Hari itu adalah hari yang paling indah dalam hidupku, bersama Ayah Ibu pergi bersama dengan penuh keceriaan. Aku masih ingat betul setiap detail kejadiannya. Setiap hari bagiku adalah perjalanan yang penuh dengan kebahagiaan. Kebersamaan demi kebersamaan mulai Aku ingat kembali, mengingatnya rasanya lebih indah daripada saat benar-benar mengalaminya.
Terbayang ketika di tempat tidur, Ayah dan Ibu begitu memperhatikan Aku. Fokus mendengar ocehanku, Kalian bisa tertawa bersama. Ketika Aku melakukan kesalahan, salah satu dari Kalian membelaku dan itu membuatku yakin semua akan baik-baik saja. Saat itu tidak terbayangkan sedikitpun Kalian akan berpisah. Yang Aku tahu, Kalian akan bersama-sama menemani Aku hingga nanti Dewasa.
Sayang karena keegoisan Kalian, Aku tidak bisa merasakan hangatnya kebersamaan itu lagi. Salah satu dari Kalian memilih memisahkan diri dari formasi yang sempurna ini. Sudah pasti ada yang kurang, dan itu hanya bisa Aku rindukan dengan penuh harapan bisa kembali seperti semula, meskipun terkesan tidak mungkin.
Nasibku kini hanya terombang-ambing tanpa tujuan yang pasti. Terbayang nanti jika Kalian sudah hidup dengan pasangan masing-masing, Aku akan merasa asing dengan sosok Ayah atau Ibu tiri. Meskipun Mereka bisa menyayangi tetap saja Aku tidak bisa maksimal dalam menyampaikan keluh kesah. Itupun jika Mereka juga bisa sayang padaku, jika tidak Aku harus bagaimana.
Hal paling menakutkan yang terbayang dalam pikiranku, adalah ketika Kalian punya anak dari hubungan baru Kalian. Aku terlalu takut fokus Kalian akan berubah dan tidak menjadikan Aku sebagai prioritas lagi, bahkan mungkin Kalian sudah tidak peduli denganku lagi. Mungkin saat itulah Aku harus bisa mengurusi semuanya sendiri.
Ayah, Ibu, Kalian mungkin sudah berpisah tapi tetap saja kasih sayang Kalian Aku butuhkan. Jika saja boleh meminta, Aku ingin kalian berdua bisa bersatu lagi. Menyayangi dan membimbing Aku hingga siap hidup Mandiri.
kalaupun itu tidak terjadi, setidaknya Kalian tidak akan pernah melupakan Aku. Aku tetap Anak Kalian yang tidak akan terputus oleh apapun.
Aku tahu, suatu saat nanti Aku akan merasakan kecemburuan ketika teman yang lain memamerkan dan membanggakan Ayah ibunya, menunjukkan keceriaan ketika pergi bersama Ayah dan Ibunya, tapi Aku harus kuat menerima kenyataan itu. Ini adalah salah satu alur kehidupan yang akan membuat Aku lebih kuat.
Jika saja Kalian tidak punya banyak waktu untukku, perhatian Kalian tidak bisa fokus padaku, cukup doakan Aku agar tidak keluar jalur saat berusaha menemukan jati diriku. Doakan saja Aku bisa sukses dan bahagia dalam kehidupanku sendiri nantinya. Doakan juga semoga Aku tidak menjadi Orang tua egois seperti Kalian. Ayah, Ibu, Aku sangat mencintai Kalian.