Ilustrasi kompasiana.com
Pengalaman ini Saya alami sendiri sebagai penulis madjongke.com beberapa tahun yang lalu. Jujur saja sebenarnya motor yang Saya bawa dibeli dengan cara bayar tunai atau tanpa proses kredit. Jadi jelas saja BPKB ada dan posisinya tentu saja tersimpan baik di Rumah. Namun sayangnya, Penulis saat itu masih suka otak atik motor hingga bentuknya tidak standar. Belum lagi, plat nomor kendaraan juga saya copot. Jadi jelas saja Saya menjadi sasaran empuk para pencari uang keras ini.
Peristiwa itu terjadi saat Saya pergi bersama teman-teman ke tempat wisata. Namanya masih jiwa muda, Saya melejit lebih dulu meninggalkan teman-teman jauh dibelakang. Saat saya memperlambat perjalanan tiba-tiba ada dua Pria berboncengan dengan badan tinggi dan juga besar. "Bawa STNK tidak?", teriak salah satu dari Mereka.
Saya belum berpikir apa-apa saat itu dan langsung menepi untuk mengetahui lebih jelas apa yang terjadi. Disaat itu juga, banyak teman-teman dari begal tersebut yang menghampiri, kalau tidak salah jumlahnya ada 8 Orang. Mereka semua mengepung Saya dengan pasang tampang menyeramkan namun ada beberapa yang menunjukkan ekspresi grogi atau tidak bisa menutupi rasa gelisah. Salah satu menanyakan STNK dan dengan spontan Saya menyatakan tidak membawanya. Sebenarnya Saya membawa STNK namun sengaja mengatakan tidak karena merasa penasaran dengan apa yang terjadi selanjutnya.
Sebelum Mereka membuat pertanyaan atau pernyataan yang nanti menyudutkan Saya, Saya punya inisiatif untuk menyerang dengan pertanyaan lebih dulu. "Memang motor ini telat ya mas?" Mereka tidak ada yang menjawab hanya mengamati motor Saya. "Atau ada motor hilang?, memang persis seperti ini?". Tidak ada jawaban dan akhirnya Saya tutup dengan pernyataan "Di cek dulu aja mas kalau memang ada motor hilang, siapa tahu nomor mesin sama nomor rangka sesuai".
"Ngkosek", cuma kata itu yang keluar sambil akting mencari lokasi nomor mesin dan rangka yang jelas-jelas ada didepan. Hingga ada satu Orang dari jauh yang berteriak pada Mereka "Benar itu bukan?" namun tidak dijawab juga oleh Mereka. Melihat keadaan yang tampaknya Kaku, akhirnya Saya mengatakan pada Mereka bahwa sebenarnya Saya membawa STNK.
"Eh, STNK ya mas. Kayaknya Aku bawa nih". Mereka meminta dan mengawasi sambil melihat motor sesekali. Tapi penulis yakin, mereka melakukan itu hanya terdesak dan sudah tidak ada niat untuk mengambil motor atau meminta uang damai kepada penulis. Hingga salah satu memberikan pertanyaan lucu "BPKB kamu bawa tidak?". Jelas saja dengan gaya setengah tertawa Saya jawab "BPKB ya di Rumah mas, kalau dibawah ya buat apa to mas, memangnya mau dijual".
Akhirnya salah satu menyerahkan STNK dan memberi nasihat pada Saya yang intinya seperti ini "Lain kali hati-hati, kalau plat emang ada dipasang. Sekarang itu keadaannya bahaya, banyak pencurian motor".
Saya ucapkan terima kasih atas nasehat salah satu dari Mereka dan akhirnya Mereka bubar begitu saja. Tidak lama setelah itu, teman-teman saya sudah tampak datang dan akhirnya Kita tetap menikmati perjalanan sambil menceritakan hal yang baru saja Saya alami. Hingga saat ini terus terang penulis masih hafal dengan wajah sebagian dari Mereka. Dan baru kemarin, Penulis sempat melihat Mereka sedang berkelompok dipinggir jalan. Mungkin sedang mencari mangsa yang lain. Dan Saya yakin, sudah banyak yang jadi korban dari Mereka karena hingga saat ini, sepertinya Mereka masih menjalani profesi yang sama.