Dalam menjalani hubungan sering terlibat pertengkaran karena hal yang sangat sepele. Setelah itu masalah bisa menjadi besar bahkan memberi dampak seperti sedang mengalami pertengkaran karena masalah serius. Ketika sering menjalani seperti ini, seperti suka membesar-besarkan masalah.
Meskipun pertengkaran pasti ada ketika menjalani hubungan, tapi jika sering terjadi juga mampu memberikan dampak yang buruk bagi hubungan. Apalagi ada faktor penyebab dari cara berpikir yang membuat pertengkaran itu sering terjadi. Menghilangkan kebiasaan itu tentu saja sulit jika cara berpikir yang menjadi pemicu awal tidak berubah. Maka ketahui dulu cara berpikir yang biasanya menjadi penyebab sering mempermasalahkan hal kecil hingga menjadi pertengkaran.
1. Sama-sama merasa harus berada pada posisi yang dimenangkan, tidak ada minat untuk mengalah sedikitpun
Selamanya kalian bisa menjadikan hal kecil menjadi masalah besar jika cara berpikir kalian sama-sama ingin menjadi pemenang. Dalam hal apapun, kalian berdua akan melakukan pembelaan untuk diri sendiri. Tidak pernah ada pikiran untuk mengalah. Ketika cara berpikir ini sudah tertanam, untuk hal kecil pun ingin selalu menjadi pihak pemenang. Sehingga ketika pasangan tidak sependapat, biasanya akan terjadi pertengkaran. Apalagi tercipta perasaan tidak nyaman atas perbedaan yang disampaikan oleh pasangan.
2. Keinginan kuat untuk membuat pasangan selalu menurut, sehingga merasa perlu merintis dari hal yang paling kecil hingga terjadi perlawanan
Siapapun pasti menginginkan pasangan yang mau menurut dan tidak berperilaku seenaknya sendiri. Sebab hal itu bisa berkembang kepada hal-hal yang sifatnya pemberontakan dalam masalah besar. Maka sejak awal memiliki cara berpikir, harus dibuat mengerti tentang hal-hal kecil lebih dulu. Dengan membuat mengerti sejak awal, diharapkan hal itu bisa menjadi kebiasaan untuk seterusnya. Tapi sayangnya pasangan tidak begitu ingin dikendalikan. Masih ada perbedaan cara berpikir yang membuat pasangan melakukan perlawanan terhadap hal itu.
3. Tidak bisa menahan diri atas rasa kekecewaan, otomatis seketika menunjukkan reaksi atas kekecewaan tersebut
Tidak perlu munafik, semua orang pasti bisa merasakan kecewa meskipun untuk masalah yang kecil. Cuma bedanya, lebih banyak yang menyembunyikan hal itu dari pasangan. Tapi cara berpikir kalian, harus segera menunjukkan kekecewaan itu dengan tujuan pasangan bisa introspeksi atau bahkan tidak mengulangi hal yang sama. Jelas saja pasangan bisa membaca gelagat seperti itu. Karena cara berpikir cenderung sama akhirnya menciptakan perasaan negatif dan itu pemicu awal terjadinya pertengkaran.
4. Pada dasarnya sudah menyimpan kekecewaan terlalu banyak, hingga apapun yang dilakukan pasangan tampak selalu salah
Secara lisan banyak orang bisa memaafkan, tapi dalam hati belum tentu demikian. Kalian sebenarnya sudah menyimpan kekecewaan terlalu banyak pada pasangan dan tidak mampu melupakan setiap kesalahan yang pernah dilakukan. Hingga cara berpikir mengalami perubahan lebih buruk. Cara pandang terhadap pasangan berubah hingga apapun yang dilakukan pasangan terkesan selalu memberikan kekecewaan atau tidak puas. Inilah yang akhirnya memicu pertengkaran jika pasangan juga memiliki cara berpikir yang hampir sama.
5. Sudah terlanjur merasa harus didengarkan, saat itu tidak terjadi menjadi sangat marah
Orang yang punya keinginan untuk selalu didengarkan dan dituruti, ketika terjadi penolakan atau perlawanan dari pasangan, muncul rasa tidak terima terhadap hal itu. Kemarahan atau sikap negatif lain ditunjukkan sebagai reaksi atas rasa tidak terima tersebut. Bukannya menurut, pasangan malah memberikan pembelaan yang justru memancing emosi dan menciptakan pertengkaran.
6. Menginginkan pasangan menjadi seperti yang diinginkan, meskipun batas pencapaian terhadap perubahan baik itu sendiri tidak tahu pasti seperti apa
Entah kamu atau pasangan sangat mungkin mengalami hal ini. Jadi ada keinginan agar pasangan bisa menjadi seperti yang diinginkan. Tapi ketika pasangan sudah berusaha, keinginan itu seperti terus meningkat. Maunya pasangan bisa mengerti sendiri tanpa harus diminta, dan saat pasangan sudah berusaha tetap ada rasa tidak puas karena kamu sendiri bingung harus seperti apa agar kamu bisa merasa puas. Maka ujung-ujungnya selalu menyalahkan, pasangan tidak terima dan sering terjadi pertengkaran.
7. Hasrat yang hilang karena menganggap pasangan tidak lagi layak dipertahankan
Ketika sedang sama-sama mengalami, kalian tidak akan pernah merasa puas kepada pasangan. Keberadaan pasangan saja menciptakan rasa tidak nyaman, apalagi tindakannya justru bikin emosi. Protes, menyalahkan, tidak terima, dan segala bentuk reaksi atas semua itu yang akhirnya menjadikan pertengkaran terjadi. Terus menjalar pada masalah lain hingga terjadi pertengkaran yang hebat.
8. Ekspektasi berlebihan terhadap sosok pasangan
Lagi-lagi cara berpikir ini yang menciptakan kekecewaan dan pertengkaran. Punya harapan agar pasangan bisa melakukan atau memposisikan diri sebagai pasangan yang baik. Tapi karena ekspektasi terlalu tinggi, maka kekecewaan yang pasti akan didapatkan. Kembali seperti sebelumnya, reaksi atas kekecewaan itu yang akhirnya menjadi pertengkaran.
9. Merasa harus memberikan pembelaan dengan seyakin-yakinnya
Kamu merasa berada pada posisi yang benar dan mungkin pasangan juga memiliki pemikiran yang sama. Dalam memberikan pembelaan kamu merasa perlu untuk membuatnya sangat meyakinkan. Hingga dalam melakukan pembelaan dilakukan terus menerus, berulang-ulang, dan sering melibatkan masalah lain yang tidak perlu. Ketika mendapat tekanan terus menerus inilah yang semakin meningkatkan rasa jengkel pasangan. Maka akhirnya pertengkaran terjadi meskipun sebenarnya hanya karena masalah sepele.
10. Kecurigaan yang berlebihan dan berlanjut pada tuduhan tanpa dasar
Bagaimana perasaan kamu jika merasa tidak berbuat macam-macam tapi sering dituduh yang aneh-aneh. Tentu saja jengkel sendiri dan ada perasaan tidak terima, apalagi jika hanya gara-gara telat membalas pesan. Mungkin cara berpikir ini yang ada pada hubungan kalian. Cemburu berlebihan dan itu membuat salah satu dari kalian sering memberikan tuduhan tidak berarti.
11. Tidak ada pemikiran terhadap dampak jangka panjang
Ketika kalian bisa memikirkan dampak jangka panjang, kalian tidak akan mudah terpancing emosi untuk masalah sepele. Jika kalian belum bisa mengalah dan melupakan hal yang tidak penting, kalian jelas belum memiliki kedewasaan. Sebab ketika muncul rasa negatif terhadap tindakan pacar, kalian langsung menyikapi hal itu. Maka dari sekarang pikirkan semua dampak jangka panjang dari setiap tindakan.
12. Merasa aman dan menganggap tidak perlu melakukan perbaikan
Banyak orang yang merasa sudah laku, bersikap terlalu apa adanya pada pasangan. Pemikiran untuk memperbaiki diri itu tidak ada sama sekali. Hingga hal itu membuat kalian tetap menjadi diri sendiri, yang otomatis membuat tidak mampu menghentikan kebiasaan yang sebenarnya membuat pasangan merasa kesal. Karena pasangan merasa kesal berkali-kali mendapati hal yang tidak disukai padahal sudah sering diingatkan, menjadi sumber pertengkaran meskipun hanya masalah sepele.
Solusi yang bisa mengatasi semua hal diatas adalah merubah cara berpikir bersama-sama. Sama-sama memperbaiki diri agar tidak berat sebelah. Sama-sama berpikir untuk dampak jangka panjang, dan tentu saja harus melatih diri untuk saling mengalah.
Tanpa semua itu hubungan tidak akan pernah bisa mencapai kebahagiaan, bahkan rawan terjadi perpisahan ketika salah satu merasa mendapatkan sosok yang sesuai. Jika merubah cara berpikir saja bisa mendatangkan kebahagiaan, kenapa harus terus terjebak pada hubungan yang buruk?.
Baca juga: Sering Bertengkar Tapi Tetap Sayang, Kalian Butuh 5 Hal Ini