Pernah tidak, Kalian terpikir tentang kehidupan di masa tua nanti. Sepertinya jarang yang berpikir sampai sejauh itu. Jangankan hingga masa tua, kehidupan 5 tahun lagi saja belum tentu terpikir sekarang. Yang ada, saat ini masih menikmati kesenangan dalam usia muda. Atau mungkin justru sekarang lagi galau karena tidak laku-laku atau terus tersakiti. Hehehe.
Lupakan sejenak tentang kebahagiaan Kamu sekarang atau mungkin penderitaan Kamu saat ini. Kita melihat dulu masa depan. Tepatnya masa mendatang ketika Kita sudah tua nanti. Berikut ini kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa tua Kita.
1. Anak cucu dan Kita bernasib sama. Penguasaan terhadap tambang dan berdirinya perusahaan besar yang dikuasai elite global di Negara Kita, ditambah lagi banyaknya tenaga asing yang masuk, membuat anak cucu Kita kesulitan mendapatkan pekerjaan. Dalam proses seleksi begitu ketat dan harus memiliki pengetahuan serta skill yang jauh diatas rata-rata. Dibawah itu, anak cucu Kita tidak akan mendapatkan pekerjaan. Banyaknya pengangguran membuat banyak Orang memilih wirausaha. Tapi karena banyaknya wirausaha akhirnya persaingan sangat kuat. Modal sebesar apapun akan sangat mudah hancur oleh persaingan.
Anak cucu Kita akan mengalami kondisi tersulit. Krisis melanda dan akhirnya tidak mampu untuk merawat Kita di usia tua. Jangankan untuk mengurusi Kita, untuk mengurusi diri sendiri saja susah. Hingga akhirnya Kita harus hidup dalam kemandirian di usia tua. Tabungan sudah banyak terpakai, warisan yang sudah Kita berikan tentu tidak akan bisa diambil kembali. Justru bisa saja semua sudah habis untuk menutup kebutuhan yang ada. Mau tidak mau, Kita harus bekerja keras dengan hasil yang tidak seberapa untuk bertahan hidup. Lemah harus berusaha kuat, sakit harus ditahan, karena jika tidak begitu, diri Kita tidak akan dipergunakan untuk bekerja kembali. Jika Kita memilih wirausaha, modal besar keuntungan kecil. Jika ada kebutuhan tidak terduga, sudah pasti akan mengikis modal Kita. Itu akan membuat usaha Kita semakin kecil. Masa pensiun akhirnya terpaksa dihabiskan dengan bekerja untuk bertahan hidup.
2. Hidup sendiri. Kita punya anak cucu dan Mereka memiliki kehidupan sendiri. Karena tuntutan pekerjaan atau keadaan, membuat Mereka tinggal jauh. Kita di
masa tua akan hidup sendiri karena pasangan Kita sudah meninggal lebih dulu. Sehari-hari hanya mengharapkan adanya kebersamaan dalam Keluarga lagi, tapi itu tidak mungkin. Dan Kita hanya bisa berbaur dan menyesuaikan diri dengan tetangga atau siapapun yang kesehariannya terlibat dalam kehidupan Kita. Ini bisa terjadi jika dalam masalah pekerjaan anak dituntut tinggal jauh dari Kita. Anak-anak Kita tidak memiliki kemampuan cukup untuk memenuhi kebutuhan dengan pekerjaan yang ada disekitar Kita. Atau Anak-anak Kita tidak bisa menciptakan usaha yang bisa dijalankan di Rumah.
3. Ikut anak cucu tapi korban perasaan. Masih ada anak yang tinggal bersama Kita, dari segi materi sudah bisa dikatakan cukup. Tapi anak begitu keras dan sering mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan. Apapun yang Kita lakukan bahkan sekedar saran untuk Mereka, selalu dianggap salah. Kita tahu ini ada perbedaan dalam pola pikir, tapi rasanya sulit untuk menyesuaikan diri dengan pola pikir Mereka. Ini bisa terjadi jika Kita kurang sabar dalam mendidik anak. Kurangnya pendidikan moral, penerapan pendidikan yang salah, dan bisa juga karena kurangnya pendidikan rohani atau agama.
4. Berakhir di panti jompo. Kita dianggap merepotkan. Anak cucu ada tapi tidak sanggup mengurus Kita karena alasan kesibukan. Sehingga Mereka lebih memilih untuk menempatkan Kita di panti jompo. Rasanya tidak masalah, tapi Kita sebenarnya selalu rindu dengan Mereka. Hingga akhirnya, Kita hanya bisa menerima itu dan berusaha menyesuaikan diri serta menganggap Orang-orang di panti jompo adalah Keluarga Kita.
5. Hanya bisa berbaring. Kita hanya bisa berbaring dan tidak bisa berbuat apa-apa. Kita tidak tahu lagi siapa yang merawat Kita. Ini bisa saja terjadi jika dari sekarang Kita mengabaikan gaya hidup sehat. Kita terlalu terbuai dengan kesenangan dan kemudahan yang ada sekarang.
6. Hidup bersama anak cucu dan dirawat dengan baik. Anak-anak sudah mapan dan cukup untuk urusan materi. Mereka begitu memperhatikan Kita dan mampu merawat dengan baik penuh kasih sayang. Ini membahagiakan, dan hanya bisa terjadi jika Kita benar dan tepat dalam mendidik anak. Karena perjuangan Kita ketika anak-anak masih kecil, pada akhirnya menjadikan anak yang baik dan penuh kasih sayang ketika kita di usia tua nanti.
7. Tidak laku atau jadi janda/duda seumur hidup tanpa anak. Menjadi jomblo terus menerus karena tidak laku-laku sehingga membuat Kita tidak memiliki anak. Atau bisa juga berhasil menikah kemudian tidak memiliki anak hingga akhirnya ditinggal pergi atau ditinggal mati pasangan. Jika begini, garis keturunan Kita lenyap dan tidak ada lagi cerita tentang Kita jika Kita bukan Orang penting yang akan dikenang. Ngeri ya.
Itu dulu kemungkinan yang akan terjadi dimasa tua Kita nanti. Masih banyak lagi kemungkinan lain dan tentu saja tidak akan selesai jika ditulis disini. Intinya, seperti apapun kondisi Kita di masa tua nanti, itu adalah hasil dari apa yang Kita lakukan dan Kita perjuangkan dimasa lalu.