Orang tua kritis terhadap pilihan anak memang hal yang sangat wajar. Kekhawatiran Orang tua lebih besar terhadap masa depan Anak dibanding Anaknya sendiri sebagai sang Pelaku. Orang tua manapun selalu ingin anaknya mendapatkan sosok pasangan terbaik, ada kriteria tertentu yang menjadi standar.
Sayangnya karena dasar hal itu Orang tua sering sekali mengambil kesimpulan meskipun minim informasi. Hanya menerima informasi setengah-setengah, itupun informasi negatif dari "calon menantunya".
Akan menciptakan perbandingan yang sangat besar antara nilai plus dengan nilai minus. 10 kelebihan dari sang calon menantu bisa menjadi tidak berlaku sama sekali hanya karena satu kekurangan saja. Apalagi kekurangan tersebut sudah menjadi fakta sosial dimana semua Orang sudah tahu keberadaannya.
Restu orang tua memang sudah sejak lama menjadi penghambat pasangan kekasih untuk melanjutkan hubungan menjadi lebih serius. Dalam kondisi ini, Orang Tua lebih banyak memiliki pemikiran negatif terhadap anaknya.
Rasa percaya sangat kecil meskipun sebenarnya anak sudah tahu dan yakin akan pilihannya. Hal ini juga yang sering menjadi beban sang Anak. Ketika ingin menentukan Pasangan, harus bisa menyesuaikan dengan syarat standar Orang Tua.
Ketika potensi mendapatkan restu dari Orang Tua sangat kecil, Anak pun akan berpikir ulang ketika melihat peluang dengan sosok yang kurang memenuhi syarat.
Sehingga kadang ketika sudah merasa menemukan sosok sesuai yang dibutuhkan, harus rela mundur hanya karena rasa takut tidak mendapatkan restu Orang tua nantinya. Mungkin Kamu salah satu Orang yang sedang mengalami nasib seperti ini.
Bukan hanya sedang ada peluang, tapi bisa saja sudah merasa nyaman dan cocok dengan Seseorang. Yang lebih lagi sebenarnya Kamu sudah sangat sayang sama Dia. Tapi ada satu atau beberapa nilai minus, yang sebenarnya tidak masalah bagimu tapi menjadi masalah bagi Orang Tua.
Keyakinan tidak akan mendapatkan restu sudah cukup kuat dirasakan saat ini, apalagi setelah mencoba benar-benar ditentang. Orang Tua mewajibkan Kamu agar mencari sosok yang lain. Ingin rasanya menyerah dan mencari sosok yang lain tapi hal itu juga tidak mudah.
Karena bisa saja justru Kamu terjebak dengan pilihan yang lebih buruk. Hanya masalah cover, peluangnya besar mendapatkan restu tapi ternyata penuh dengan tipu muslihat. Bahkan bisa saja nanti justru Kamu direstui dengan pilihan yang akan membuatmu menderita.
Lalu apa yang harus dilakukan jika Orang tua tidak merestui?. Jika Kamu sudah yakin dengan pilihan Kamu, Kamu hanya perlu bertahan dan berjuang bersama. Kamu hanya perlu bertahan dalam hubungan itu, sebab tidak mendapatkan restu dari Orang tua, belum bisa menjadi penentu apakah Dia jodoh Kamu atau bukan.
Bertahanlah dan jangan menyerah untuk meyakinkan Orang Tua. Akan tiba saatnya suatu saat nanti Orang Tua akan merestuinya. Mungkin perlu tindakan perbaikan diri dari Kalian masing-masing. Tentu saja agar Orang tua bisa melihat potensi kedepan tidak mengkhawatirkan.
Kamu tidak perlu melawan dan menjadikan Orang tua sebagai musuh, tetap jaga hubungan baik. Selama Kamu dengan pasangan tidak pernah menyerah dengan keadaan yang ada, waktulah yang akan menjawab semuanya.
Seiring berjalannya waktu kekhawatiran Orang tua akan berubah. Usia semakin tua, mulai menyadari kegigihan Kamu untuk meyakinkan Orang tua, mulai merasakan besarnya cinta kalian, hingga keyakinan bahwa Kalian tidak akan terpisahkan, akan membuat Orang tua luluh dan menyerah.
Restu itu bisa didapatkan jika tidak ada kata menyerah antara Kamu dan pasangan. Yang jelas untuk mendapatkan restu Orang tua bukan dengan pasrah dan berharap ada keajaiban. Pada akhirnya Kalian bisa direstui asal mau berjuang bersama-sama.
Ingat, berjuang bersama bukan hanya Kamu atau pasangan saja. Dan asal tahu saja, Pernikahan yang diawali dengan perjuangan berat dan panjang akan terasa lebih berkesan. Berjuanglah dan jangan pernah menyerah oleh keadaan. SEMANGAT.