Entah sebagai pelapor, saksi, atau bahkan tersangka tentu akan menjalani proses interogasi oleh pihak kepolisian. Jika dalam posisi pelapor mungkin masih bisa dikatakan dalam posisi aman. Tapi ketika menjadi saksi, tidak hati-hati kita bisa ditetapkan sebagai tersangka. Apalagi ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan kesaksian padahal Kita merasa tidak melakukannya. Tentu akan ada tindakan menggiring opini agar Kita mengakui hal yang menjadi dugaan sementara. Bahkan kadang ada tindakan intimidasi untuk membuat Kita mengakui perbuatan tersebut. Ini memang cara kerja polisi. Cara yang memang terbukti efektif untuk membongkar kejahatan jika Kita memang melakukannya. Tapi jika tidak, jangan sampai terjebak atau termakan oleh ulah Kita sendiri.
Ini berdasarkan pengalaman pribadi penulis sendiri ketika mendapatkan tuduhan pencurian. Padahal jelas saja penulis tidak melakukan. Hanya sekedar berbagi pengalaman, sebaiknya hindari hal ini agar tidak terjebak oleh kata-kata dan tindakan sendiri. Karena jika sudah terjebak, bukan tidak mungkin Kita akan dianggap benar-benar melakukan hal yang sebenarnya tidak pernah Kita lakukan.
1. Memberikan tambahan saat pertanyaan diulang beberapa kali
Memang Kita sudah berusaha jujur untuk setiap kesaksian yang Kita berikan. Tapi jelas pihak kepolisian tidak akan mudah puas begitu saja. Pertanyaan akan dibuat ribet dan berulang kali. Pertanyaan yang tampak berbeda namun inti jawaban sama. Ini untuk mengetahui kejujuran Kita. Jika berbohong akan mudah ketahuan. Tapi sayangnya kadang Kita menjadi ingat hal baru kemudian merasa perlu untuk menambahkannya. Sebaiknya hindari hal ini, karena bisa saja akhirnya Kita dianggap berbohong. Lebih baik dari awal ingat semua fakta sesuai kenyataan, jangan sampai melupakan hal kecil jika itu berpengaruh besar terhadap hasil pemeriksaan. Jika Kita memang jujur, tentu mengingat sesuai fakta adalah hal yang mudah.
2. Memperkirakan waktu tanpa dasar
Kadang saat kejadian sebuah tindak kejahatan, Kita sering sekali tidak memperhatikan waktu terjadi. Saat mendapat pertanyaan ini jangan memperkirakan waktu tanpa dasar sama sekali. Lebih baik berusaha ingat waktu perkiraan yang tidak terlalu melenceng jauh. Jika Kita aktif di media sosial, kita bisa menghubungkan suatu kejadian dengan aktivitas Kita dimedia sosial. Sehingga Kita bisa memperkirakan waktu lebih mendekati dengan keadaan sebenarnya.
3. Memberikan bumbu atas fakta yang sebenarnya untuk menggiring opini Kita tidak bersalah
Kita memang jujur, tapi demi keamanan Kita berusaha menambahkan sesuatu agar tidak dicurigai. Hal itu sebenarnya tidak perlu, karena setelah pertanyaan pengalihan dan ditanya untuk kesekian kalinya, Kita bisa lupa dengan pernyataan tambahan tersebut. Lebih baik ceritakan semua serba apa adanya. Lebih baik jujur meskipun kadang dianggap memberatkan Kita. Ingat polisi itu bisa membedakan mana kenyataan mana tambahan atau sesuatu yang dibesar-besarkan.
4. Menjawab terlalu pendek
Menjawab terlalu pendek juga bisa menjadi indikasi bahwa Kita berbohong, itu menurut polisi. Jika jawaban Kita terlalu pendek kemungkinan besar akan diberikan pertanyaan pengalihan dan setelahnya akan ditanya kembali dengan meminta jawaban lebih detail. Jadi lebih baik jelaskan lebih banyak sesuai kenyataan yang ada.
5. Terpengaruh oleh tindakan intimidasi
Jika sudah menemukan jalan buntu tidak menutup kemungkinan ada tindakan intimidasi, itu memang cara kerja polisi. Sebaiknya jangan terpengaruh oleh hal ini. Tetap fokus pada kenyataan apapun resikonya. Jangan pernah takut jika memang merasa benar. Polisi melakukan hal itu bukan untuk menyudutkan Kita tapi untuk meyakinkan tentang apa yang sudah kita sampaikan.
6. Terlalu fokus pada pengalihan
Kita memang tidak selalu diberondong dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kasus saat itu. Kita akan sering mengalami pengalihan terhadap kasus tersebut. Dari yang santai hingga yang berat, tergantung individunya. Jangan terlalu fokus pada pertanyaan pengalihan apalagi sampai terbawa suasana. Itu bisa membuat pikiran Kita bercabang dan akhirnya lupa dengan inti dari kasus tersebut. Ini besar kemungkinan terjadi apalagi saat itu suasana hati kita lumayan tegang karena pengalaman pertama atau karena terlalu takut dengan tindakan intimidasi yang sudah terjadi.
7. Memberikan kebebasan terhadap pemeriksaan pada barang pribadi
Ini yang tidak kalah penting. Saat itu telah dilakukan pemeriksaan pada mobil penulis. Penulis ditahan diruang pemeriksaan dan tidak boleh ikut dalam pemeriksaan. Tapi penulis tidak tinggal diam, penulis harus ikut menjadi bagian dalam pemeriksaan tersebut. Pada awalnya tidak boleh, tapi Saya kasih alasan masuk akal. Ini langkah antisipasi saya jika saja ada pihak yang memasukkan sesuatu pada mobil Saya dan itu bisa menjadi fitnah bagi Saya. Jelas saja itu bisa memberatkan saya pada akhirnya. Kemungkinan tetap ada, salah satu oknum polisi atau mungkin pelapor memasukkan sesuatu pada mobil yang bisa memberatkan Saya. Jadi hal ini juga perlu diawasi.
Itu saja dari Saya dan itu berdasarkan pengalaman Saya. Jika memang benar jangan pernah takut. Polisi memang tugas dan cara kerjanya seperti itu. Ini dilakukan juga untuk mencari kebenaran. Tanpa itu mungkin akan banyak penjahat yang bisa berkilah. Jika Kita bersih tidak perlu risih atau takut, tapi tetap hati-hati agar tidak terjebak pada akhirnya.