Ketika masih memiliki rasa sayang, pada umumnya hubungan jika hubungan berakhir akan meninggalkan luka. Namun bisa juga meninggalkan duka atau keadaan yang menyedihkan. Keadaan menyedihkan itu biasanya muncul karena ada suatu hal yang sebenarnya memiliki tujuan lain, namun pada akhirnya justru terjadi perpisahan. Biasanya hal tersebut ditujukan untuk menguasai pasangan namun karena tidak berhasil, akhirnya justru membuat hubungan berakhir. Dan inilah hal yang biasanya mampu membuat hubungan berakhir menyedihkan.
1. Kamu terlalu gengsi untuk mengakui kesalahan
Dari sudut pandang manapun, bisa menilai kalau Kamu sudah melakukan kesalahan yang meyakiti hati Dia. Namun karena gaya pacaran kalian, Kamu sudah terlalu gengsi untuk mengakui kesalahan tersebut. Kamu cenderung menutupinya dan berusaha menggiring opini agar Dia yang bersalah. Tidak jarang Kamu mencari sesuatu dari Dia untuk Kamu ungkit guna menutup kesalahan Kamu. Karena hal ini perlahan Dia mulai menyadari Kalau Kamu bukan sosok yang selama ini Dia inginkan. Kamu terlalu memikirkan diri sendiri dan tidak lagi mau mengerti perasaannya.
2. Kamu berharap Dia yang selalu memperbaiki keadaan saat saling mendiamkan
Sebenarnya saat saling mendiamkan, Kamu juga tersiksa dengan hal itu. Tapi lagi-lagi karena gengsi, Kamu tidak ingin berusaha menghubungi dulu untuk memperbaiki keadaan. Kamu hanya berharap hubungan baik kembali tapi Dia yang selalu berusaha. Jika hal ini terjadi berulang kali, Dia bisa saja kehilangan kesabaran. Bukan cuma itu, pemikirannya juga bisa berubah. Jika dulu Dia masih mau berusaha memperbaiki hubungan, tapi suatu saat nanti Dia bisa berpikir kalau semua itu percuma saja. Usaha Dia untuk memperbaiki hubungan justru akan membuat Kamu semakin menjadi. Sehingga tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti Dia lebih memilih untuk berusaha mundur pelan-pelan.
3. Menyimpan harapan padanya tanpa menunjukkan, saat harapan itu tidak terlaksana Kamu langsung menunjukkan kekecewaan
Sepertinya tidak semua Orang bisa mengerti pasangannya, apalagi harapan pasangan yang hanya dipendam begitu saja. Termasuk juga Dia yang tidak bisa mengerti harapan Kamu tanpa Kamu menunjukkan atau setidaknya memberikan tanda-tanda. Dia tetap akan berpikir semua baik-baik saja. Namun ketika Kamu merasa harapan Kamu tidak Dia lakukan, kamu langsung menunjukkan kekecewaan. Tercipta sebuah pemahaman dari Dia bahwa Kamu hanya sedang cari masalah. Dia justru berpikir Kamu ada yang tidak beres. Padahal tidak semua berusaha mencari tahu, mungkin saja pasangan Kamu justru langsung menyimpulkan dan mencari langkah antisipasi untuk meninggalkan Kamu.
4. Kamu selalu berpikir Dia yang bersalah hanya karena apa yang Dia lakukan tidak membuat Kamu merasa nyaman
Dalam menilai sesuatu didalam hubungan, semua memang tergantung dari gaya pacaran dan juga kebiasaan dari keduanya. Sehingga akan tercipta istilah menurutku dan menurutmu. Inilah yang memicu masalah jika apapun itu dipandang secara subyektif. Termasuk ketika Dia melakukan sesuatu, hanya karena membuat Kamu tidak nyaman Kamu langsung menilai Dia itu bersalah. Parahnya lagi Kamu merasa pantas untuk memberikan efek jera terhadap apa yang Dia lakukan. Menciptakan pemahaman kalau Dia selalu salah dan Kamu tidak akan pernah merasa puas dengannya. Efek berantai, Dia bisa tidak tahan menjalani hubungan dengan Kamu.
5. Kamu menganggapnya buruk hanya karena melakukan hal yang tidak lebih parah dari apa yang Kamu lakukan
Pernahkah Kamu merasa kalau Dia itu tidak berkualitas, murahan, dan tidak se level sama Kamu hanya karena melakukan hal yang bisa membuat Kamu cemburu. Misalnya saja chatting sama lawan jenis. Padahal dari kenyataannya, Kamu melakukan hal yang lebih parah dar itu. Hanya saja Dia tidak mengetahuinya. Jika sampai pemikiran ini ada, dia bisa terpengaruh dan suatu saat nanti jika Dia tahu yang sebenarnya, Dia bisa berpikir bahwa Kamu lebih murahan darinya.
6. Kekecewaan yang muncul dari harapan Kamu sendiri, Kamu jadikan sebagai alasan untuk tidak berjuang untuknya
Ketika kamu berharap dan merasakan kekecewaan, itu Kamu jadikan alasan untuk tidak lagi berjuang untuknya. Sehingga secara otomatis hubungan hanya akan berjalan jika Dia yang berjuang untukmu. Sayangnya pemikiran seperti ini bisa membuat Kamu semakin tidak tahu diri. Hingga suatu saat nanti, Dia bisa merasa lelah berjuang. Pemikiran itu muncul karena Dia merasa selalu berjuang tapi Kamu sendiri tidak pernah menghargai perjuangannya.
7. Kamu memiliki ekspektasi berlebihan untuk sebuah kebersamaan dengannya
Bayangan Kamu tentang kebahagiaan dalam menjalani kebersamaan dengannya terlalu berlebihan. Dan itu akan membuat Kamu merasa tidak puas dan kecewa. Dampaknya akan terasa pada sikap Kamu padanya. Karena itulah Dia juga akan merasa bahwa kebersamaan dengan Kamu tidak lagi terasa istimewa.
8. Kamu mengulang hal yang bisa membuatnya cemburu hanya untuk menciptakan kesan bahwa itu adalah hal wajar
Dia pernah menunjukkan sikap cemburu saat Kamu melakukan sesuatu, bahkan Dia sendiri pernah protes dengan hal itu. Namun karena Kamu merasa tidak ada dampak buruk dari tindakan Kamu, Kamu sengaja menunjukkan hal itu terus menerus hanya untuk menciptakan kesan biasa. Padahal Dia sebenarnya tidak sabar, hanya berusaha menahan diri agar tidak terjadi masalah. Jika sampai kesabarannya habis, Dia bisa merasa kalau Kamu cuma punya niat menyakitinya saja.
Ketika semua hal diatas terjadi pada hubungan Kamu, Kamu tidak akan lagi merasa bahwa Dia benar-benar berharga untuk Kamu. Sehingga Kamu mulai tidak peduli dengan perasaannya. Kamu mulai mudah untuk mengabaikannya. Namun di sisi lain Kamu masih menyayangkan jika Dia jatuh ke pelukan yang lain. Padahal dari semua hal itu, bisa membuatnya merasa putus asa dalam menghadapi Kamu. Sehingga akhirnya, besar kemungkinan Dia akan meninggalkan Kamu ketika Kamu masih menyimpan harapan padanya. Dan saat itulah Kamu mulai menyadari kebaikannya, pengorbanannya selama ini, dan sebagainya yang bisa membuat kondisi hati Kamu begitu
menyedihkan. Hingga suatu saat nanti, Kamu akan merasa bahwa Dia adalah sosok yang benar-benar bisa memberikan Kamu kenyamanan. Kesadaran itu muncul bukan karena keadaan tapi cara berpikir Kamu sudah berubah menjadi yang seharusnya Kamu miliki ketika masih bersamanya.