Banyak pembelaan yang membuat Orang ingin mendapatkan pembenaran atas hubungan sebelum menikah tersebut. Santriwan dan Santriwati umumnya sering menggunakan istilah pacaran islami. Atau secara umum banyak yang menggunakan istilah lain untuk mendapatkan pembenaran, seperti sekedar teman akrab, hubungan kakak adik, dan sebagainya yang esensinya sebenarnya sama dengan pacaran.
Lupakan sejenak tentang dalil-dalil yang akhirnya menjadikan kesimpulan bahwa Pacaran itu haram. Kita fokus saja pada logika Kita sehingga bisa membenarkan kenapa pacaran itu haram. Haram maksudnya adalah dilarang keras untuk dilakukan, karena banyak kerugian yang akan didapatkan. Jadi pembahasan kali ini lebih familiar jika disebut kerugian Orang pacaran, karena kedepan justru akan semakin membawa pada banyak keburukan daripada kebaikan.
1. Menjadikan Kita tidak bisa berpikir logis, sehingga tidak peduli meskipun sebenarnya Kita sedang membangun hubungan dengan Orang yang salah
Dalam masa pacaran sering sekali pada akhirnya menciptakan perasaan yang sangat kuat. Karena hal itu Seseorang susah sekali untuk menggunakan logikanya. Tidak peduli seperti apapun pacarnya, kalau sudah cinta semuanya tidak menjadi masalah. Bahkan demi menuruti perasaan tersebut rela melakukan segalanya dan tidak peduli lagi dengan situasi dan kondisi. Maka sangat banyak yang salah dalam memilih, dan pada akhirnya banyak yang menyesal ketika sudah terlanjur menikah. Sebab sejak sebelumnya, segala keburukan tertutupi dan menjadi maklum karena perasaannya.
2. Menyisakan luka dan kenangan sebagai Pasangan dan itu mempengaruhi hasrat terhadap Suami/Istri nantinya
Entah godaan setan atau apa, tapi yang jelas masa pacaran itu terasa sangat indah. Segala kenangan dan kebaikan yang dilakukan pacar terasa lebih berharga. Dibandingkan jika sudah menikah sangat berbeda jauh. Diberi hadiah oleh pacar sekali saja rasanya sudah sangat bahagia tapi diberi kehidupan yang tidak ternilai harganya oleh Suami/Istri tidak begitu terasa. Sama halnya ketika kita diberi uang orang tua kita setiap hari, tidak terasa. Tapi ketika diberi orang asing sekali saja Orang itu tampak seperti malaikat. Sama halnya soal pacar juga demikian, karena kesan itu membuat luka terasa lebih sakit dan kenangan jadi lebih indah. Pada akhirnya pengabdian terhadap pasangan setelah menikah jadi kurang maksimal karena hasrat yang berkurang.
3. Cenderung membatasi kebebasan sehingga sering menghambat Kita untuk menggapai masa depan
Pacaran itu akan ada rasa cemburu, rasa kepemilikan, dan pembatasan terhadap pergaulan. Umumnya seperti itu sehingga kemungkinan untuk melebarkan sayap menggapai cita-cita jadi tersendat. Bahkan ada yang justru jalan ditempat karena tidak adanya kebebasan yang disebabkan adanya sosok pacar yang suka melarang larang.
4. Membuat lupa waktu hingga mengesampingkan hal lain, pacar akan menjadi prioritas utama untuk sementara waktu
Lagi berbunga-bunga, wajar saja pikiran terus fokus sama pacar. Segalanya bisa dikesampingkan demi bertemu atau bersama pacar. Hal inilah yang sering membuat perubahan skala prioritas. Kadang hal yang lebih penting terlupakan bahkan dihilangkan demi sang pacar. Kebiasaan ini akan menciptakan rasa malas, dan ketika sudah ketagihan menjalani hubungan pacaran, akan banyak hal penting yang hilang dalam kehidupan.
5. Mengurangi bahkan menghilangkan kesan indah dan bahagia saat jadi pengantin baru
Yang pacaran wajar saja hasrat saat pengantin baru bisa berkurang, apalagi yang sudah melebihi batas kewajaran. Masa-masa indah itu sudah tidak akan terasa lagi, sebab semua sudah terlanjur dilakukan sebelum menikah. Banyak yang tidak bisa menghindari karena dorongan hasrat dan nafsu yang tidak bisa dikendalikan.
6. Hubungan yang dibangun melalui pacaran cenderung ke arah yang negatif, padahal hubungan bisa dibangun ke arah lebih positif melalui pernikahan lebih dulu
Pacaran banyak yang mendekatkan diri pada nafsu, keinginan untuk melakukan hal-hal yang dilarang justru sangat besar. Pada akhirnya untuk mendapatkannya sering sekali menggunakan cara-cara yang keluar dari aturan. Sudah pasti hal ini akan menciptakan banyak keburukan. Berbeda dengan menikah, apa yang sudah dilakukan cenderung sesuai dengan aturan.