Merasakan cinta yang begitu besar hingga tidak bisa terlalu lama jauh darinya, memang cenderung menciptakan keinginan untuk segera menikah. Apalagi jika rasa takut kehilangan benar-benar kuat dirasakan. Semua itu semakin memantapkan diri untuk segera melakukan pernikahan.
Kegalauan demi kegalauan terus dirasakan jika tidak kunjung menikah dengan Orang yang dicintai. Hingga akhirnya mampu menciptakan pemikiran menikah adalah solusi untuk menghilangkan kegalauan tersebut. Tapi apakah benar dengan menikah akhirnya bisa memberikan ketenangan?, belum tentu akan seperti itu keadaannya. Maka jika dorongan menikah hanya karena merasa sudah sangat cinta, pertimbangkan dulu hal-hal berikut ini.
1. Yakinkan diri bahwa itu cinta atau cuma obsesi. Sebab kedua hal ini akan menciptakan dampak yang berbeda. Lalu bagaimana cara membedakan, tentu dengan melihat kondisi dan apa yang Kamu rasakan. Cinta cenderung membuat Kamu bisa mandiri tanpa harus terus bergantung pada pasangan, tapi tetap merasa bahwa hati adalah miliknya. Jika pasangan sibuk, Kamu tidak selalu merasa galau dan cenderung memilih melakukan aktivitas lain.
Sedangkan jika cuma obsesi, Kamu cenderung seperti bergantung padanya. Berharap selalu diperhatikan dan mungkin berharap bisa sering bersamanya. Cinta akan membuatmu lebih realistis sehingga Kamu bisa melihat segala hal dari segala aspek. Berbeda dengan obsesi, Kamu cenderung suka hal-hal yang bersifat fisik atau materi.
Dan yang pasti obsesi cenderung membuat Kamu menginginkan pasangan seperti harapan Kamu sendiri tanpa melihat realitanya. Sehingga harapan demi harapan lebih banyak muncul ketika Kamu merasa sangat cinta padahal cuma sekedar obsesi. Perlu Kamu tahu bahwa sebenarnya perasaan-perasaan semacam itu tidak bertahan lama setelah menikah. Obsesi hanya akan membuat Kamu merasakan hasrat yang besar sebelum benar-benar memilikinya, obsesi itulah yang membuat Kamu memiliki keinginan untuk segera menikah dengannya. Maka jika apa yang Kamu rasakan cenderung hanya sekedar obsesi, pertimbangkan hal lain ketika ingin memutuskan menikah dengannya.
2. Pertimbangkan juga tentang sikap Dia selama ini. Apakah Dia merasa aman dan seenaknya sendiri, hingga membuat kamu merasa terus haus akan perhatian dan kabar darinya?. Jika iya, pikiran ini bisa mendorong kamu punya keinginan untuk segera menikah dengannya. Kamu cenderung beranggapan jika sudah tinggal bersama Dia, sikap Dia bisa berubah dan Kamu juga bisa lebih kontrol dengannya. Kenyataannya tidak selalu seperti itu, justru setelah menikah Dia akan menjadi seenaknya sendiri.
Apalagi dalam proses untuk bisa menikah dengannya, Kamu cenderung menjadi pihak yang terus berusaha mewujudkan pernikahan itu. Itu akan membuatnya semakin merasa diinginkan. Saat pacaran saja Dia merasa aman apalagi setelah menikah, kemungkinan besar Dia akan semakin tambah merasa aman.
3. Pertimbangan berikutnya adalah tentang tujuan Kamu menikah dengannya. Ketika tujuan hanya karena ingin segera memiliki, cenderung membuat Orang suka melakukan hal secara berlebihan. Namun keinginan itu tidak selamanya kuat dirasakan setelah menjalani kehidupan yang sebenarnya. Setelah menikah perasaan tersebut perlahan menghilang dan akan mengurangi perjuangan. Hasrat yang besar umumnya hanya bertahan beberapa tahun saja dan setelah itu akan hilang dengan sendirinya.
4. Yang paling penting adalah persiapan dan kesiapan dalam menjalani kehidupan setelah menikah. Sebab banyak Orang berpikir dan menganggap dalam masa pacaran terlalu keras berjuang dan menganggap semua itu sangat memberatkan. Perlu diperhatikan bahwa setelah pernikahan akan muncul masalah masalah baru yang belum pernah ada dalam kehidupan pacaran. Apalagi motivasi menikah hanya karena takut diputuskan, atau motivasi menikah karena ingin pacar tidak suka selingkuh. Harus diketahui bahwa kemungkinan ditinggalkan dan adanya perselingkuhan, tidak akan seketika hilang setelah menikah.
Hal-hal diatas memang harus dipertimbangkan secara matang, bukan untuk menakuti atau membuat ragu. Tapi yang harus ditanamkan dalam pikiran adalah, pernikahan bukan akhir dari perjuangan, bukan keadaan untuk menciptakan rasa aman. Sebab ada masalah masalah baru yang harus tetap dihadapi. Yang jelas jangan hanya karena merasa cinta langsung memutuskan menikah. Siapkan diri, mental, dan harus mau menghadapi setiap masalah yang ada.