Antara cinta dan gengsi, dua perasaan yang dirasakan bersamaan tapi keduanya sebenarnya bertentangan. Hingga tidak sedikit yang akhirnya menjadi dilema. Kita tentu sering sekali menghadapi situasi seperti ini, harus mengedepankan antara gengsi atau cinta. Ketika merasakan cinta terhadap Seseorang, kadang Kita gengsi untuk mengakuinya. Sehingga pada akhirnya perasaan cinta itu tidak sampai pada Orang yang tepat. Kita terlalu memikirkan kesan dan rasa malu sehingga mengorbankan perasaan Kita yang sebenarnya.
Bahkan sering sekali karena gengsi tersebut, akhirnya pasangan Kita merasa tidak dicintai. Pasangan merasa tidak ada tindakan yang berarti sebagai wujud cinta Kita terhadapnya. Apakah harus rasa gengsi akhirnya menjadi bumerang bagi Kita sendiri. Yang akhirnya memaksa Kita untuk berpura-pura dalam mencintai. Tidak bisa menjadi diri sendiri yang apa adanya, yang benar-benar bisa menunjukkan perasaan cinta dengan tindakan nyata.
Mencintai tanpa banyak mengungkapkan. Hingga kadang harus menggunakan cara lain dalam menyatakan kerinduan, meminta dengan cara yang berbeda, hingga kadang mengungkapkan perasaan dengan bahasa yang tidak sebenarnya.
Kita tahu dengan menggunakan cara lain tidak selalu bisa Dia sadari dan diterima dengan baik, bahkan tidak jarang justru akhirnya menciptakan salah paham. Kita ingin sekali mengatakan cinta Dia, rindu Dia, inginkan Dia. Tapi semua kalimat yang diperlukan seolah tertahan oleh perasaan
gengsi.
Kita tidak bisa maksimal untuk melakukannya. Ini jelas sesuatu yang tidak baik, tapi bersikap apa adanya untuk masalah cinta itu adalah sesuatu yang sulit. Bukan hanya atas dasar gengsi, kadang Kita juga berpikir dampak akhir yang bisa merepotkan Kita. Bahkan mungkin perubahan cara pandang Dia terhadap Kita.
Jika
cinta jangan gengsi, sebenarnya hal itu yang seharusnya Kita jadikan pedoman. Sehingga Kita bisa lebih mudah untuk mengekspresikan perasaan yang sesungguhnya. Tidak lagi menutupi hingga menggunakan alibi. Kita perlu mengungkapkan perasaan yang sebenarnya, apapun resikonya karena itulah tindakan yang sesuai untuk Orang yang Kita cinta.
Jika gengsi jangan menggunakan cinta, lebih baik menghilangkan rasa cinta terhadap Dia. Mengubur semua perasaan itu dan tidak lagi membiarkan Dia terjebak dalam harapan. Atau bahkan untuk Kita sendiri, yang hanya bisa memendam rasa hingga akhirnya sudah tidak ada kesempatan lagi untuk menunjukkan perasaan cinta terhadapnya.
Jelas ini sulit, karena harapan Kita saat mencintai Seseorang, Dia juga merasakan perasaan yang sama. Sehingga tanpa harus mengungkapkan duluan, Kita berharap Dia saja yang melakukannya. Sehingga kita tinggal mengikutinya saja.
Kita sudah Dewasa dan tidak seperti anak kecil lagi, yang tanpa berpikir banyak langsung bisa mengatakan apa yang dirasakan. Kalaupun tidak sesuai, masih pantas untuk menangis. Jika sudah dewasa tentu tidak akan bisa seperti itu. Kadang harus menanggung akibat dari kekecewaan hingga bertahun-tahun.
Tapi itulah perjuangan cinta. Cinta tidak hanya menunggu dan berharap, ada saatnya Kita harus bisa bertindak. Memperjuangkan apa yang sebenarnya Kita rasakan dan siap dengan segala konsekuensinya. Jika cinta jangan gengsi, jika gengsi jangan cinta. Jangan lagi hanya diam dan berharap atau menunggu adanya keajaiban. Sudah saatnya Kita untuk ikut terlibat dalam memperjuangkan cinta yang dirasakan. Mulailah untuk memiliki keputusan bijak atas dasar cinta bukan karena gengsi.