Penulis memang pernah merasakan kehidupan di masa itu. Masa dimana teknologi belum secanggih seperti sekarang ini. Bahkan pada banyak daerah belum ada aliran listrik. Untuk menonton TV saja harus pergi ke kampung sebelah. Itupun masih menggunakan aki sebagai sumber tenaga. Memang banyak kenangan indah dimasa itu, tapi kebanyakan melupakan hal-hal yang sebenarnya tidak enak di masa itu. Dan inilah hal-hal yang menurut penulis banyak tidak enaknya.
1. Aksi premanisme masih sangat banyak
Di daerah daerah terutama pelosok, tidak semua terjamah oleh aparat kepolisian. Polisi masih dianggap tabu untuk banyak daerah. Untuk melihat sosok polisi pun sangat sulit. Belum lagi pengetahuan Masyarakat yang masih kurang, membuat Preman mendapat tempat dilingkungan sekitar. Banyak nama-nama besar yang cukup memberi pengaruh untuk banyak urusan. Ketika terlibat urusan dengan Preman, maka akan banyak kesulitan yang akan didapatkan. Bahkan kadang banyak juga preman yang suka cari masalah. Pemerasan, pemalakan merupakan hal yang sudah biasa dikala itu. Memang ada banyak kasus preman yang hilang secara misterius, tapi itu tidak terjadi secara keseluruhan. Pada banyak wilayah masih banyak Preman yang masih tetap eksis dan ditakuti dibeberapa wilayah.
2. Penusukan dan aksi saling bacok dalam acara hiburan masyarakat
Wayang kulit, dangdut, atau apapun itu menjadi aksi untuk mencari nama dan juga aksi balas dendam. Banyak sekali sekelompok Orang yang terlibat aksi saling menyakiti dalam acara tersebut. Di daerah Penulis sendiri, dulu sering sekali ada kasus pembunungan, penganiayaan yang mengakibatkan luka berat, dan masih banyak lagi kasus serupa. Namun tidak butuh dalam waktu lama, pelaku sudah bisa bebas lagi dan justru menjadi semakin menjadi. Posisi dalam lingkungan menjadi lebih ditakuti.
3. Kondisi ekonomi yang sulit
Jika Kita melihat nominal, Kita tentu merasa pada jaman dulu itu semua serba murah. Karena Kita hanya membandingkan nominal dengan mata uang saat ini. Tapi Kita tidak begitu memperhatikan inflasi dan lainnya. Kita terlalu menganggap bahwa barang yang cenderung menjadi lebih mahal, padahal justru uang itu yang nilainya semakin turun. Padahal jaman dulu daya beli Masyarakat itu masih sangat kecil, sangat jarang bahkan tidak banyak yang tahu tentang produk baru. Tidak ada yang namanya trend produk kekinian apalagi sampai viral. Tentu saja hal ini mempengaruhi kondisi ekonomi didalam suatu wilayah. Ditambah lagi lapangan pekerjaan yang masih sedikit, membuat Masyarakat tidak banyak memiliki impian yang terlalu tinggi. Tapi enaknya, kebanyakan justru bisa menerima meskipun sederhana.
4. Kendaraan pribadi
kendaraan pribadi sangat jarang, punya sepeda motor butut pun bisa dikatakan kaya. Tapi untuk membeli bahan bakar, tidak semua tempat menyediakan. Untuk bepergian lebih banyak yang memilih jalan kaki. Kalaupun ada angkutan umum, tidak semua tujuan ada jurusannya. Sehingga harus rela berjalan kaki untuk mencapai tujuan tertentu.
5. Tidak bisa mengenal pacar dalam waktu cepat
Cari pacar jaman dulu tidak bisa seperti sekarang ini. Harus memiliki koneksi yang banyak, mengunjungi daerah tertentu, baru menemui secara langsung. Atau kalau tidak seperti itu, hanya melalui proses kirim salam, kirim surat, baru kemudian saling kenal. Dan cuma Orang kaya yang bisa berkomunikasi melalui telfon, Orang miskin hanya melalui surat, itupun harus menunggu hingga beberapa hari baru dapat balasan. Meskipun saat itu pengiriman surat hanya melalui kurir sesama teman. Bahkan tidak jarang, surat dibaca lebih dulu sampai ada yang dimanipulasi oleh teman tersebut.
6. Minimnya pengetahuan hingga mudah sekali ditipu
Jaman dulu sebenarnya sudah banyak aksi penipuan yang datang ke Rumah Rumah. Ada yang menawarkan jasa, hadiah, hingga menawarkan barang yang terkesan wajib dibeli. Kita pada saat itu tidak bisa memastikan apakah itu benar atau tidak, Kita cenderung langsung percaya apalagi penampilannya meyakinkan. Hingga kadang harus tertipu tanpa menyadari kalau sudah tertipu.
7. Banyak maling
Listrik yang masih belum merata, jarak Rumah yang masih terlalu jauh, hingga kepercayaan terhadap mitos menakutkan yang masih begitu kuat, membuat maling bebas berkeliaran. Sehingga pada jaman dahulu, gerakan maling bisa lebih leluasa.
8. Terror pun bisa mudah menyebar hanya dari mulut ke mulut, dan Kita tidak bisa memastikan kebenaran dari hal tersebut
Ada informasi dari Orang katanya ada ninja, katanya ada setan gentayangan, bahkan ada kabar maling sakit, otomatis membuat banyak warga merasa takut. Sering sekali gosip yang beredar, mudah dipercaya tanpa bisa memastikan kebenarannya. Apalagi kabar tersebut datangnya dari daerah yang cukup jauh dari jangkauan.