Cewek diam saja dan tidak lagi menanggapi cowoknya. Cewek merasa kalau cowoknya tidak bisa mengetahui secara detail apa yang sebenarnya diinginkan ceweknya. Karena rasa kecewa yang dipendam akhirnya menciptakan kekesalan sendiri. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika Cowok bisa sedikit lebih mengerti dan tidak harus dijelaskan berulang kali untuk bisa mengerti.
Cewek merasa, jadi cowok tidak harus seperti gong yang hanya berbunyi setelah dipukul. Kekesalan dan sikap diam itu tidak akan menimbulkan pertengkaran andai saja Cowok bisa lebih peka. Tapi bagi Cowok ternyata berbeda. Cowok merasa ceweknya menunjukkan sikap biasa sehingga akan dianggap tidak ada masalah apa-apa. Meski begitu cowok juga merasa dan sadar ketika cewek menunjukkan sikap seperti sebuah teka teki. Sayangnya, cowok tidak bisa menerjemahkan teka teki tersebut.
Bagi Cowok, pemahaman terhadap keinginan Cewek adalah sesuatu yang sangat rumit. Ketika Cewek ingin Cowoknya peka, dilain sisi Cowok ingin Ceweknya lebih terbuka dan apa adanya. Cowok ingin ceweknya bisa berterus terang jika ada sesuatu. Namun perbedaan pola pikir seperti ini, akhirnya menciptakan perbedaan pendapat.
Ketika peristiwa semacam ini terjadi, keduanya akan merasa benar. Cewek merasa benar karena tidak sepantasnya selalu berterus terang terhadap apa yang diinginkan. Sedangkan
Cowok merasa benar karena teka teki yang ditunjukkan terlalu sulit. Bukan hanya jawaban yang tidak dimengerti tapi teka teki tersebut juga tidak tersampaikan dengan baik. Yang ada dalam pikiran Cowok, ceweknya tidak apa-apa.
Cewek yang merasa kecewa karena cowoknya tidak bisa mengerti, hanya bisa memendam perasaan tersebut kemudian akhirnya menciptakan rasa kesal. Kesal kemudian mengekspresikan dengan sikap. Cowok baru sadar akan hal itu kemudian balik merasa kesal karena merasa tidak berbuat salah tapi menjadi korban kekesalan.
Setelahnya akan terjadi pertarungan argumen. Masing-masing mengungkapkan pendapat berdasarkan sudut pandang masing-masing. Jika dilihat dari penjelasan diatas, tentu saja keduanya tidak akan sepaham. Keduanya merasa benar dan tidak ada yang merasa salah. Atas dasar kekesalan yang dirasakan oleh masing-masing pihak, nada tinggi dan keras akhirnya menciptakan pertengkaran.
Dalam hal ini, emosi semakin dibakar. Kekesalan yang sejak awal dirasakan akan semakin terasa menjengkelkan oleh argumen yang disampaikan masing-masing pihak. Tidak akan ada yang untung dalam pertengkaran atas dasar sudut pandang. Yang ada hanya rusaknya hubungan yang ada. Apalagi pertengkaran karena hal ini terus berlanjut hingga ke episode episode berikutnya.
Sampai disini saja, ada jawaban terkait pertanyaan siapa yang salah?, Cowok atau cewek?. Jawabannya jelas yang salah adalah cara berpikir mereka berdua. Cewek kesal karena pikirannya sendiri, dan Cowok juga kesal karena merasa tidak salah tapi mendapatkan efek dari kekesalan cewek. Meskipun ada sisi positif dari hal itu, tapi tetap dampak buruknya lebih banyak.
Jika saja keduanya bisa melihat suatu masalah secara obyektif, tentu tidak akan terjadi perdebatan yang tidak ada gunanya. Keduanya bisa saling memahami dan tidak perlu lagi yang namanya kode kode. Cewek mengungkapkan, cowok berusaha untuk bisa menuruti. Sebaliknya, Cowok mengungkapkan, Cewek berusaha menuruti.
Dan yang lebih baik lagi, Cewek atau cowok sama-sama melihat keadaan pasangannya apakah mampu menuruti permintaan yang diajukan atau tidak. Kalau dibuatkan percakapan, mungkin akan jadi seperti ini.
Cowok: Sayang, besok kalau ketemu Andi jangan senyum-senyum lagi ya.
Cewek: Iya sayang, maaf yang Aku kira Kamu tidak masalah sama hal itu.
Atau
Cewek: Sayang, belikan hair dryer kalau nanti ada uang lebih ya.
Cowok: Iya sayang, besok Aku gajian. Kalau lupa ingatkan ya.
Besoknya...
Cewek: Sayang, mana katanya mau belikan hair dryer. Kan sudah gajian.
Cowok: O iya lupa. Tak berangkat dulu beli hair dryer. Ikut tidak?.
Seandainya tidak seperti itu dan tetap mempermasalahkan istilah peka, mungkin akan seperti dibawah ini.
Cewek: Sayang, belikan hair dryer kalau nanti ada uang lebih ya.
Cowok: Iya sayang, besok Aku gajian. Kalau lupa ingatkan ya.
Besok lusanya...
Cowok: Sayang makan yuk
Cewek: Males
Cowok: Tumben
Cewek: Makan saja sendiri, atau sana makan sama teman Kamu yang lain.
Cowok: Kamu kenapa sih, kok gitu sama Aku.
Cewek: Gpp
Cowok: Aku salah apa...???? jelasin.
Cewek: Pikir saja sendiri.
Cowok: Maksud Kamu apa sih, sudah bosan .. bla bla bla
Cewek: Kamu kali yang bosan, dasar cowok gak peka. bla bla bla.
Dan akhirnya terjadi perang Dunia ke 3.
Padahal mungkin saja cowoknya benar-benar lupa. Jika saja cewek mau mengingatkan mungkin akan berbeda ceritanya. Nah, mulai saat ini. Ada baiknya bisa melihat masalah secara obyektif. Bagi Cewek jangan menuntut Cowok untuk selalu peka. Untuk Cowok, mungkin cewek Kamu butuh sedikit kelebihan masalah perhatian. Istilahnya biasakan untuk terbiasa jemput bola. Buat cewek kalau cowoknya sudah berusaha, jangan dibuat sulit ya. Jangan terlalu gengsi untuk mengungkapkan.