Istilah Makelar sering sekali digunakan untuk profesi atau Orang yang bertindak sebagai penengah atau penghubung dari Dua pihak yang memiliki kepentingan. Pada umumnya makelar ini ditujukan untuk pihak yang sedang melakukan jual beli. Namun termasuk juga untuk pihak yang punya kaitannya dengan jasa atau lainnya. Makelar sering sekali dijadikan profesi karena menjanjikan keuntungan dengan resiko minimal. Namun untuk menjadikannya sebagai profesi, harus memiliki wawasan dan pengalaman yang cukup untuk bidang terkait. Memang sebenarnya banyak Orang bisa menjadi makelar, namun makelar musiman ini tidak menjadikan hal ini sebagai profesi. Masih berkaitan dengan makelar, berikut ini
suka duka jadi makelar. Nomor 5 pasti pernah Kamu alami.
1. Tidak semua penjual memiliki kepercayaan untuk melepas barangnya. Ini biasanya berkaitan dengan transaksi jual beli. Ketika ada calon pembeli A1 dan Kita benar-benar yakin bahwa transaksi itu akan sukses, penjual ternyata tidak memiliki kepercayaan pada Kita untuk melepaskan barangnya. Ini jelas dukanya menjadi makelar. Kalau saja barang itu masih terjangkau, Kita bisa enak dengan membayarnya lebih dulu. Tapi kalau barang tersebut sangat mahal, tentu saja Kita hanya bisa gigit jari. Solusi akhir mempertemukan pembeli dan penjual dengan komisi apa adanya.
2. Komisi yang tidak sesuai dari penjual tentu pernah Kita dapatkan. Banyak saja alasan dari penjual untuk memangkas komisi yang seharusnya Kita terima. Demi kerja sama jangka panjang, terpaksa Kita harus menerimanya.
3. Pertemuan antara sesama makelar juga sering terjadi. Bahkan tidak menutup kemungkinan dalam satu transaksi melibatkan banyak sekali makelar. Sehingga kadang Kita harus berbagi lebih banyak untuk komisi yang didapatkan. Dan untuk membuatnya menjadi layak, Kita kadang harus membuat harga menjadi lebih tinggi dari harga yang seharusnya.
4. Langkah Kita dipersulit oleh penjual atau pembeli karena status Kita yang hanya sebagai makelar. Hal ini bisa terjadi karena penjual tidak rela makelar mendapat bagian terlalu banyak. Dan untuk pembeli juga demikian, ada pikiran tidak rela membayar lebih mahal untuk barang yang akan dibelinya.
5. Cuma ditanya saja dan tidak ada tindak lanjut setelahnya. Seolah calon klien, pembeli, atau penjual hanya mencari informasi saja. Padahal untuk menjawab pertanyaan tersebut, kadang Kita harus menghubungi Orang yang benar-benar Kita hormati, Orang yang benar-benar berharap, bahkan mencari informasi. Kadang kala ketika proses tanya jawab itu, Kita harus meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.
6. Pembeli yang menyerahkan kepercayaan sepenuhnya pada Kita merupakan satu keuntungan. Jadi pembeli tersebut sudah sepenuhnya percaya pada Kita untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan. Jika dalam keadaan ini, Kita tentu merasa senang. Karena tanpa harus mempertemukan keduanya, Kita bisa menyelesaikan transaksi dengan mudah.
7. Munculnya makelar hantu adalah hal yang biasa. Jadi ketika Kita sedang transaksi suatu barang, tiba-tiba ada makelar lain yang nimbrung dan menyatakan terlibat dalam transaksi tersebut. Jadi makelar hantu tersebut cuma datang dan memberikan pernyataan saja agar mendapatkan bagian juga. Biasanya sih, pernyataan tersebut tentang pembelinya sudah melalui makelar hantu tersebut.
8. Penjual percaya sama Kita, dan pembeli juga sepenuhnya mempercayai Kita, maka ini bisa jadi hal yang sangat menyenangkan bagi Kita. Karena transaksi pasti bisa berhasil dengan baik.
9. Kita sudah berkorban waktu, tenaga, pikiran, bahkan ongkos jalan, tapi tiba-tiba karena ada makelar lain yang tidak setuju dengan sistem yang ada, akhirnya membatalkan transaksi yang ada. Tentu saja Kita merasa rugi karena sudah mengeluarkan modal untuk berusaha menyelesaikan transaksi tersebut.
10. Saat ada pembeli yang serius, penjual ternyata plin plan dan tidak jadi menjual barangnya. Sebaliknya ketika ada pembeli yang cuma basa basi, pihak penjual terus mengejar Kita untuk segera menjual barang yang ditawarkan. Kalau ini bisa dikomentari sendiri bagaimana rasanya.
Cukup itu saja suka duka jadi makelar. Bagi makelar jual beli yang menjadikan ini sebagai profesi pasti pernah mengalaminya. Untuk makelar yang baru terjun, suatu saat pasti akan mengalaminya