Saat Kamu mengetahui kalau Pasangan Kamu selingkuh, sangat marah dan kecewa karena fakta tersebut. Apalagi perselingkuhan Dia ternyata dilakukan dengan Orang yang Kamu kenal bahkan Orang yang sangat dekat dengan Kamu. Karena rasa kecewa dan marah, pantas jika Kamu kemudian menyalahkan Dia karena sudah selingkuh dari Kamu. Dia memang bersalah dengan hal itu sehingga Kamu pantas untuk memberikan dampak buruk dari apa yang sudah Dia lakukan.
Tapi jika sudah terjadi, ada baiknya Kamu tidak 100% menyalahkan Dia. Kamu harus melihat fakta sebelumnya yang menjadi pemicu Dia untuk memilih selingkuh. Jika ini belum terjadi, baik juga dipelajari sebagai langkah antisipasi.
Sikap Kamu terhadapnya
Karena Kamu merasa Dia sangat membutuhkan Kamu, Kamu mulai bersikap seenaknya terhadap Dia. Kamu menunjukkan sikap negatif bahkan menunjukkan sikap munafik karena tujuan tertentu. Awalnya Dia bisa mengalah, tapi bisa dipastikan suatu saat Dia merasa bosan dengan sikap Kamu yang seperti itu. Hingga akhirnya Dia merasa muak dan memilih untuk selingkuh demi menyalurkan hasrat Dia terhadap Kamu. Hasrat terhadap Kamu yang tidak tersalurkan dengan baik karena sikap Kamu terhadapnya.
Merasa tidak dihargai
Dia sudah merasa berjuang dan melakukan banyak hal hanya untuk membuat Kamu senang atau tersenyum. Tapi karena Kamu meremehkan atau menganggap biasa terhadap perjuangan yang Dia lakukan, akhirnya Dia merasa tidak dihargai. Dan sekali saja Dia merasa sangat dihargai oleh Orang lain, maka keinginan untuk meneruskan dengan Orang yang bisa menghargai Dia sangat besar.
Sebagai contoh ketika Dia membawakan makanan untuk Kamu dan itu berlangsung cukup lama. Akhirnya Kamu merasa biasa saja dan terkesan apa yang Dia lakukan tidak berarti, dan kemudian Dia membawakan makanan untuk Orang lain tapi kemudian mendapatkan apresiasi yang sangat baik. Hanya sebagai kiasan dan selanjutnya Kamu bisa memperkirakan apa yang Dia rasakan.
Meyakini sebuah dugaan
Dia merasa yakin bahwa dugaan buruk tentang Kamu itu benar adanya. Jadi Dia berpikir negatif tentang diri Kamu tapi tidak ada bukti yang menunjukkan Kamu melakukan itu. Tapi karena didukung oleh keadaan, Dia akhirnya yakin karena pemikiran sendiri bahwa Kamu sudah melakukan hal negatif.
Misalnya saja Dia curiga Kamu selingkuh. Karena Dia akhirnya meyakini dugaan itu sebagai sesuatu yang nyata, akhirnya Dia memutuskan untuk selingkuh juga. Dalam pikiran Dia balas dendam padahal dalam fakta Dia adalah yang memulai masalah.
Selalu dianggap salah
Dia sudah melakukan hal benar dan melakukan semua hal agar Kamu benar-benar tahu bahwa Dia itu selalu dijalan yang benar. Tapi apapun langkah Dia, Kamu ternyata tetap selalu menyalahkan Dia dengan alasan tertentu. Ada saja alasan yang Kamu gunakan agar tindakan yang Dia lakukan itu menjadi salah. Jadi apa yang Dia lakukan itu salah, karena pemikiran Kamu sendiri.
Seperti contoh, Kamu meminta Dia untuk tidak mengganggu Kamu. Karena menurut Kamu menghubungi Kamu terus menerus itu salah. Tapi saat Dia lama tidak memberi kabar, Kamu akhirnya juga merasa kecewa dan akhirnya menganggap Dia salah karena hal itu.