Kita sering sekali dipertemukan dengan berbagai urusan dan berbagai masalah, dimana Kita harus menyelesaikan hal tersebut dengan sebaik-baiknya. Tentu saja perlu adanya kerja sama dari kedua belah pihak sehingga akan segera selesai dengan sebaik-baiknya.
Namun sering sekali satu pihak justru mempersulit karena merasa tidak butuh. Sedangkan pihak yang butuh berusaha keras untuk menyelesaikan dengan baik. Saat meminta kerja sama yang baik justru mendapatkan jawaban "Siapa yang butuh". Dimana lagi sikap saling menghargai, apakah sudah tidak ada?.
Belum lagi masalah hutang piutang. Ketika meminjam, pihak peminjam datang dengan sikap yang baik. Berkelakuan baik agar mendapatkan pinjaman seperti keinginannya. Kesepakatan terjadi dalam kurun waktu tertentu akan dikembalikan. Tapi setelah itu, Orang yang meminjami justru pergi mencari, menagih, bahkan seperti pengemis untuk uang sendiri.
Orang yang dipinjami tidak ada upaya sedikit menghargai, bahkan tidak ada usaha untuk segera melunasi hutang-hutangnya. Kenapa tidak seperti ketika meminjam dulu, mengembalikan juga begitu. Datang dengan baik-baik dan mengembalikan uangnya disertai ucapan terima kasih. Lagi-lagi ada istilah "Siapa yang butuh".
Ada contoh lain, tentang hubungan cinta. Satunya berjuang satunya lagi hanya diam bahkan terkesan mempersulit perjuangan yang dilakukan pihak lainnya. Saat diminta kerja sama agar hubungan bisa lebih baik, lagi-lagi menggunakan prinsip "Siapa yang butuh".
Apakah hal seperti ini sudah menjadi tradisi dalam masyarakat Kita. Hanya karena merasa tidak butuh akhirnya mempersulit jalan orang lain, padahal awal mula terjadi karena diri Kita sendiri.
Menawarkan kerja sama setelah disanggupi justru dipersulit. Setelah berhasil membuat konsumen ketergantungan, justru semakin dipersulit. Pinjam uang Orang lain, giliran seharusnya membayar justru menghindar karena merasa tidak butuh. Apalagi tidak mau berjuang dan tidak menghargai Orang yang berjuang karena merasa tidak lebih butuh.
Apakah sudah benar-benar tidak ada sikap saling menghargai. Apakah sudah tidak ada rasa peduli terhadap Orang yang membutuhkan. Dimana hati nurani Kita?. Bukankah sudah menjadi kewajiban Kita untuk membantu Orang lain yang membutuhkan. Tidak harus selalu melakukan hal untuk kepentingan Kita terus menerus. Ada saatnya Kita memikirkan Orang lain, membantu Orang lain. Karena pada keadaan tertentu kita juga sering mendapatkan keringanan dari tindakan Orang lain. Apakah ini sulit?.