Ketika sedang proses pencarian pasangan, kebanyakan Orang ingin diterima apa adanya. Jadi seperti apapun kondisi saat ini, ingin diterima apa adanya tanpa ada keinginan mendapat tuntutan terhadap perbaikan. Biasanya hal ini dilakukan untuk membuat calon pasangan maklum dengan keadaan yang memang terlalu apa adanya. Bahkan ada juga yang menjadikan hal itu karena dasar malas melakukan banyak hal untuk mendapatkan keadaan yang lebih baik.
Jadi jika Kamu memang punya keinginan mendapatkan calon pasangan hidup yang bisa menerima apa adanya, sebaiknya Kamu juga bisa memastikan dulu keadaan Kamu. Apakah keadaan apa adanya diri Kamu itu sudah bisa dikatakan layak atau belum. Jadi jangan jadikan alasan diterima apa adanya itu untuk bermalas-malasan. Karena hal-hal berikut ini tetap dibutuhkan meskipun Kamu mencari Orang yang benar-benar bisa menerima apa adanya.
1. Kesan awal
Kesan awal adalah modal sekaligus jalan untuk membangun perasaan. Sebelum perasaan benar-benar terbangun, kebanyakan Orang masih memiliki banyak sekali pertimbangan. Sehingga ketika kesan awal Kamu tidak begitu baik, maka Kamu sendiri akan merasakan dampak kesulitan dalam membangun perasaan dengan Seseorang. Bagaimana tidak, ketika Orang masih dalam proses pertimbangan sudah merasakan kesan buruk, kesan tidak nyaman, hingga tidak ada ketertarikan untuk memiliki hubungan lebih dalam. Dan kesan awal itu meliputi banyak hal, diantaranya sebagai berikut ini:
- Penampilan: Penampilan memang bukan segalanya, tapi penampilan sangat diperlukan untuk membangkitkan hasrat Seseorang. Sangat banyak yang kesulitan mendapatkan pasangan hanya karena penampilan yang kurang maksimal. Tapi yang memiliki penampilan lebih baik, biasanya lebih mudah untuk membangun hubungan dengan seseorang
- Potensi kedepan: Kamu memang harus bisa menunjukkan potensi kedepan sejak awal. Tujuannya agar calon pasangan tidak terlalu ragu untuk melangkah lebih jauh
- Kenyamanan: Ini adalah hal yang sangat penting. Jika dari awal tidak memberikan rasa nyaman, tentu saja bukan hanya untuk membangun hubungan, sekedar menjalin kebersamaan saja lebih memilih untuk tidak melakukannya
- Resiko: Kesan awal juga berkaitan dengan resiko. Resiko gagal, resiko sakit hati, hingga resiko tidak disetujui orang tua. Maka bukan hal wajar jika latar belakang mempengaruhi orang dalam menentukan pasangan.
2. Perhatian dan bentuk perjuangan lain dalam menjalani hubungan
Ingin diterima apa adanya bukan berarti selamanya bersikap pasif. Karena dalam menjalani hubungan itu ada bentuk kerja sama didalamnya. Keduanya saling mengisi dan juga saling melengkapi. Keduanya tidak hidup secara sendiri-sendiri. Jadi apapun posisi Kamu, Kamu tetap harus bisa memberikan perhatian dan juga bentuk perjuangan lain dalam menjalani hubungan. Bukan hanya saat awal pendekatan, selamanya Kamu tetap butuh untuk melakukan semua itu.
3. Sedikit hal yang memang bisa dibanggakan
Kamu tentu sering mengamati Orang yang tidak pernah menunjukkan identitas pasangannya, menutupi hubungannya, hingga merasa malu untuk mengakui seseorang sebagai pasangannya. Itu semua didasari karena menganggap tidak ada hal yang pantas untuk dibanggakan. Maka dari itu meskipun ingin
diterima apa adanya, tetap butuh sesuatu yang bisa Kamu banggakan. Sehingga pasangan suatu saat nanti pada keadaan tertentu tidak merasa rendah diri. Karena meski sepele, ini bisa mempengaruhi pemikirannya.
4. Kelayakan diri untuk meyakinkan Orang tua
Calon pasangan mungkin menerima Kamu, tapi Orang tua belum tentu. Yang sudah dianggap layak saja sering mendapatkan penolakan apalagi yang sangat benar-benar apa adanya. Makanya Kamu tetap butuh sesuatu sebagai modal untuk menunjukkan bahwa Kamu memang layak untuk dijadikan menantu oleh calon mertua. Mana ada calon mertua yang ingin anaknya menderita atau salah dalam memilih pasangan.
5. Kemampuan untuk menjadi pasangan yang baik sehingga bisa melakukan kewajiban dengan baik
Setelah menjadi pasangan bukanlah akhir dari perjuangan, tapi merupakan perjuangan baru yang lebih berat. Jadi didalam hubungan tersebut, Kamu harus bisa melakukan banyak hal sebagai kewajiban Kamu sebagai pasangan. Meskipun pasangan bisa menerima Kamu apa adanya, tapi jika antara hak dan kewajiban tidak berjalan dengan baik maka hasilnya juga jadi masalah. Jadi sudah tahu sendiri apa yang perlu dipersiapkan.
6. Kondisi diri untuk menyesuaikan dengan lingkungan atau anggota Keluarga
Namanya hidup tentu akan ada saatnya menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada. Kerukunan dengan anggota Keluarga yang lain, dengan Tetangga dan juga Masyarakat sekitar. Maka jangan jadikan keinginan untuk diterima apa adanya itu sebagai ajang untuk bermalas-malasan tapi ingin merasakan kebahagiaan yang sama seperti lainnya.
Baca juga 7 Ciri cowok yang pantas Kamu pertahankan meski keadaannya apa adanya (buruk)