Sangat banyak Wanita yang dalam kehidupannya mendapatkan kemudahan. Karena kemudahan itu pada akhirnya membuat Mereka terlena dan melupakan nasib Orang lain yang tidak lebih beruntung darinya. Bahkan karena kemudahan itu, pada akhirnya menunjukkan sisi negatif dalam dirinya dan itu bisa menyakiti hati Orang lain. Dan berikut ini contoh kemudahan yang mampu membuat Wanita terlena dan kemudian bisa menyakiti hati Orang lain.
1. Kemudahan dalam membuat Laki-laki jatuh cinta, sering sekali membuat Wanita menganggap Kekasihnya perlu untuk berjuang lebih keras dari yang seharusnya. Merasa tidak begitu butuh pasangan karena yakin bisa mendatangkan Laki-laki lain yang setara bahkan lebih baik.
2. Kemudahan dalam mendapatkan jodoh sering sekali membuat Wanita terlena dan lupa bahwa masih ada Orang lain yang tidak beruntung seperti dirinya. Dengan niat apapun pada akhirnya membicarakan Orang lain yang dalam usia sewajarnya sudah sepantasnya mendapatkan jodoh, tapi pada faktanya belum bertemu dengan jodohnya.
3. Memiliki Suami yang baik, tidak suka macam-macam, perhatian, dan bertanggung jawab kemudian melupakan banyak hal tentang perbaikan diri. Melupakan pentingnya meningkatkan kualitas diri dan merasa dengan keadaan yang ada sudah cukup bahkan lebih bagi Suami. Bahkan justru menganggap remeh
Wanita lain yang dalam kehidupannya memiliki Pasangan yang tidak seperti Pasangannya. Tentunya dengan mudah menjadikan pasangan lain yang hubungannya sering bermasalah sebagai bahan omongan.
4. Mengalami kehamilan yang mudah, lancar, hingga persalinan normal sering juga membuat Wanita merasa hebat. Dan setelahnya memandang sebelah mata atau mencemooh Wanita yang sulit hamil, hamil penuh resiko, persalinan caesar, dan sebagainya. Dan kadang kala menggunakan kata yang menyakitkan hati seperti mandul, manja, dan sebagainya.
5. Kondisi ekonomi yang bagus sering sekali merasa derajatnya lebih tinggi. Bahkan kadang menganggap Suami dari wanita-wanita lainnya sebagai Suami yang payah. Atau bahkan menganggap Wanita yang lain sebagai wanita pemalas jika kondisi ekonomi yang bagus tersebut tercipta karena ada kontribusi dari Dirinya.
6. Keadaan Rumah Tangga yang baik, jarang terdengar pertengkaran, dan merasakan kedamaian dalam rumah tangga, sering sekali membuat Wanita dengan mudahnya mengeluarkan kalimat bercanda kepada Orang lain yang memiliki status janda tanpa memikirkan perasaan dan kesedihan Wanita yang sedang berada di posisi tersebut.
7. Suami yang punya banyak waktu luang, selalu hadir di tengah keluarga, dan sangat jarang pergi dari Rumah, membuatnya mudah berpikir buruk terhadap Wanita yang jauh dari Suami. Bahkan tidak jarang menciptakan dugaan yang belum tentu kepastiannya.
8. Hubungan dengan Mertua yang baik, Mertua yang penyayang, sering sekali membuat Wanita merasa menjadi Wanita yang hebat, berbakti pada mertua, dan menjadi sosok mantu idaman. Dan dengan mudahnya menghakimi Wanita lain yang memiliki hubungan buruk dengan mertua dengan kata menyakitkan seperti mantu durhaka, tidak tahu terima kasih, atau tidak tahu diri.
9. Anak yang mudah diatur, pintar, sehat, penuh aktivitas, dan penurut, sering sekali membuat Wanita meremehkan Wanita lain yang memiliki anak bandel, bodoh, sakit-sakitan, dan sebagainya.
10. Rajin ibadah, merasa tidak berbuat dosa, banyak beramal kemudian menganggap diri sendiri paling alim dan menjauhi Orang-orang yang dianggap penuh dosa. Bahkan memiliki pemikiran buruk terhadap Mereka yang dianggap sering berbuat dosa. Meyakini bahwa Orang-orang yang dianggap berdosa pasti akan masuk neraka.
11. Pengetahuan yang lebih, pendidikan yang lebih tinggi, serta kemampuan yang mumpuni sering sekali membuatnya merasa paling bisa, paling benar, dan tidak mudah menerima masukan dari Orang lain meskipun itu benar. Membuanya enggan untuk belajar dari Orang yang dianggap lebih rendah darinya.
12. Latar belakang Keluarga yang baik, dianggap memiliki derajat yang lebih tinggi, sering sekali menjadikan Dia merasa perlu untuk dihormati. Dan kemudian merasa tidak perlu untuk lebih menghormati Orang lain yang dianggap dari latar belakang keluarga biasa atau memiliki derajat yang jauh dibawahnya.