".... Maka dari itu bagi yang memiliki kekurangan fisik, jangan minder apalagi putus asa. Tetap berusaha perbaiki diri dan berikan yang terbaik. Kekurangan fisik bukanlah satu-satunya alasan untuk ....
.... Penting dan perlu diingat, ketika sudah ada yang tulus mencintai dan serius sama Kalian, jangan menjadi tidak tahu diri dan merasa bisa untuk mendapatkan yang lebih baik lagi. Jangan sampai kesempatan mendapatkan ketulusan cinta itu terlewat, sebab belum tentu kesempatan itu akan datang kembali... "
Difabel atau keterbatasan diri bisa bersifat fisik, mental, emosional, kognitif, sensorik, perkembangan atau beberapa kombinasi dari semua itu. Namun ketika Kita mendengar istilah ini, kebanyakan langsung menganggap bahwa ini berkaitan dengan kekurangan/cacat fisik. Bentuk badan tidak sempurna langsung menjadi gambaran dalam otak Kita ketika mendengar istilah ini. Dan memang sebenarnya, itulah yang akan Kita bahas pada kesempatan ini.
Pada masalah menjalin hubungan, memang dibutuhkan ketertarikan secara visual. Sehingga penampilan sangat memberi pengaruh yang sangat besar. Ketertarikan antar lawan jenis, rasa suka, dan hingga kasih sayang kebanyakan tetap membutuhkan fisik yang dianggap menarik. Hingga setelah melewati beberapa fase, akhirnya menciptakan ketulusan Cinta.
Meski faktanya seperti itu, bukan berarti Orang dengan kekurangan fisik tidak akan mendapatkan cinta dan ketulusan dari Orang dengan fisik "sempurna". Mereka tetap bisa mendapatkan kasih sayang dan ketulusan dari pasangan yang akan menemani hingga akhir hayat, banyak sekali hubungan seperti ini. Yang menjadi pertanyaan tentu saja kenapa bisa seperti itu, bagaimana bisa Orang dengan bentuk fisik normal bisa tulus mencintai pasangan dengan kekurangan fisik, padahal dari segi kesempatan Mereka bisa mendapatkan pasangan yang sama-sama normal.
Untuk menjawab hal itu, pihak Madjongke melakukan wawancara dengan Orang yang benar-benar memiliki cinta tulus terhadap pasangan dengan kekurangan fisik. Setiap Orang memang memiliki cara berpikir yang berbeda-beda, namun dapat diambil kesimpulan, inilah alasan Seseorang bisa mencintai pasangan Difabel.
1. Diawali dari rasa kasihan, hingga akhirnya merasakan kenyamanan menjadi alasan yang paling umum. Awalnya hanya sekedar tidak tega terhadap keadaan. Merasa tidak tega untuk melakukan penolakan atau mundur ketika tahu kondisi yang sebenarnya. Dari komunikasi hingga kebersamaan ternyata menciptakan ikatan emosional. Rasa tidak ingin kehilangan mulai muncul. Memang sempat ada konflik dalam pikiran, tapi pada akhirnya perasaan sudah terlanjur kuat hingga mengalahkan logikanya sendiri. Melalui proses akhirnya menjadi tidak peduli kesan Orang terhadapnya, hingga akhirnya benar-benar mengambil keputusan berdasarkan apa yang dirasakan.
2. Penilaian awal memang tidak hanya sekedar masalah penampilan fisik saja. Banyak hal yang menjadi pertimbangan Seseorang untuk memilih pasangan. Para Difabel biasanya sadar akan kekurangannya, sehingga merasa butuh hal lain untuk membuat Orang lebih menyukainya. Inilah yang menjadi nilai lebih yang membuat Seseorang perlahan mulai bisa memberikan cintanya.
3. Bayangan ketenangan benar-benar menjadi harapan satu-satunya. Dari pengalaman yang ada sering sekali merasakan tidak tenang, was-was, bahkan rasa takut kehilangan yang terlalu besar. Hal itu terbukti karena kebanyakan Orang yang disayangi akhirnya memilih pergi atau berpaling pada yang lain. Maka pilihan jatuh pada pasangan Difabel yang dianggap bisa lebih memberikan ketenangan untuk hubungan jangka panjang.
4. Justru merasa dicintai, diperhatikan, dan diinginkan ketika memiliki Pasangan Difabel. Pengalaman sebelumnya bersama Orang yang memiliki fisik normal justru sering terabaikan bahkan tidak diinginkan. Dari perlakukan pasangan pilihan saat ini, justru terasa lebih membahagiakan untuk Dirinya.
5. Karena merasa memiliki kekurangan meskipun tidak langsung bisa diketahui oleh Orang lain. Hanya orang yang benar-benar mengenal dirinya yang tahu akan kekurangannya, itupun tidak semua tahu hal itu. Ada pemikiran bahwa sepertinya sulit untuk mendapatkan orang yang bisa menerima Dia. Maka ketika memilih pasangan, Sosok difabel adalah pilihan tepat karena kemungkinan bisa menerima Dia apa adanya lebih besar.
6. Hanya merasa aneh saat awal saja, setelah lama mengenal kesan itu tampak biasa saja. Ini juga menjadi alasan kenapa Orang "sempurna" lebih memilih pasangan difabel. Seakan-akan kekurangan fisik tersebut sudah menjadi hal yang biasa baginya. Dan kekurangan fisik tersebut sudah teralihkan oleh banyak kelebihan yang lain. Maka tidak jarang kekurangan fisik itu justru menjadi keunikan atau ciri khas pasangan yang benar-benar sudah dicintai.
7. Seperti ada panggilan jiwa untuk memberikan hidupnya. Merasa bisa menjadi lebih berguna dalam kondisi yang ada. Tidak ada kemampuan untuk menolak hal tersebut. Berbagai bayangan buruk muncul jika Dia tidak memberikan hidupnya, sebab belum tentu ada Orang yang mau melakukannya. Kalau yang ini sudah tidak bisa lagi untuk diupayakan oleh pihak lain, sebab ini benar-benar muncul dari hati.
Maka dari itu bagi yang memiliki kekurangan fisik, jangan minder apalagi putus asa. Tetap berusaha perbaiki diri dan berikan yang terbaik. Kekurangan fisik bukanlah satu-satunya alasan untuk memilih pasangan, masih banyak hal lain yang bisa membuat Seseorang bangga dengan Kalian. Penting dan perlu diingat, ketika sudah ada yang tulus mencintai dan serius sama Kalian, jangan menjadi tidak tahu diri dan merasa bisa untuk mendapatkan yang lebih baik lagi. Jangan sampai kesempatan mendapatkan ketulusan cinta itu terlewat, sebab belum tentu kesempatan itu akan datang kembali.
Baca juga: Ciri-ciri Orang Yang Bisa Menerima Apa Adanya