Menilai kepribadian cowok untuk mengambil keputusan masalah hubungan, merupakan suatu tindakan yang perlu untuk proses seleksi. Terutama jika menyangkut pada masalah kehidupan jangka panjang. Namun sayangnya, sering sekali banyak cewek yang menilai secara sepihak dan langsung memutuskan pilihan karena hasrat sesaat. Bisa dikatakan saat mengambil kesimpulan dilakukan secara subjektif.
Agar tidak salah dalam menilai, cewek harus benar-benar tahu cara tepat untuk melalui proses seleksi. Tujuannya agar bisa menilai kepribadian Cowok yang sebenarnya dan MAMPU untuk mengambil keputusan.
Banyak Cewek yang terbuai oleh perjuangan dan sikap awal yang sangat baik. Kebanyakan menikmati hal itu meskipun cara mengekspresikan berbeda-beda untuk setiap cewek. Ada yang malu tapi mau, sok jual mahal, hingga memberikan respon positif. Dan dari itu akhirnya adanya tindakan mengambil keputusan karena pemikiran sesaat.
Status untuk perkenalan
Banyak yang pada akhirnya memiliki niat menjadikan status hubungan sebagai langkah awal untuk mendapatkan kemudahan dalam perkenalan. Namun sayangnya, sebagian besar tidak menjalankan fungsi seperti yang seharusnya. Sangat sedikit yang benar-benar menjadikan status pacaran murni sebagai langkah mempermudah dalam proses perkenalan. Kebanyakan justru menjadikan status pacaran sebagai penghilang batas untuk melakukan banyak hal dan kesenangan.
Sehingga akan sangat banyak yang memiliki waktu tidak tepat dalam menilai dan mengambil keputusan. Hanya ada kesenangan dan proses perkenalan hanyalah sebagai pelengkap. Jika memang ingin bisa melalui proses seleksi yang tepat, status pacaran ini harus digunakan murni untuk proses perkenalan.
Sama-sama masih menggunakan batasan-batasan tertentu dalam menjalani hubungan. Ketika semua berjalan dengan banyak batas yang diterapkan, keduanya akan lebih fokus pada masalah perkenalan.
Cara tepat
Setelah hubungan lama berjalan, ketika merasa tidak menemukan kecocokan, keduanya bisa dengan mudah berpisah tanpa harus menciptakan permusuhan. Karena belum banyak hal baru yang dilalui. Jika sampai merasa tidak cocok, naluri persahabatan akan tetap terasa.
Berbeda dengan status hubungan yang banyak digunakan untuk bersenang-senang hingga melebihi batas. Keduanya akan sama-sama merasa terpenuhi hasratnya dan menciptakan perasaan ketergantungan. Sehingga sering kali melupakan kepribadian buruk dari pasangan. Jika sampai ada hal yang membuat hubungan tidak nyaman, tuntutan perubahan hingga terjadi pertengkaran adalah hal yang akan terjadi. Namun akhirnya akan baik kembali karena ada satu kebutuhan yang harus dipenuhi. Ini memperbesar kemungkinan terjebak perasaan dengan orang yang salah. Dan tentu saja tidak sesuai dengan harapan sebelumnya.
Jadi cara yang tepat untuk melalui proses seleksi adalah dengan menggunakan status pacaran murni sebagai langkah untuk perkenalan. Ini digunakan agar keduanya benar-benar merasa cocok karena kepribadian. Kesimpulan akhir, proses seleksi itu fokus pada satu pilihan untuk berusaha memadukan perbedaan agar menemukan kecocokan dengan masih menerapkan batasan tertentu. Tujuannya agar tetap memiliki kemudahan dalam melepaskan diri.
Sedangkan proses seleksi yang diyakini oleh Orang jaman sekarang, justru dengan menjalin hubungan dengan banyak Orang dan memilih siapa yang bisa memberikan hasrat yang besar. Bahkan dalam menjalin hubungan dengan banyak pilihan, kebanyakan sudah tidak peduli dengan batas yang seharusnya ada.
Jadi proses seleksi itu, fokus satu orang kemudian lanjut atau tidak. Bukan memiliki banyak pilihan. Alasannya kalau banyak pilihan, justru pada akhirnya akan membuat hasrat dengan Orang baru semakin tinggi. Sehingga sensasi hubungan hanya bisa dirasakan dengan Orang baru dan hasrat dengan pasangan lama sangat tipis bahkan tidak ada sama sekali.