...Ayah, Ibu, tenanglah di sisi Nya. Aku memang belum bisa membalas semua jasa Kalian, tapi Aku janji akan membuat Kalian bangga suatu saat nanti. Sampai saat ini Aku hanya bisa berusaha untuk tetap menjaga diri demi nama baik Kalian. Kusebut nama Kalian dalam doaku, semoga tenang dan mendapatkan tempat terbaik di sisi Nya...
Untuk Ayah dan Ibu di Surga
Ayah, Ibu, apa kabar?, semoga Kalian tenang disana. Kepergian Kalian yang begitu cepat memang meninggalkan duka yang mendalam terhadap Aku dan juga Saudara yang lain. Dari segi usia memang Aku masih terlalu kecil untuk menjalani kehidupan tanpa Kalian. Masih butuh belaian kasih sayang Ayah Ibu. Tapi perlu Ayah Ibu tahu, sekarang Aku sudah merasa lebih dewasa. Meskipun bagi Orang lain Aku belum cukup umur untuk menanggung perubahan drastis kehidupan ini, tapi Aku sudah mulai bisa membiasakan diri. Ayah, Ibu, Aku sudah menjadi lebih kuat saat ini.
Hari ini tepat sekali momen ramadhan, ramadhan dulu masih teringat jelas Ibu membangunkan Aku, mengajarkan untuk selalu berpuasa. Sahur bersama Ayah dan Ibu serta saudara yang lain, merupakan nikmat yang baru Aku sadari saat ini. Maafkan Anakmu karena dulu tidak begitu bisa bersyukur dengan kesempurnaan Keluarga yang ada. Tapi ini sudah menjadi takdir yang maha Kuasa, Aku harus tetap bisa menerimanya dengan ikhlas.
Ayah Ibu, kini Aku sudah menjadi lebih mandiri. Terima kasih atas didikan Kalian dulu yang mengajarkan untuk bisa mengerjakan banyak hal. Sekarang kalau sahur, kakak yang masak sedangkan Aku cuci piring dan bersih-bersih Rumah. Memang banyak hal yang hilang dari ramadhan ini, bukan hanya tentang sesuatu yang indah, kemarahan Kalian saat Aku melakukan kesalahan pun sudah tidak ada lagi, terus terang kadang Aku merindukan saat-saat seperti itu.
Memang banyak Orang yang lebih peduli, ikut menjaga dan meringankan beban Aku dan Saudara yang lain, tapi sebenarnya Kami sudah cukup kuat untuk menjalani kehidupan ini. Antara Aku dan Kakak sudah bisa saling mengisi, Kami lebih kompak dibandingkan dulu yang suka berebut mainan. Kami saling membantu demi kelangsungan hidup kedepan. Kakak juga lebih sayang sama Aku, mengarahkan Aku untuk selalu kuat dan berpikir positif.
Andai bisa merasakan, Kalian tidak perlu khawatir dengan keadaan Kami. Kami sudah banyak belajar tentang kehidupan ini. Aku selalu optimis suatu saat bisa memiliki kehidupan yang lebih baik. Aku akan berusaha Ayah, Ibu. Memang saat ini sedikit banyak Aku masih merepotkan Kakak dan kerabat yang lain, tapi Aku yakin suatu saat Aku bisa mengurusi diri sendiri dan harapannya bisa memberikan manfaat juga untuk Orang lain.
Jika sudah tiada memang baru terasa kalau kehadiran Kalian memang berharga. Itu membuatku tahu untuk selalu menyayangi dan menjaga Siapapun yang masih ada, terutama Kakak yang senantiasa membimbingku menjadi lebih baik. Aku jadi mengerti bahwa sesuatu yang berharga adalah apapun yang saat ini masih Kita miliki.
Pesan-pesan Kalian dulu, segala nasehat demi kebaikanku sendiri, akan Aku terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Aku tidak ingin hidupku semakin terjerumus, Aku harus selalu mengingat semua nasehat yang pernah Kalian berikan.
Ayah, Ibu, tenanglah di sisi Nya. Aku memang belum bisa membalas semua jasa Kalian, tapi Aku janji akan membuat Kalian bangga suatu saat nanti. Sampai saat ini Aku hanya bisa berusaha untuk tetap menjaga diri demi nama baik Kalian. Kusebut nama Kalian dalam doaku, semoga tenang dan mendapatkan tempat terbaik di sisi Nya. Amin
Semoga kehidupanku ini menjadi Inspirasi atau setidaknya pelajaran bagi Orang lain yang masih memiliki Orang Tua. Kita memang sulit untuk tulus menghargai Orang Tua terutama ketika Mereka masih ada. Kita sulit sekali untuk selalu mendengar nasehat Mereka, bahkan bercengkerama dengan Mereka pun enggan. Hormatilah dan hargai selagi Mereka masih ada.
Novi
Salatiga, Mei 2018