Hidup enak itu bisa kamu rasakan jika mampu memiliki standar kebahagiaan berdasarkan cara berpikir kamu sendiri. Berdasarkan apa yang membuat kamu nyaman meskipun orang lain tidak berpikir demikian. Dalam penentuan standar hidup enak itu tidak terlalu jauh dari kondisi sekarang, sehingga untuk mencapai tidak terlalu jauh dalam berjuang. Waktu yang dibutuhkan juga tidak terlalu lama, seolah standar pencapaian hidup itu sudah didepan mata. Mampu menyesuaikan keadaan yang dijalani dan bersyukur atas apa yang sudah dimiliki.
Secara teori menjalani kehidupan untuk hidup enak atau bahagia adalah seperti itu, tapi dalam kenyataannya kamu tidak mampu melakukan hal tersebut. Kamu cenderung menjalani kehidupan berdasarkan kata orang, penilaian orang, dan kesan yang mereka tangkap dari kehidupan kamu sendiri. Hingga kamu memenuhi tuntutan hidup berdasarkan kata orang atau kesan orang lain. Kamu tidak memenuhi tuntutan hidup berdasarkan cara berpikir sendiri. Sayangnya kamu tidak terlalu sadar dengan hal tersebut, kamu merasa biasa saja meskipun orang lain benar-benar memberi pengaruh besar. Dan inilah tanda yang sebenarnya menunjukkan bahwa kamu hidup berdasarkan kata orang.
1. Malu terhadap sosok pasangan karena cara pandang sosial meskipun sebenarnya kamu nyaman dengannya
Kamu mungkin pernah menjalin hubungan dengan orang yang bikin nyaman, memberi ketenangan, bahkan dia benar-benar bisa mengerti posisinya. Tapi meskipun begitu kamu malu mengakui dia didepan umum, meskipun saat itu tidak ada perasaan orang lain yang sedang kamu jaga. Bahkan kamu tidak begitu memiliki rasa percaya diri ketika jalan sama dia. Hanya karena alasan tersebut akhirnya kamu ragu untuk serius dengannya, kamu hanya merasa malu meskipun dia bisa menjadi sosok yang memang kamu butuhkan. Hingga akhirnya kamu memilih untuk berpisah dengannya, karena tidak bisa menerima pandangan orang lain terhadap pasanganmu tersebut.
2. Sering jadi korban trend dan suka ikut-ikutan
Ada barang baru yang keluar, rasanya kamu tidak ingin ketinggalan untuk memilikinya. Meskipun kamu tidak begitu suka terhadap barang tersebut, merasa perlu untuk memiliki karena semua orang juga melakukan hal demikian. Bahkan mungkin kepemilikan barang tersebut hanya untuk menunjukkan pada orang lain bahwa kamu juga memilikinya.
3. Melihat sesuatu berdasarkan gengsi bukan dari segi fungsi
Beli motor atau mobil bukan melihat dari segi kenyamanan, kemudahan, atau karena faktor kehematan dalam penggunaan atau perawatan. Kamu memilih mobil atau motor berdasarkan gengsi karena kepemilikan dari kendaraan tersebut. Hingga secara tidak langsung, kamu terdorong untuk selalu membicarakan kelebihan dari kendaraan yang kamu miliki secara berlebihan.
4. Tidak merasa sempurna jika belum pamer foto wisata di media sosial
Tujuan wisata adalah melakukan penyegaran pikiran karena beban tugas atau pekerjaan yang selama ini membebani. Foto itu perlu untuk mengabadikan momen tersebut. Tapi sepertinya kamu punya tujuan lain, yaitu agar dianggap pernah ke tempat tersebut. Suka atau tidak, menikmati atau tidak, kamu tetap harus menciptakan foto terbaik untuk di upload dalam akun media sosial. Agar semua orang tahu bahwa kamu sudah mengunjungi tempat tertentu.
5. Mengorbankan kenyamanan dalam berpakaian untuk terlihat menawan
Sebenarnya ada pakaian yang benar-benar tidak nyaman kamu pakai, tapi karena itu membuat kamu terlihat lebih menawan, kamu merasa perlu tetap memakainya. Padahal tidak ada tuntutan untuk menggunakan itu, tapi karena merasa pantas kamu tetap melakukannya.
6. Merasa harus memiliki barang yang lebih dulu dimiliki tetangga
Tetangga beli handphone baru, TV baru, atau kulkas baru. Kemudian kamu merasa harus bisa memiliki barang yang sama bahkan lebih bagus dari yang dimiliki tetangga. Padahal di Rumah sudah ada barang serupa. Jika menuruti segi fungsi, masih bisa digunakan meskipun tidak terlalu terkesan mewah.
7. Suka memaksakan diri untuk memiliki barang sebelum waktunya
Ingin motor atau mobil bagus, sebenarnya belum mampu untuk membeli. Tapi karena kendaraan yang dimiliki sudah dianggap terlalu ketinggalan, akhirnya memutuskan untuk kredit. Bukan karena kenyamanan atau kebutuhan, tapi itu dilakukan karena ingin tampil beda. Padahal dalam pengajuan kredit tersebut sebenarnya harus mengorbankan kebutuhan yang lain.
8. Rasa bangga berlebihan terhadap teman yang memiliki level tinggi
Punya teman artis, punya teman pejabat, atau punya teman orang kaya mendorong kamu untuk pamer kepada teman yang lainnya. Itu benar-benar memberikan rasa bangga yang sangat besar hingga kamu tidak mampu untuk menyimpannya sendiri. Maka siapapun yang ingin kamu buat kagum, kamu berusaha membuat mereka tahu hubungan pertemanan yang kamu anggap membanggakan.
9. Lebih memilih bertahan dalam hubungan bersama sosok yang membanggakan meskipun menderita
Punya pacar, banyak orang menginginkan posisi kamu, bahkan banyak orang yang menganggap kamu beruntung. Padahal sebenarnya kamu merasa menderita dalam hubungan itu. Sering disakiti bahkan harus melakukan banyak hal untuk mendapatkan sedikit tindakan darinya. Batin kamu tersiksa tapi tidak kuasa meninggalkan karena menyayangkan sosok dia yang kamu anggap sangat membanggakan.
10. Merasa malu mengakui keadaan yang sebenarnya ketika dalam posisi buruk
Sifat ini memang banyak dialami oleh hampir semua orang. Dalam kondisi sulit pun tidak punya nyali untuk mengakui didepan publik. Justru terkesan menggiring opini seolah keadaan baik-baik saja. Biasanya hal ini berkaitan dengan kondisi finansial. Meskipun sedang mengalami kesulitan keuangan, berusaha menunjukkan baik-baik saja kepada orang yang lain.
Itulah tanda bahwa sebenarnya kamu menjalani hidup berdasarkan kata orang. Jika sudah tahu hal ini, kamu tidak perlu merubah jika memang merasa nyaman dengan hal itu. Tapi yang harus diperhatikan, jangan menilai kebahagiaan orang lain berdasarkan cara pandang kamu sendiri. Sebab bisa jadi dengan cara berpikir mereka, mereka sudah merasa sangat beruntung daripada kamu.
Baca juga: 15 Hal Bikin Orang Malas Kenal Kamu Lebih Dalam