bisa hidup dalam posisinya. Dan Dia juga begitu, tidak bisa tahu betul apa yang Kamu rasakan karena Dia tidak akan pernah bisa hidup dalam posisi Kamu.