Pernikahan memang tujuan akhir hampir semua Orang. Saat masih usia muda pemikiran menikah itu memang sudah ada dan diyakini akan terjadi suatu saat nanti. Namun ada juga yang sudah punya keinginan kuat untuk lebih cepat menikah dengan pujaan hati. Untuk bisa melaksanakan pernikahan tentu saja melalui proses yang cukup menyita waktu. Dari menemukan pasangan yang sesuai, hingga akhirnya memperkenalkan calon pada Orang Tua.
Ada Orang Tua yang santai dan tidak terlalu pemilih dalam menentukan target calon mantu, namun ada juga Orang Tua yang terlalu selektif dan terlalu memasang standar terlalu tinggi untuk calon mantunya. Bahayanya lagi banyak Orang tua yang tidak melihat keadaan anaknya sendiri. Kebanyakan menganggap anaknya baik-baik saja dan harus mendapatkan sosok seperti yang Orang Tua inginkan.
Ketika anak menjalin hubungan dengan Seseorang, jika tidak sesuai akan ditentang. Karena dasar hormat dan tidak ingin mendapatkan masalah, anak akhirnya menuruti keinginan Orang Tua. Dan setelahnya mencari pasangan yang benar-benar sesuai dengan keinginan Orang Tua.
Padahal dalam prakteknya Orang Tua tidak mengerti dan tidak mau melihat lebih dalam tentang kondisi anaknya. Karena hal ini Kita semua tentu tahu, untuk memadukan perasaan hingga benar-benar sampai pada pernikahan itu tidak mudah. Perlu usaha dan itu membutuhkan waktu tidak sebentar. Kadang karena satu hal saja, susah sekali menemukan sosok yang memang cocok atau bahkan mau dengan Kita.
Kadang ada yang sesuai dengan keinginan Orang Tua, tapi sudah ada yang punya. Ada yang sesuai dengan keinginan Orang Tua, tapi hati tidak bisa berbohong karena tidak ada rasa. Yang paling sering terjadi justru sebaliknya, Kita benar-benar merasa nyaman dan cocok tapi Orang Tua tidak suka.
Padahal seiring berjalannya waktu usia semakin bertambah, kemungkinan pertemuan dengan sosok yang sejajar semakin kecil karena kebanyakan sudah menikah. Belum lagi penampilan yang semakin berubah dan tua. Mungkin dulu punya daya tarik, tapi semakin tua justru menjadi kurang menarik. Karena hal tersebut, sosok calon menantu yang sesuai akan semakin sulit didapatkan. Hingga akhirnya anak menjadi susah menikah.
Seperti Pria yang akhir-akhir ini bercerita pada Penulis, karena Orang Tua yang terlalu selektif hingga kini belum menikah. Padahal usia sudah hampir 40 tahun. Cara berpikir sudah berubah dan sudah tidak memiliki hasrat yang besar untuk mencari pasangan hidup. Ada trauma karena tidak pernah mendapat persetujuan dari Orang Tua.
Padahal jika saja tidak perlu selektif, mungkin Pria tersebut sudah menikah dan punya keturunan. Sehingga ini bisa jadi pelajaran bagi Orang Tua. Semakin lama usia semakin bertambah, mungkin saat ini masih menarik tapi jika terlanjur tua juga berkurang daya tariknya. Jika saat muda saja susah, tentu semakin tua akan semakin sulit juga. Jadi jika memang ingin menantu yang baik, sesuaikan dengan kondisi sang anak. Jangan hanya menginginkan yang terbaik jika kondisi anak cuma begitu begitu saja. Kecuali anak memiliki kualitas yang baik, selektif boleh-boleh saja tapi tetap sesuaikan dengan keadaan.