Teman, saudara, atau bahkan Kamu sendiri mungkin pernah mengalami keadaan dimana kejujuran Kamu tidak bisa dipercaya. Padahal saat itu Kamu sudah mengatakan hal yang sebenarnya. Atau mungkin yang sedikit lebih serius, Kamu tidak melakukan sesuatu tapi dianggap melakukan suatu bentuk kejahatan. Apa yang Kamu sampaikan benar adanya, tapi Kamu tidak melakukan sesuatu yang dituduhkan. Tapi sayangnya dari kesaksian Kamu, justru membuat Orang lain berpikir ada indikasi bahwa Kamu adalah Orang yang melakukannya. Jika dalam keadaan ini, sebenarnya Kamu sudah jadi Orang jujur. Tapi karena beberapa hal, kejujuran Kamu tidak bisa dipercaya. Biasanya karena 4 hal dibawah ini, meskipun Kamu orang jujur bisa mengalami keadaan tidak dipercaya atau menjadi pihak tertuduh sudah melakukan hal yang tidak pernah Kamu lakukan.
1. Mengabaikan hal yang bisa membuat dicurigai
Orang jujur biasanya mengabaikan hal yang bisa membuatnya dicurigai. Tidak terlalu takut dengan dampak yang akan menimpanya karena sejak awal, tidak punya pikiran akan terjadi sesuatu yang buruk dimana itu sebenarnya dilakukan oleh Orang lain. Misalnya saja terjadi kasus pencurian, Orang jujur itu memberikan kesaksian seperti yang benar-benar dialami. Sehingga Orang jujur akan mengatakan seperti kenyataannya dan sering mengabaikan dampak dari kesaksiannya. Termasuk juga dampak buruk yang membuatnya justru dicurigai sebagai tersangka. Sedangkan pembohong atau pelaku, akan memberikan kesaksian palsu agar kecurigaan tidak mengarah padanya. Jadi dengan hal ini, pelaku sebenarnya justru lebih rapi karena kesaksian yang diberikan diyakini bisa membuatnya lebih merasa aman.
2. Mengingat hal baru setelah menyampaikan sesuatu untuk kedua kalinya
Ketika menyampaikan sesuatu untuk pertama kali, Orang jujur sudah mengatakan hal yang sebenarnya. Namun selang beberapa waktu, Orang jujur tersebut baru mengingat hal baru dari suatu peristiwa yang terjadi. Hal ini bisa membuat orang jujur justru akhirnya dianggap berbohong. Bukan hanya terjadi pada kesaksian tentang suatu peristiwa, kadang hal ini juga bisa dialami oleh Orang jujur dengan pacarnya.
3. Bercanda untuk hal yang dianggap serius oleh Orang lain
Ketika ditanya serius oleh Orang lain kemudian Orang jujur menanggapi dengan bercanda. Tentu apa yang disampaikan tidak seperti kenyataan. Memang niatnya untuk menggoda, tapi ketika melihat mimik serius, barulah mengatakan hal yang sebenarnya. Celakanya hal buruk yang disampaikan lebih dulu, kebanyakan justru diyakini sebagai sebuah kebenaran, maka pada akhirnya timbul pertengkaran atau setidaknya cuma hilangnya kepercayaan.
4. Korban fitnah
Fitnah memang lebih kejam dari pembunuhan. Tidak sedikit yang akhirnya berpengaruh pada masa depan bahkan ada yang sampai kehilangan nyawa. Jadi ada pihak yang secara sengaja menggiring opini bahwa Orang jujur telah melakukan sesuatu yang buruk. Atau bahkan memberikan jebakan agar Orang jujur dianggap melakukan suatu bentuk kejahatan. Sehingga dari saksi hingga bukti bukti, mengarah pada Orang jujur yang menjadi korban fitnah. Korban fitnah itu sendiri bisa karena dasar sakit hati, mencari kambing hitam, atau untuk menghancurkan seseorang. Sebagai contoh ketika Orang jujur sedang mondar mandir pada sebuah toko, kemudian ada yang memanfaatkan untuk melakukan pencurian. Kemudian dari kasus pencurian tersebut, dibuat seolah yang melakukan adalah orang jujur tersebut. Jadi orang jujur hanya jadi korban orang yang sudah memanfaatkan situasi.