Dalam pandangan masyarakat, pacaran dianggap sebagai sesuatu yang biasa sebelum memasuki jenjang pernikahan. Namun bagi remaja pacaran adalah proses untuk menikmati hidup yang diawali dari ketertarikan antar lawan jenis. Bahkan banyak juga yang menganggap, pacaran adalah cara untuk mendapatkan lebih banyak kebebasan. Status pacaran digunakan untuk menghapus batas agar bisa melakukan berbagai bentuk kesenangan.
Kesenangan itu sendiri ada macam-macam, dari yang masih dianggap wajar hingga melebihi batas karena belum waktunya dilakukan. Banyak tindakan untuk memburu kesenangan yang seharusnya dilakukan setelah pernikahan. Jika saja remaja sudah melampaui batas, melakukan hal-hal melebihi batas wajar, atau bisa dikatakan terlalu bebas melakukan hubungan seksual, sebenarnya banyak dampak buruk yang akan dialami. Dari kerugian jangka pendek, hingga kerugian jangka panjang seperti berikut ini.
1. Tidak ada sensasi lagi setelah menikah
Menikah seharusnya menjadi momen paling bahagia, dan setelah itu akan banyak hal yang akan dialami. Seharusnya menjadi pengalaman baru setelah pesta pernikahan. Namun karena sudah sejak lama sering melakukan, akhirnya sensasi itu tidak dirasakan lagi. Justru tidak sedikit yang sudah bosan terhadap hal tersebut. Justru menganggap sensasi menyenangkan itu justru dirasakan sebelum menikah, setelah menikah terkesan biasa saja.
2. Menciptakan keinginan untuk "mencoba" dengan yang lain
Ketika rasa ketergantungan terhadap hubungan seksual muncul, maka otomatis pikiran akan didominasi oleh aktivitas tersebut. Dengan pasangan sudah mengalami bosan, dan menganggap tidak ada lagi yang istimewa. Dampaknya justru memiliki keinginan untuk melakukan dengan orang lain. Maka banyak sekali orang yang dari pacaran sudah melakukan seks bebas, setelah menikah punya godaan kuat untuk selingkuh.
3. Bahkan banyak yang akhirnya malas untuk menikah
Ketika seks bebas sudah dilakukan sejak pacaran, maka tujuan menikah hanyalah untuk melanjutkan hidup atau bahkan hal itu hanya menuruti tuntutan. Ketika hal itu tidak dianggap penting maka pernikahan justru dianggap kondisi yang merepotkan. Kebanyakan pria yang merasa belum ingin terikat, jadi malas menikah karena sejak awal sudah merasa mendapatkan semuanya.
4. Tidak ada hal yang lebih menarik selain soal nafsu dan kesenangan
Pertemuan sering sekali diusahakan untuk melakukan hubungan seksual. Pertemuan layaknya pacaran hanya dilakukan untuk selingan. Tapi perasaan sedang menjalani pertemuan tidak sempurna pasti dialami. Karena sudah terlanjur dikuasai nafsu dan kesenangan, maka hubungan seksual dianggap penyempurna dalam pertemuan.
5. Kerugian paling terasa akan dialami oleh wanita
Resiko hamil kemudian pria lepas tanggung jawab, janji manis hanya untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Andai saja tidak jadi menikah, wanita sudah meninggalkan bekas yang tidak mungkin bisa hilang. Kebanyakan pria ketika ingin menikahi gadis, berusaha untuk memastikan apakah wanita yang akan dinikahi masih perawan atau tidak. Bukan sampai disitu, ketika mengetahui kenyataan wanita sudah tidak perawan, pria pasti penasaran dengan siapa saja melakukan hal seperti itu. Pria pengalaman tidak akan bisa dibohongi karena perubahan fisik dan "anu" juga menunjukkan kenyataan yang sebenarnya. Padahal jika pria sampai menyimpan kekecewaan, akan ada dampak lain seperti tidak begitu minat berjuang, hingga merasa perlu untuk membalas dendam suatu saat nanti.
6. Pihak pria cenderung lebih cepat merasa bosan
Merasa sudah mendapatkan semua yang diinginkan, pria cenderung lebih mudah merasa bosan. Kalaupun bertahan, biasanya karena tuntutan, tidak tega, menyayangkan jika pacarnya dinikmati pria lain, hingga merasa masih menginginkan segala bentuk kesenangan yang dilakukan. Meskipun begitu, rasa bosan lebih mudah datang. Ketika sudah sampai pada level maksimal, pria bisa tidak lagi butuh apapun dari wanita. Apalagi sudah ada sosok lain yang berpotensi menjadi pengganti.
7. Salah satu pihak tidak lagi bisa menggunakan perasaan karena terlanjur dikuasai nafsu
Kebanyakan pria yang mengalami hal ini. Pikiran sudah dikuasai nafsu hingga mengesampingkan perasaan. Jika sudah seperti ini, pria cenderung melakukan pertemuan atau kebersamaan dengan tujuan itu saja. Setelah itu dia tidak begitu peduli dengan pasangannya.
8. Kriteria pasangan yang mengalami perubahan kualitas
Karena sudah ketergantungan dengan nafsu dan kesenangan, banyak yang akhirnya merasa mengalami perubahan selera. Ketika tertarik dengan seseorang, pikiran cenderung fokus pada hubungan seksual. Maka tidak heran, ketika orang sudah terbiasa dengan seks bebas, maka mereka akan mencari pasangan yang memiliki gaya hidup sama. Atau ada juga yang menyeret orang lain untuk mengalami gaya hidup seperti dirinya.
Baca juga: 10 Tanda Pacar Yang Selama Ini Kamu Percaya Sebenarnya Pembohong