Dari kecil hingga sekarang ini, tidak pernah Aku rasakan dampak yang berarti ketika menjadi Anakmu Ibu. Aku merasa menjadi anak yang kurang beruntung. Dibandingkan dengan Anak-anak lain, sepertinya Mereka lebih beruntung. Hingga sekarang ini Aku merasa tidak mendapatkan hal berarti apapun dari Ibu.
Aku tidak pernah merasa mendapatkan kasih sayang lebih, karena selama ini Ibu tidak pernah menjelaskan seperti apa saja bentuk kasih sayang yang sudah Ibu berikan. Ibu hanya sekedar melakukannya dengan ketulusan tanpa penjelasan panjang lebar hingga membuatku Merasa tidak banyak mendapatkannya.
Selama ini Aku merasa Ibu tidak memberikan waktu sepenuhnya untukku, karena Ibu lebih banyak melakukan kegiatan lain tanpa penjelasan bahwa semua itu juga untuk kelangsungan hidupku.
Aku selalu iri dengan teman lain karena Mereka memiliki Ibu yang lebih hebat, karena Ibu membiasakan gaya hidup Kita sendiri tanpa menjelaskan bahwa gaya hidup Orang lain terkesan lebih indah ketika Kita hanya sekedar melihatnya. Ibu juga tidak menjelaskan Anak-anak lain yang mengalami, sebenarnya juga memiliki masalah sendiri karena pola pikir Mereka sendiri.
Aku pun merasa Ibu tidak pernah membelikan barang bagus untukku. Karena Ibu tidak menjelaskan barang yang sering Aku terima akan terkesan bagus ketika Aku jarang menerimanya. Ibu juga tidak menunjukkan kondisi anak lain yang kurang beruntung, anak lain yang tidak bisa memiliki barang-barang yang Aku miliki saat ini.
Dan yang pasti Aku merasa Ibu tidak bisa mengerti perasaanku, karena Ibu tidak menjelaskan apa yang Aku inginkan tidak selalu baik untukku. Ibu hanya menyuruh dan memerintah tanpa menjelaskan bahwa sebenarnya itulah yang baik untukku, yang paling sesuai dengan kebutuhanku.
Hingga karena semua itu, Aku membantah, membentak, bahkan diam-diam melakukan perlawanan untuk setiap aturan yang Ibu terapkan. Aku menjadi merasa banyak hak yang belum diberikan oleh Ibu, merasa tidak pernah mendapatkan apa-apa dari Ibu. Karena Ibu tidak pernah berusaha menjelaskan hingga Aku menjadi yakin, betapa beruntungnya Aku menjadi anak Ibu.
Pemberontakan, membantah, bahkan marah sama Ibu sudah menjadi hal biasa bagiku. Aku tidak pernah bisa menghormati Ibu sepenuhnya, tidak pernah menyadari pengorbanan Ibu sepenuhnya. Justru Aku lebih menghormati Orang lain yang dalam hidupnya hanya sekali berbuat baik padaku. Mereka justru seperti malaikat dengan satu tindakan saja.
Andai saja Ibu diberi kemampuan untuk membuat Aku mengerti, mungkin Aku akan sadar bahwa Ibu adalah Malaikat yang sebenarnya. Semoga kesadaran itu muncul sebelum Ibu benar-benar pergi meninggalkan Aku.
Sebenarnya sekarang ini Aku sudah tahu bahwa apa yang Ibu lakukan, adalah sesuatu yang sangat berharga bagiku. Aku tahu seharusnya mulai bisa untuk segera membalas semua itu. Tapi entah kenapa realitanya sangat sulit untuk dilakukan. Seolah sadar hanya saat merenungi apa yang sudah terjadi, ketika kembali ke Dunia nyata dan bertemu Ibu semua itu seolah lenyap begitu saja.
Semoga saja Aku segera diberi kesadaran, sebelum mengalami nasib sama seperti Anak-anak lain yang sudah kehilangan Ibunya. Ibu, maafkan Anakmu.