Pada awalnya berjalan seperti biasa, masing-masing bisa memberikan pertanyaan secara bergantian. Ada beberapa basa basi dan keduanya terkesan bisa saling menghargai. Namun setelah hubungan berjalan cukup lama, saat chatting perlahan berubah seperti sebuah wawancara. Ada pihak yang terus memberikan pertanyaan entah itu serius atau basa basi, kemudian pihak satunya hanya menjawab pertanyaan dengan jawaban yang dianggap perlu saja.
Kadang saat
chatting sama pacar, satu pihak yang memberikan pertanyaan terus menerus, tidak selalu mendapatkan jawaban seperti yang diinginkan. Bahkan sering sekali harus mengulang pertanyaan yang sama demi mendapatkan jawaban yang diinginkan.
Ketika dalam keadaan seperti ini, pihak yang memberi pertanyaan terkesan tidak ada harga dirinya, sedangkan pihak yang menjawab juga tidak begitu ada hasrat yang besar untuk menjawab apalagi memberikan pertanyaan juga untuk membuat keadaan tidak terlalu kaku dan membosankan.
Jika ini terjadi terus menerus, pihak yang selalu memberikan pertanyaan akan ada masanya merasa bosan. Sebelum itu terjadi, pihak yang selalu bertanya akan mulai kehabisan ide atau topik untuk dijadikan bahan obrolan. Karena disini, Dia dituntut untuk selalu kreatif. Saat dalam keadaan tidak bisa berpikir, si pemberi pertanyaan mulai malas untuk mengirim pesan pada pacarnya. Merasa kalau usahanya selama ini gagal dan tidak pernah mendapatkan tanggapan yang positif.
Kadang terjadi konflik batik bagi pihak yang selalu memberi pertanyaan. Saat kehabisan ide karena terlalu fokus dengan tanggapan pacarnya, ada keinginan untuk tidak menghubungi atau memberi kabar pacarnya. Tapi dilain sisi, kadang ada rasa khawatir jika dianggap sudah tidak sayang, tidak cinta, atau ada yang lain.
Sehingga bagi pihak yang selalu memberi pertanyaan, merasa serba salah. Menghubungi salah, tidak menghubungi juga salah. Kalau dipaksa menghubungi pada akhirnya sama saja seperti wawancara. Kalau tidak menghubungi tentu saja keadaan akan menjadi lebih parah.
Dari pihak yang selalu menjawab pertanyaan, biasanya hanya sekedar menunggu. Dalam pikiran memang sudah tidak begitu punya hasrat yang tinggi untuk menghubungi dulu apalagi bertanya. Dalam pikiran, tidak dihubungi juga bukan masalah yang besar, siapa juga yang butuh.
Pihak yang selalu menjawab, merasa pertanyaan yang diberikan hanya basa basi dan sekedar omong kosong. Tidak ada hal yang berarti dan sepertinya terkesan membosankan. Apalagi saat-saat yang digunakan untuk menghubungi, hanya terjadi ketika mood si pemberi pertanyaan sedang bagus. Kemudian diartikan bahwa hal itu adalah saat dimana sedang membutuhkan. Sehingga bagi pihak yang selalu menjawab pertanyaan, merasa pacarnya hanya menghubungi saat butuh saja.
Semakin lama, frekuensi komunikasi keduanya akan mulai jarang terjadi. Padahal bagi Orang sekarang, komunikasi dengan bantuan media elektronik sudah menjadi suatu bentuk kebutuhan. Pada akhirnya bagi yang merasa kurang perhatian, akan berusaha mendapatkan perhatian dari Orang lain karena merasa tidak diperhatikan oleh pasangannya.
Sampai disini saja, sudah bisa terlihat kesalahannya. Kesalahannya terletak dari cara berpikir keduanya. Bagi pihak yang selalu berusaha menghubungi dan memberi pertanyaan, masih bisa dikatakan ada usaha untuk memperbaiki hubungan. Tapi bagi yang hanya terus-terusan menjawab pertanyaan, biasanya sudah kalah oleh hasrat dalam dirinya. Sudah tidak ada lagi tantangan untuk menjaga hubungan, karena merasa pacarnya yang perlu berjuang.
Pihak yang selalu menjawab pertanyaan berpikir, jika saja pacar lebih bisa kreatif untuk membuat suasana lebih asyik, mungkin keadaan tidak jadi begini.
Sedangkan pihak yang selalu memulai dan memberi pertanyaan berpikir, seandainya pacar bisa lebih respect dalam menanggapi pertanyaan yang diberikan, mungkin keadaan tidak berakhir seperti ini. Apalagi sampai mau sesekali bertanya kabar atau setidaknya memberi sedikit perhatian.
Si pemberi pertanyaan: Kepo, pertanyaan banyak fokus tentang pacar, sering bercerita sendiri meskipun tidak ditanya, berusaha menciptakan suasana yang asyik meski sering gagal, jumlah kata yang dikirim lebih banyak daripada yang diterima.
Si penjawab: Tidak mau tahu urusan pacarnya, malas-malasan saat memberi jawaban, tidak bercerita jika tidak ditanya, tidak merasa asyik saat chatting apapun yang dilakukan pacar, dan tentu saja jumlah kata yang diterima lebih banyak daripada yang dikirimkan.
Baca juga: Sering Chatting Sama Pacar, Pasti Alami 15 Hal Ini