Bagaikan bunga yang berhenti tersiram air dan tidak terkena sinar Matahari. Itulah kondisiku saat ini, layu seperti tidak ada harapan untuk merekah lagi. Itu semua karena keputusan Kamu memilih Dia yang Kamu anggap lebih pantas menemani hidupmu. Tidak pernah Aku sangka akan berakhir seperti ini. Seperti baru kemarin Kita melakukan semuanya bersama. Sama-sama berjuang untuk mencapai apa yang selama ini menjadi impian Kita.
Mungkin Aku yang tidak layak untukmu, hingga Kamu
meninggalkan demi Orang lain. Ataukah Aku yang terlalu optimis karena menganggap semua akan baik-baik saja. Merasa aman karena semua berjalan dengan semestinya. Dalam pikiran hanya ada satu, Kita akan menikah pada akhirnya.
Siapapun tentu akan memiliki pemikiran yang sama, jika merasakan apa yang Aku rasakan ketika masih bersama Kamu dulu. Kamu begitu baik, perhatian, dan tidak ada tanda-tanda akan meninggalkanku. Bahkan perjuangan yang Kita lakukan bersama, menunjukkan bahwa Kita benar-benar serius.
Apalagi saat itu, semakin lama rasa sayang semakin kuat. Dan selalu berpikir bahwa Kamu merasakan hal yang sama. Hingga dengan bangga Aku ceritakan pada teman-temanku, inilah kekasihku.
Orang-orang terdekat dari kedua belah pihak, sepertinya tidak terbesit dalam pikiran bahwa Kita akan berpisah. Itu karena kebersamaan Kita sudah menunjukkan tanda akan berakhir dengan pernikahan. Jujur sulit menjawab pertanyaan Mereka tentang Kita dengan kondisi saat ini. Bukan hanya sekedar menggores luka tapi benar-benar menusuk. Dalam pikiran apakah mungkin Kamu merasakan hal yang sama?, sepertinya tidak. Karena perasaan itu hilang dan teralihkan oleh kebahagiaan baru dengan Dia.
Aku hanya bisa menangis dalam kesendirian sejak kepergianmu. Setiap hari menahan gejolak jiwa dan menahan rasa pahit yang tidak pernah hilang hingga saat ini. Perasaanku menuntun untuk menghubungimu, tapi logikaku menolaknya. Menjadi dilema pada setiap langkah dalam hari-hariku.
Terus terang saja rasa rindu ini masih Aku simpan hingga saat ini. Aku harus bisa menahan rasa rindu tersebut. Berat tapi Aku yakin bisa melaluinya.
Aku tahu, meskipun Kamu kembali padaku rasanya tidak akan lagi sama. Keindahan dan kebahagiaan yang pernah dirasakan dulu, tidak bisa dikembalikan apalagi diulang. Semua sudah berlalu dan akan menjadi kenangan sendiri.
Meskipun begitu keadaannya, Aku bisa memastikan masih ada ruang untukmu. Memang keadaan tidak akan lagi sama, tapi itu sudah menjadi keharusan yang akan dihadapi nanti. Masih ada kesempatan untuk memperbaiki, Kita hanya perlu berusaha.
Andai saja kesempatan itu sudah terlewat, tidak ada harapan selain keinginan untuk melupakanmu. Biarkan kenangan yang pernah Kita lalui bersama menjadi pelajaran bagi Kita. Aku hanya bisa berdoa semoga Kita bahagia dengan jalan masing-masing.
Sebagai rasa terima kasihku untuk semua yang sudah berlalu, akan Aku sembuhkan sendiri luka ini sebagai bukti bahwa Aku pernah menyayangimu. Harus yakin bahwa Seseorang dihadirkan bukan untuk menemani selamanya, ada kalanya kehadiran seseorang hanya untuk memberi pelajaran saja. Semoga bahagia.
Baca juga: 5 Alasan Seseorang Tetap Bertahan Meski Terus Tersakiti