Toko Pakaian di Pasar terutama pasar tradisional memang banyak meninggalkan cerita. Sebab pada umumnya Toko Pakaian saling berjajar dan pasti tidak bisa menghindarkan diri dari persaingan. Dari segi Pembeli pun mendatangkan banyak Orang dari berbagai karakter.
Jika menjadi pedagang pakaian di pasar tradisional, pada umumnya tidak memberikan label harga pas. Sebab banyak sekali aksi tawar menawar antara penjual dan pembeli. Maka wajar jika banyak hal yang akan dialami. Dari yang menyenangkan hingga sangat menyebalkan. Contohnya seperti berikut ini, suka duga pedagang pakaian di pasar.
1. Ada pembeli yang menawar dengan harga sangat rendah dibawah harga modal
Tentu ada perasaan senang kalau ada Pembeli yang tampak sangat tertarik dengan produk tertentu. Tanya harga sudah hal wajar, nawar juga wajar saja, tapi masalahnya pembeli tersebut menawar dengan harga yang sangat rendah. Melebihi harga modal.
P: "Yang ini harganya berapa"
K: "120 ribu Kak"
P: "Alah, mahal amat. 30 ribu ya"
Tawar menawar berlangsung alot dan meskipun sudah diturunkan mepet pembeli masih saja menawar dengan harga dibawahnya. Sehingga harus membuat Penjual lebih sabar dan memberi penjelasan agar Pembeli yakin benar-benar belum boleh.
2. Ada kalanya toko sebelah laris manis sedangkan tempat sendiri sepi pembeli
Rasanya itu agak bagaimana jika Toko sebelah ramai Pembeli sedangkan tempat sendiri sepi bahkan tidak ada calon Pembeli sama sekali. Hanya bisa duduk dan sesekali melihat ke arah toko sebelah. Apalagi tempat sendiri belum laku sama sekali, rasanya nyesek banget.
3. Kadang sudah memberikan pelayanan maksimal, tapi ujung-ujungnya tidak jadi beli dengan berbagai alasan
Lipat baju, mengambilkan yang sesuai ukuran dan keinginan, tatanan sudah terlanjur di acak-acak, bahkan sudah naik turunkan barang yang posisinya diatas. Tapi pada akhirnya tidak jadi beli. Padahal sudah memberikan omongan baik serta bujuk rayu halus, juga sudah cape cape dengan semua untuk memberikan pelayanan. Sabar saja deh kalau lagi alami hal kaya gini.
4. Ada perasaan tidak dihargai oleh Pembeli menyebalkan
Entah Pembeli kasar, banyak maunya, sampai yang ngomel-ngomel tidak jelas. Kadang juga bisa emosi, tapi mau tidak mau harus menahan diri. Apalagi kalau lagi cape capenya, mending itu pembeli tidak usah datang saja. Biasanya sih Pembeli seperti ini didominasi oleh Ibu-ibu dan sebagian kecil Bapak-bapak.
5. Paling menyenangkan adalah pembeli tidak nawar dan membeli dalam jumlah banyak
Kadang itu tampangnya meragukan, seperti tidak niat membeli dan hanya melihat-lihat. Setelah tanya harga dan cocok sama barangnya, langsung minta dicarikan yang lain atau ingin mengambil dalam jumlah banyak. Sudah pasti ini sangat menyenangkan, dan pasti berharap akan banyak pembeli yang seperti itu.
6. Ada Pembeli yang ternyata hanya modus ingin ngobrol atau kenalan
Lebih sering dialami oleh Wanita muda dan cantik. Ada beberapa Pria atau satu pria yang nanya ini dan itu. Cukup lama berada di Toko. Ada yang tetap menjalankan modusnya dengan pura-pura menjadi calon pembeli, tapi ada juga yang akhirnya tanya-tanya masalah pribadi.
7. Salah pilih grosir itu biasa, pada akhirnya harus jual rugi atau balik modal agar harga sesuai pasaran
Ada barang baru dan menemukan grosir baru. Sengaja ambil karena barang tersebut lumayan laku. Tapi tidak disangka harga jual Toko sebelah lebih murah, maka akhirnya harus putar otak agar tidak terlalu mahal dalam menjual. Maka harus menyesuaikan dengan menjual lebih murah bahkan sampai rugi daripada barang tidak laku karena terlalu mahal.
8. Dibanding-bandingkan sama Toko lain yang membuat harga milik sendiri terkesan mahal
Entah benar atau tidak, ada Pembeli yang berusaha membuat mental penjual down. yaitu dengan membandingkan dengan toko lain seolah toko kita terlalu mahal harganya. Bisa saja itu benar, karena barang memiliki perbedaan. Tapi kadang ada juga yang cuma mengarang dan Kita tahu hal itu, tapi memilih mengalah demi pembeli.
9. Melihat Pembeli memakai baju Kita, itu membanggakan banget
Ya, sebelumnya pernah beli di tempat Kita dan kembali lewat dengan memakai baju yang pernah ambil di tempat Kita. Ini merupakan momen yang sangat membanggakan. Akan lebih menyenangkan lagi jika pembeli tersebut datang lagi untuk membeli. Artinya Dia puas dengan pelayanan dan harga, itu perkiraan Kita.
10. Kadang kecolongan saat ramai, tau-tau ada sisa hanger
Lagi ramai, tentu tidak bisa melayani semua dalam waktu bersamaan. Setelah membungkus barang yang terjual, biasanya ada tempat untuk hanger yang tidak terpakai. Tapi setelah sepi, tahu-tahu ada sisa hanger di sela-sela barisan baju. Sempat ragu juga sih tapi akhirnya jadi yakin kalau bajunya memang dicuri Orang. Ada yang mengambil kesempatan di tengah keramaian.
11. Menjelang Idul Fitri adalah Momen paling menyenangkan
Tidak perlu dijelaskan, ini adalah momen paling bahagia. Semua ramai dan tidak perlu duduk termenung menatapi toko sebelah yang ramai. Sebab semua dapat bagian dari berkah ramadhan. Keuntungan berlipat ganda karena banyak pakaian laku terjual. Memang kadang harus bermain dengan diskon, tapi setidaknya keuntungan tetap berlipat-lipat.
12. Ada Pembeli pesan pakaian tapi tidak lagi datang
Ada pembeli yang datang, pesan barang yang memang saat itu tidak ada. Katanya sih dalam waktu seperti yang dinyatakan, akan datang mengambil barang pesanan. Mau diminta uang muka, sepertinya tidak begitu pantas. Setelah barang ada, ternyata tidak kunjung diambil bahkan tidak pernah diambil.
13. Nawar dengan modus uang kurang
Tawar menawar sudah berlangsung sebelumnya dan sudah ada kesepakatan harga, tinggal bungkus dan membayar. Setelah semua sudah selesai, tiba-tiba pembeli mengaku duitnya kurang. Daripada tidak jadi, mending diberikan saja. Apalagi cara pembeli menyampaikan dengan cara yang memelas.
14. Pembeli justru membeli barang di Toko sebelah dengan harga lebih mahal
Bisa saja pembeli itu sudah mampir ke toko Kita, tapi menanyakan produk lain. Tidak ada kesepakatan akhirnya pindah toko sebelah. Ternyata eh ternyata, akhirnya justru jadi memilih barang yang di toko Kita juga ada. Lebih bikin nyesek terjadi kesepakatan dengan harga lebih mahal daripada punya Kita.
15. Barang dengan stok yang banyak laris manis terjual
Barang dengan stok banyak tentu sudah tidak perlu berpikir harus belanja lagi. Sehingga kalau barang tersebut laku banyak, masih ada sisa. Uang hasil penjualannya sudah terasa seperti keuntungan karena bisa buat belanja barang yang lain lagi.
Baca juga: 10 Penderitaan Penjual Saat Dagangan Dihutang Pembeli Tidak Tahu Diri