Kamu memiliki Pasangan dan Dia pernah menunjukkan sikap penyabar, mau mengerti, dan tentu saja bisa menghargai apa yang Kamu lakukan. Dia dengan senang hati menerima apa yang Kamu sampaikan dan itu membuat Kamu merasa tenang. Dengan sikapnya tersebut, Cinta Kamu terhadapnya semakin besar. Setiap ada masalah, tentu akan selesai dengan baik oleh keputusan yang bijaksana. Dia banyak tersenyum dan setiap kebersamaan selalu ada kebahagiaan.
Tapi semua itu tinggal kenangan, kini Dia gampang sekali marah-marah. Apa yang Kamu lakukan atau sekedar sampaikan, sulit untuk Dia terima. Bahkan kadang, Dia sulit untuk percaya dengan ucapan Kamu. Apapun niat Kamu, Dia lebih sering menanggapi secara negatif. Bahkan niat baik, lebih sering menciptakan salah paham dan Dia terkesan membelokkan niat baik menjadi buruk sehingga Dia pantas untuk marah sama Kamu.
Ini tentu bisa saja terjadi karena sebab dasar dan itu tidak selalu 100% karena Kamu. Jadi ada penyebab lain yang menjadi kemungkinan terhadap mudahnya Pasangan sering marah. Sering marah karena alasan apapun, termasuk masalah yang sangat kecil juga mampu membuatnya marah besar.
Penyebab dasar hingga Dia bisa seperti itu adalah karena cara berpikirnya. Dan itu masih dibagi menjadi banyak kemungkinan.
Yang pertama, Dia menganggap Kamu tidak pantas untuk bersanding dengan Dia. Dia menganggap Kamu lebih payah dan dianggap tidak layak untuk mendapatkan perlakuan istimewa. Dia selalu melihat kekurangan Kamu dan membandingkan dengan kelebihan yang Dia miliki. Jadi, kelebihan Dia dijadikan tolak ukur dalam menentukan kualitas diri. Jika Dia merasa rupawan dan Kamu jelek (maaf cuma umpama), maka Dia akan menganggap penampilan fisik sebagai tolak ukur.
Yang kedua, Dia meyakini dugaan sebagai sesuatu yang benar dan itu membuat kecewa. Jadi Dia melihat tanda-tanda yang menunjukkan Kamu melakukan hal yang tidak Dia inginkan. Pembelaan seperti apapun, penjelasan yang sesuai fakta dari Kamu, bahkan bukti yang menunjukkan bahwa Kamu tidak melakukan hal yang aneh-aneh, tidak bisa membuat Dia percaya. Dia tetap yakin bahwa dugaannya adalah sesuatu yang sangat benar. Dampaknya, Dia tidak akan lagi bisa menghargai kejujuran Kamu. Dia akan mudah curiga dan apapun aktivitas Kamu diluar pengawasannya, akan selalu dikaitkan tentang hal yang tidak Dia sukai. Dan seperti yang sudah dijelaskan, Dia akan selalu yakin bahwa dugaannya adalah fakta sebenarnya.
Yang ketiga, Dia sebenarnya membandingkan Kamu dengan sosok Orang lain yang Dia anggap lebih layak untuk Dirinya. Baik itu karena Dia ada kedekatan dengan Orang yang Dia anggap lebih baik ataupun tidak, yang pasti Dia membandingkan kualitas diri Kamu dengan Orang lain yang Dia anggap lebih baik. Dia merasa kecewa karena Kamu tidak bisa seperti Orang lain yang Dia anggap lebih baik.
Yang keempat, Dia sebenarnya memiliki keinginan tapi Dia tidak mau menyampaikannya. Sehingga Dia akan merasa kesal jika Kamu tidak bisa seperti yang Dia inginkan. Jadi selama Kamu tidak bisa menjadi seperti yang Dia inginkan, Dia akan sangat mudah marah meskipun Kamu sudah berusaha memberikan atau menjadi yang terbaik. Jika karena alasan ini, Kamu akan sulit menemukan jalan keluar. Dia ingin Kamu seperti "ini", tapi tidak mengatakan kalau Kamu harus seperti "ini". Dia hanya akan marah jika Kamu tidak bisa seperti "ini".