Dulu begitu ramah sama Orang lain dan tidak sungkan untuk menyapa duluan. Namun setelah mengenal media sosial semuanya berubah. Tidak lagi ramah sama Orang lain dan cenderung merasa dirinya memiliki level lebih tinggi. Dengan Orang yang dianggap lebih rendah sering mengabaikan meskipun sebenarnya penting. Hingga kadang selalu berpikir buruk ketika Orang mendatangi dengan niat apapun.
Orang yang mengalami perubahan seperti ini sangat banyak. Sikapnya berubah setelah terlihat aktif di media sosial. Bahkan cenderung tidak lagi ingin menjalin hubungan secara langsung dengan Orang sekitar. Jadi Orang seperti ini sudah benar-benar sombong setelah mengenal media sosial. Kesombongan ini akan terbawa terus menerus dalam kehidupannya dan sering menjadikan Orang seperti ini tidak bisa membedakan antara media online dengan kehidupan nyata. Penyebab munculnya kesombongan seperti itu, biasanya dipicu oleh hal-hal berikut ini.
1. Sikap teman-teman di media sosial
Ketika seseorang mulai berinteraksi di media sosial, Orang tersebut akan mulai bertemu dengan teman dari berbagai karakter dan keadaan. Dari teman yang ganjen, kesepian, tidak mendapatkan pengakuan di Dunia nyata, hingga terabaikan dari kehidupan luar. Dan media sosial akan menjadi sasaran utama untuk melampiaskan hal itu. Sehingga akan mudah bagi Seseorang untuk mendapatkan sikap dari teman-teman seperti itu yang seolah mengunggulkan, menghargai, atau menganggap Orang tersebut istimewa. Sikap-sikap yang didapatkan itu dianggap berlaku untuk semua Orang sehingga cenderung menemukan jati diri yang sebenarnya. Semakin banyak yang memberikan pujian atau mengagung-agungkan, maka di Dunia nyata seseorang cenderung akan semakin sombong. Makanya jika di media sosial sering mendapat pujian, hal itu bisa berdampak pada kehidupan di Dunia nyata.
2. Terbiasa tidak menghargai Orang lain dimedia sosial dan terbawa pada kehidupan nyata
Karena sikap dari teman-teman di media sosial, otomatis membuatnya terbiasa mengabaikan Orang lain. Karena jika ditanggapi tentu sangat melelahkan sehingga sudah tidak penting lagi istilah menghargai perasaan. Sayangnya Orang yang sudah terbiasa mengabaikan di media sosial, kebanyakan tidak bisa membedakan antara Dunia maya dengan Dunia nyata. Sehingga sering sekali karena kebiasaan itu, terbawa pada cara menghargai teman-temannya di Dunia nyata.
3. Banyaknya Orang yang tampak menginginkannya, membuatnya terbiasa jual mahal
Lagi-lagi karena media sosial yang membuatnya tampak seperti primadona, hal itu terbawa pada kehidupan nyata. Sehingga Dia akan merasa benar-benar memiliki kualitas. Dia merasa pengguna media sosial sudah menyadari hal itu tapi Orang sekitar belum merasakannya. Sehingga akan muncul perasaan tidak begitu suka dengan sosok di Dunia nyata yang tidak menganggapnya berkualitas.
4. Kesan berkelas dari teman di media sosial
Dimedia sosial banyak sekali sosok yang tampak lebih berkelas dari keadaan sebenarnya. Sehingga kesan itu akan dirasakan Dia secara berkelanjutan. Dalam dirinya muncul pemikiran kalau Orang-orang berkelas saja memperjuangkan Dia, bukan selevel lagi baginya untuk menanggapi Orang-orang di Dunia nyata yang tidak lebih baik daripada teman-teman di media sosial.