Ditembak harga hingga harus membayar dengan harga lebih banyak dari yang seharusnya. Bagi yang pernah punya pengalaman ditembak harga ketika membeli makanan tentu masih ingat kekesalan yang dirasakan. Karena saat itu kita harus mengeluarkan uang lebih banyak. Tidak tanggung-tanggung, selisih harga yang harus kita bayar biasanya berkali-kali lipat dari harga normal.
Umumnya kejadian menyebalkan itu terjadi ketika berada pada tempat wisata atau di pinggir jalan saat melakukan perjalanan jauh. Seolah pedagang nakal tersebut sengaja memanfaatkan kesempatan untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya dalam waktu singkat.
Sebenarnya ada kriteria khusus bagi pedagang nakal dalam menentukan sasaran tembak harga. Tidak semua pembeli merasakan aksi pedagang nakal meskipun berada pada tempat yang sama. Untuk lebih detail, berikut kriteria calon korban tembak harga para pedagang nakal.
1. Logat bicara
Para pedagang nakal sudah hafal dengan logat bicara yang berasal dari luar daerah. Biasanya mereka mampu membedakan antara logat orang luar yang sudah lama menetap di daerah tersebut dengan logat bicara orang yang belum lama berada pada daerah tersebut. Saat ada indikasi berasal dari daerah yang jauh, pedagang nakal merasa punya kesempatan untuk nembak harga. Apalagi jika pembeli merupakan orang yang tidak bisa menggunakan bahasa daerah setempat.
2. Plat kendaraan luar daerah
Pedagang nakal biasanya hafal dengan plat yang berasal dari daerah luar. Sama seperti sebelumnya, ini menunjukkan kalau calon pembeli itu bisa dijadikan korban tembak harga. Pedagang akan menaikkan tarif normal untuk mendapatkan keuntungan lebih besar. Pedagang nakal juga memperkirakan bahwa plat yang berasal dari jauh itu sedang melakukan perjalanan panjang. Tentunya dengan melihat penampilan dari orang-orang yang berada didalamnya.
3. Kendaraan mewah
Tidak selalu mencari sasaran orang jauh, pedagang nakal juga ada yang mencari sasaran orang dengan kendaraan mewah. Pedagang nakal tidak berpikir keuntungan jangka panjang karena yang penting bisa mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya ketika ada kesempatan. Orang dengan kendaraan mewah, dianggap tidak terlalu mempermasalahkan harga untuk makanan yang dipesan.
4. Orang pacaran yang tampak masih mesra
Orang pacaran dan tampak masih mesra, menunjukkan kemungkinan hubungan itu baru saja dimulai. Saat baru memulai hubungan, pihak cowok cenderung memiliki gengsi dan malu terhadap ceweknya. Sehingga meskipun ditembak harga, kebanyakan menunjukkan bahwa itu bukan sebuah masalah. Meskipun aslinya keberatan, hal itu tidak akan ditunjukkan demi menjaga kesan terhadap cewek yang diajak. Inilah yang dimanfaatkan pedagang untuk nembak harga.
5. Orang yang tampak polos
Orang yang tampak polos juga bisa dijadikan sasaran para pedagang nakal. Pedagang sudah paham dengan karakter setiap orang, dan biasanya orang polos banyak memiliki rasa sungkan. Meskipun diberikan harga tinggi, tentunya cenderung langsung membayar. Kalaupun ada rasa kecewa, hanya ditunjukkan melalui ekspresi saja.
6. Baru mengenal produk makanan saat itu
Banyak tanya dan mengaku baru pertama kali mencoba makanan tersebut juga bisa dijadikan sasaran tembak harga oleh pedagang. Pedagang menganggap bahwa itu menunjukkan pembeli tidak tahu pasaran harga dari makanan atau apapun yang dijual oleh pedagang.
Cara menghindari jadi korban tembak harga
1. Jangan malu bertanya harga lebih dulu, sebab pertemuan juga terjadi saat itu saja. Kalaupun merasa malu, hanya terjadi ketika masih berada pada tempat tersebut. Sebab aksi tembak harga tersebut biasanya terjadi setelah kita makan dimana sebelumnya tidak tahu harga dari makanan yang dihidangkan.
2. Pilih tempat yang mencantumkan harga agar bisa memperkirakan apakah harga makanan yang dijual murah atau mahal. Kalaupun ada selisih, setidaknya tidak terlalu banyak hingga berkali-kali lipat.
3. Hitung ulang saat pembayaran setelah selesai membayar. Sebab meskipun sudah mencantumkan harga, kecurangan juga bisa dilakukan saat proses pembayaran. Biasanya ini terjadi ketika kita memesan dalam jumlah banyak atau rombongan. Sehingga perhitungan cukup panjang dan banyak pembeli yang mengabaikan hal itu. Tahu-tahu setelah meneliti nota, menunjukkan hitungan salah atau harga tidak sesuai seperti yang dicantumkan sebelumnya.
4. Pilih tempat yang ramai dan banyak pembeli warga lokal. Ini bisa diketahui dari penampilan pembeli, keakraban pembeli dengan penjual, dan masih banyak hal lain tergantung keadaan sekitar.