....Biarkan semua yang sudah berlalu menjadi pelajaran untuk Kita, agar bisa menjadi lebih baik, menjadi lebih dewasa, dan menjadikan Kita bisa untuk sama-sama menghargai peran masing-masing.....
Saat itu, Kita menjalani peran masing-masing sebagai Manusia yang memiliki tujuan berbeda-beda. Aku dengannya sedangkan Kau dengan Dia. Aku menjalani alur kehidupanku sendiri tanpa sedikitpun tahu akan mengenal Kamu hingga sejauh ini. Kamu pun demikian, setiap jalan yang Kamu jejaki, tidak menunjukkan akan ada bekas jalanku disampingnya.
Kita saling melangkah berlawanan, tidak pernah sekalipun berpapasan dalam perjalanan itu. Jelas saja Kita saling menjauhi satu sama lain. Kamu fokus kedepan dan Aku juga demikian, tujuan Kamu denganku sudah berbeda. Ibarat mata angin, tujuan kamu ke arah barat sedangkan tujuanku ke arah timur dan di posisi itu Kita sudah saling membelakangi.
Kita berada pada dua jalur yang berbeda dan seperti tidak ada kemungkinan akan ada titik temu pada akhirnya. Namun takdir berkata lain, Tuhan sudah merencanakan agar dua jalur yang berlawanan tersebut akhirnya terdapat pertemuan. Saat itulah semua berawal, tidak pernah disangka pada akhirnya pertemuan itu benar-benar terjadi. Siap tidak siap Kita memang harus berusaha untuk membiasakan diri. Seperti kebetulan tapi semua sudah ada yang atur. Tujuan yang sebelumnya berbeda menjadi terlihat sama. Teman yang sebelumnya menemani Kita pun pada akhirnya hanya menjadi masa lalu bagi Kita.
Kita sama-sama sadar, Kamu punya masa lalu, dan Aku juga demikian. Tapi semua itu tidak pantas untuk dipermasalahkan. Justru masa lalu adalah guru terpenting bagi Kita. Tanpa masa lalu Kita pasti tidak bisa seperti sekarang ini. Kita juga tidak punya dasar dan gambaran, tentang hal-hal yang seharusnya tidak boleh Kita lakukan.
Biarkan semua yang sudah berlalu menjadi pelajaran untuk Kita, agar bisa menjadi lebih baik, menjadi lebih dewasa, dan menjadikan Kita bisa untuk sama-sama menghargai peran masing-masing. Setiap lembaran demi lembaran masa laluku sudah terlalu tebal, hingga Aku tidak ingin lagi menambah catatan kisah yang sama. Aku sudah cukup puas dan cukup banyak belajar dari semua itu. Tentunya Kamu tahu, Aku tidak ingin kisah setelahnya hanya menjadi angin lalu. Aku berharap ini adalah yang terakhir untukku, untuk Kita.
Kalaupun Tuhan masih berkehendak untuk memberikanmu pelajaran lebih banyak, semoga pelajaran itu Kamu dapatkan langsung denganku. Sehingga Kita bisa melangkah bersama, saling mengisi, saling melengkapi, dan saling menjaga hingga semua termakan oleh usia senja.
Aku akan terus berusaha, menunggu, dan berjuang untukmu. Semua itu tidak akan berhenti Aku lakukan kecuali Tuhan sudah memastikan bahwa Kamu hanya akan menjadi masa lalu di masa depanku nanti. Aku berharap Kamu bisa memberikan apresiasi positif untuk semua yang Aku lakukan.
Meskipun Kamu bukan yang pertama, setidaknya harapan untuk menjadi yang terakhir tetap ada. Hanya bisa berusaha untuk menjadikan Kamu benar-benar yang terakhir. Kalaupun gagal setidaknya Kamu pernah memberikan keindahan dalam hidupku. Mulai hari ini, tidak ada hal paling indah selain memanggil namamu, tidak ada perjalanan mengesankan selain melakukan perjalanan denganmu, dan tentu saja tidak ada keinginan terbesar selain membangun masa depan bersama Kamu. Bahagialah denganku.
Baca juga: Kita Memang Tidak Berjodoh, Tapi Kamu Pernah Menghias Hidupku