Kesalahan Kita adalah ketika menolak Orang dengan satu kekurangan padahal Orang itu memiliki banyak kelebihan, meskipun sebenarnya Kita tahu Dia adalah sosok yang Kita butuhkan. Dan setelahnya memilih Orang lain hanya karena satu kelebihan padahal Orang itu jauh dari yang sebenarnya Kita butuhkan, tapi dengannya Kita merasa bangga.
Menjadi dilema memang ketika Kita dihadapkan pada dua pilihan. Dua Orang yang memiliki kemungkinan untuk hidup bersama Kita nantinya. Kita sudah membuat perbandingan dan akhirnya Kita harus memilih. Ada rasa khawatir akan menyesal pada akhirnya jika sampai salah memilih. Tapi Kita tetap harus memilih berdasarkan apa yang Kita rasakan.
Memulai melihat kemungkinan kedepan, mana yang akan memberikan perasaan lebih kuat. Bayangan kedepan sudah ada untuk menjadikan bahan pertimbangan. Bahkan untuk sebuah kebanggaan saja Kita rela untuk mengabaikan yang lainnya.
Ada satu sosok yang sebenarnya akan membuat Kita berjuang dan berkorban banyak untuk bertahan sama Dia. Dia tidak begitu sesuai dengan sosok yang sebenarnya Kita butuhkan. Ada perasaan tidak aman dan rasa khawatir jika tetap bersamanya. Tapi hasrat terhadapnya begitu besar dan ada rasa bangga jika bisa bersanding dengannya. Meskipun Kita harus banyak berjuang dengannya, Kita tidak akan masalah dengan hal itu.
Belum lagi rasa tidak nyaman yang akan Kita rasakan nanti tidak terpikirkan sama sekali. Seolah bukan masalah yang penting Kita bangga dengannya. Bahkan potensi tersakiti tidak begitu Kita pikirkan. Karena dalam pikiran, yang penting Kita menginginkan Dia dan Dia bisa memberikan kebanggaan bagi Kita nanti.
Disaat yang sama ada Orang lain yang begitu menginginkan Kita. Dia menjadi bahan perbandingan akan tetapi tidak bisa memberikan hasrat yang besar untuk memilikinya. Dia sebenarnya memiliki banyak nilai lebih yang akan Kita butuhkan. Tapi Dia tidak membuat Kita merasa bangga. Ada satu kekurangan yang bisa membuat Kita merasa malu. Kata Orang Dia tidak menarik, Kata Orang Dia tidak punya prestasi, atau kata Orang Dia memiliki satu kekurangan yang sebenarnya tidak memberikan dampak apa-apa selain rasa malu yang Kita rasakan sendiri.
Dia tidak bisa membuat Kita bangga, jika saja dipaksakan Kita harus menceritakan nilai lebih lain untuk menutupi rasa malu yang sebenarnya Kita rasakan sendiri. Agar Orang lain bisa menerima dan maklum dengan logika Mereka sendiri.
Semua hanya karena masalah cover. Kita memilih untuk sebuah kebanggaan bukan untuk sebuah kenyamanan apalagi untuk sebuah kebutuhan. Seolah hidup bahagia itu karena kata Orang, bahagia karena kesan Orang, juga bahagia karena pendapat Orang. Kita tidak butuh hal itu, karena kebahagiaan hanyalah Kita yang merasakan.
Apa gunanya Kita bangga memiliki seseorang jika Kita sendiri harus berjuang keras untuk sesuatu yang belum tentu aman, apalagi resiko tersakiti sangat besar. Lebih baik bersama Orang yang justru berjuang untuk Kita dan bisa memberikan apa yang Kita butuhkan. Pada akhirnya semua akan terasa sama setelah Kita lama menjalaninya. Dan rasa malu itu hanya ada dalam pikiran Kita, dan itu akan terlupakan setelah waktu berjalan.
Maka pertimbangkan sesuatu karena banyak hal, bukan untuk satu kekurangan saja. Dan janganlah menganggap kebahagiaan akan dirasakan karena satu nilai lebih yang hanya memberikan rasa bangga.