Dalam kelompok tertentu, biasanya satu kumpulan Pria itu sudah memiliki tradisi untuk patungan. Jadi setiap Orangnya diharuskan mengeluarkan uang dalam jumlah tertentu. Setelah uang terkumpul maka akan digunakan sesuai kesepakatan. Dan biasanya, dari masa ke masa itu memiliki perbedaan. Berikut ilustrasinya.
1. Patungan 2.000 untuk Playstation (Anak-anak)
Biasanya masa kanak-kanak dihabiskan untuk bermain game di tempat persewaan sekitar lingkungan. Ini dulu, kalau sekarang sih sudah banyak yang punya sendiri di Rumah. Jadi sudah sangat jarang ada yang patungan untuk sewa game dan dimainkan bersama-sama.
2. Patungan 20.000 untuk minuman (Remaja)
Lagi masa pencarian jati diri biasanya suka bangga jika minum minuman keras. Dari yang semula sewa game menggunakan hitungan jam, saat masa remaja sudah hitungan botol atau liter. Dan diantara Mereka banyak yang merasa bangga dengan hal itu.
3. Patungan 200.000 untuk minum dan karaoke (Dewasa)
Kadang masa remaja belum terlewat dengan puas hingga setelah dewasa belum berhenti. Jenis patungan juga akan berubah. Dari yang sekedar minuman, kini ada tambahan lagi yaitu karaoke. Tentunya perlu satu atau dua cewek pemandu untuk menemani. Biasanya pemandu karaoke pun, bisa memberi layanan plus plus.
4. Patungan 2.000.000 untuk bisnis tidak jelas (Tua)
Mungkin beberapa sudah tobat dan tidak lagi suka menghambur-hamburkan uang. Sudah ada yang berpikir masa pensiun. Hingga akhirnya datang teman lama yang seolah membawa kabar gembira. Bisnis tidak jelas dengan iming-iming keuntungan yang menggiurkan. Jadi perlu investasi dalam jumlah tertentu untuk mendapatkan keuntungan secara berkala. Banyak yang percaya hingga akhirnya patungan lagi. Tapi ujung-ujungnya tidak jelas atau minimal uang patungan dibawah kabur oleh salah satu diantara Mereka.
Biasanya Pria menengah kebawah kalau jalan hidupnya cuma buat hura-hura, kemungkinan terjebak pada bisnis yang tidak jelas itu mungkin saja. Karena kehidupannya sudah dipenuhi dengan kesenangan, sehingga sangat banyak yang akhirnya malas untuk kerja keras. Ujung-ujungnya mudah terpikat dengan jenis bisnis yang tidak jelas, seperti hanya menjual mimpi.