Kita sering menganggap kalau cewek sedang datang bulan itu memang gampang marah. Emosinya seperti tidak mudah dikontrol dan mudah sekali tersinggung. Cewek yang menuruti hasrat untuk marah biasanya akan menunjukkan taringnya. Namun ada juga cewek yang bisa menahan diri untuk tidak selalu marah-marah.
Ternyata ada alasan medis terkait hal ini. Kenapa cewek gampang marah menjelang menstruasi. PMS menjadi penyebab utama cewek akhirnya gampang marah-marah ketika akan
menstruasi. PMS adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan gejala yang terjadi. Hal ini terjadi satu sampai dua minggu sebelum cewek menstruasi. Gejala seperti misalnya jerawat, konstipasi, kram perut, dan pegal-pegal adalah gejala fisik yang biasanya dialami oleh cewek.
Sedangkan gejala yang bersifat mental antara lain susah mikir, susah tidur, dan tentu saja gejala paling inti yaitu gejolak emosi yang tidak stabil.
Sesuai dengan pendapat yang beredar, baik gejala fisik atau gejala mental, untuk setiap cewek akan memiliki perbedaan. Ada yang mengalami gejala fisik salah satu saja, dan tentu juga ada yang mengalami gejala mental tidak semuanya. Dan salah satu gejala tersebut akan sembuh dengan sendirinya setelah menstruasi.
Sehingga akan banyak yang menganggap wajar cewek yang gampang tersinggung menjelang datang bulan. Namun ada penelitian yang menunjukkan bahwa gampang marah menjelang menstruasi hanyalah mitos saja.
Tapi bukan berarti penjelasan diatas adalah salah. Saat menjelang menstruasi banyak cewek yang akan mengalami gejala-gejala seperti yang sudah disebutkan. Jika kondisi tubuh sedang tidak enak bukan hanya cewek, cowok juga akan gampang marah jika ada yang cari masalah. Bisa diibaratkan dengan saat sakit gigi dan ada Orang yang berisik.
Dalam dunia medis, dikenal dengan istilah PMDD (Premenstrual Dysphoric Disorder). Tingkatan PMS sangat berat dan mengganggu rutinitas sehari-hari. Jenis PMS yang sangat intens hingga mengganggu aktivitas ini, tidak bisa dikategorikan lagi sebagai syndrome, atau gejala, melainkan disorder atau gangguan.
Jadi dalam kondisi yang cukup parah ini, cewek benar-benar merasa terganggu bahkan bisa mengalami depresi. Berdasarkan data dari WHO, di Dunia hanya 45% cewek merasa perlu berkonsultasi dengan dokter. Dan diantaranya hanya 27% yang mengakui mengalami gangguan emosional intens menjelang menstruasi. 90% yang menolak berkonsultasi dengan dokter tentang PMS dan PMDD yang dialami mengatakan bahwa mereka mampu mengatasi masalah mereka sendiri.