Rakyat miskin memang tidak bisa berbuat banyak. Karena faktor desakan ekonomi nekat melakukan tindakan kejahatan dengan menjual emas rekan untuk bayar tempat tinggal. Rismaya saat itu harus masuk jeruji besi bersama bayinya yang baru usia 6 bulan. Sangat miris sekali dengan keadaan yang serba kekurangan harus menanggung beban yang begitu berat.
Rismaya yang berusia 35 tahun mengaku nekat menjual emas rekannya disebabkan faktor ekonomi, Dia melakukan itu karena terpaksa bukan untuk menuruti kesenangan semata. Akibat perbuatannya tersebut Rismaya kini resmi menjadi tahanan di Lapas Kelas IIA Watampone, Jl Yos Sudarso, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Bone. Sulawesi Selatan
"Emas itu yang saya ambil saya jual karena desakan ekonomi harganya (3,1 juta) tiga juta seratus ribu rupiah," Katanya.
Waris merupakan pemilik emas tersebut sekaligus pemilik rumah tempat Rismaya menumpang selama ini, di Kajuara, Kecamatan Awangpone, Bone bagian utara.
"Tindakan itu terpaksa saya lakukan. Karena saya dalam posisi terdesak. Sebab Waris meminta uang karena saya tinggal numpang di Rumah Dia,” cerita Maya, sapaan Rismaya.
Secara terpaksa Bayi Rismaya, Muh Amin yang saat itu berusia 6 bulan turut mendekam di jeruji besi. Si bayi harus ikut merasakan pilunya ruang tahanan demi air susu sang ibu dan hak asuh.
Lebih miris lagi ternyata Ayah Muh Amin yang bernama Sutejo, juga dipenjara karena kasus kecelakaan lalu lintas. Sementara Kakek dan nenek Muh amin sudah meninggal.
Benar-benar kasihan nasib Bayi tersebut. Jika saja tidak ikut masuk penjara, Muh Amin tidak ada lagi tempat untuk bernaung. Muh Amin masih membutuhkan ASI dari Ibu kandungnya yang saat ini dipenjara. Selain tidak punya kerabat lain, juga tidak ada Rumah karena Rumah masih menumpang Orang lain.
"Anak saya terpaksa ikut bersama saya dipenjara karena tidak ada yang merawat di rumah dan dia masih menyusu, saya terpaksa mengemis kepada pihak lapas agar anak saya bisa disini karena masih menyusui, untungnya diizinkan," kata Maya.
Saat kawan-kawan mendekati ruang tahanan, si Bayi Amin sempat terlihat mengamati kami. Sesekali dia berdiri sambil kedua tangannya memegang jeruji besi.
Saat kehausan, Ibunya memberi teh botol Frestea, yang seharga 5000-an itu. Saat lapar dan meminta makan, Maya memberinya kerupuk. Dua tiga popok dan tisu kering berserakan di tempat duduknya.
Tidak terlihat barang berarti lainnya. Teh dan kerupuk merupakan menu spesial untuk Amin sebagai penjanggal air susu Maya yang lagi nihil.
Amin ikut masuk penjara sejak berusia enam bulan. Di penjaralah Amin belajar makan, makan bubur sambil menyusu.
Untuk menyalurkan bantuan uluran tangan si Amin & ibunya bisa ke Lapas Kelas IIA Watampone, Jl Yos Sudarso, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Bone. Sulawesi-Selatan
Jika memang tidak bisa memberikan bantuan dalam bentuk materi, setidaknya share artikel ini sebagai bentuk kepedulian.
Pa Tri Pcb
Saran: Jika Sering Berhubungan Intim, Ini Yang Sebenarnya Terjadi Pada Miss V